Sukses

Sejarah Pasar Tanah Abang yang Kembali Membludak Jelang Lebaran

Pasar Tanah Abang sudah lama dikenal sebagai retail fesyen dan tekstil grosir terbesar di Asia Tenggara.

Liputan6.com, Jakarta - Jelang Lebaran, Pasar Tanah Abang di Jakarta Pusat kembali disesaki pengunjung pada Minggu, 3 Mei 2021. Polda Metro Jaya bahkan turun tangan mengatasi kerumunan yang terjadi di Pusat Grosir Pasar Tanah Abang itu. Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) Pasar Tanah Abang juga disesaki pengunjung yang asyik memilih pakaian.

Rasanya tidak ada masyarakat Indonesia yang tidak mengenal Pasar Tanah Abang. Pasar yang menjadi pusat grosir tekstil dan fesyen terbesar di Asia Tenggara. Sejak lama, pasar yang berlokasi di kawasan Jakarta Pusat ini sudah menjadi pilihan belanja murah bagi warga Jakarta dan daerah lainnya. Lalu, seperti apa sejarah Pasar Tanah Abang?

Dilansir dari laman resmi Pemprov DKI Jakarta, Pasar Tanah Abang dulunya disebut Pasar Sabtu, yang dibangun oleh tuan tanah Yustinus Vinck pada 30 Agustus 1735. Dulu, Pasar Tanah Abang hanya dibuka setiap Sabtu, dan saat itu mampu menyaingi pasar Senen yang sudah lebih maju.

Pasar ini semakin berkembang setelah dibangunnya Stasiun Tanah Abang. Di tempat tersebut, mulai dibangun tempat-tempat seperti Masjid Al Makmur dan Klenteng Hok Tek Tjen Sien yang keduanya seusia dengan Pasar Tanah Abang. Pada 1973, Pasar Tanah Abang diremajakan, diganti dengan empat bangunan berlantai empat, dan sudah mengalami dua kali kebakaran. Pertama pada 30 Desember 1978, dan kedua pada 13 Agustus 1979.

Pemda Jakarta kemudian membangun Pasar Tanah Abang menjadi pusat grosir yang modern. Mereka yang berbelanja tak akan merasa kegerahan lagi, karena Pasar Tanah Abang menjadi gedung pusat grosir berlantai 14 yang megah, modern, dan nyaman dilengkapi dengan pendingin udara. Kini, jumlah kios di Pasar tanah Abang telah lebih dari 10.000 kios.

Meski sudah beberapa kali mengalami kebakaran, terakhir pada awal April lalu, yang melanda Pasar Kambing Tanah Abang, pasar ini juga beberapa kali dibangun serta direnovasi dan tetap diserbu pengunjung.

Pasar Tanah Abang saat ini terdiri dari tiga gedung yang biasa disebut Tanah Abang Lama, Tanah Abang Metro, dan Tanah Abang AURI. Tanah Abang Lama terdiri atas beberapa blok, di antaranya Blok A, B, dan F.  Tiap blok terdiri dari kios-kios. Tiap kios menjual pakaian grosir maupun eceran, baik pakaian sehari-hari, busana muslim, pakaian dalam, pakaian anak dan masih banyak lagi.

Kalau lelah membawa banyak barang belanjaan, banyak tersedia jasa porter untuk membawa barang belanjaan. Di sini juga tersedia food court yang luas dengan berbagai restoran makanan khas Indonesia maupun fast food.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

2 dari 3 halaman

Pengunjung Tak Bisa Dibendung

Tak heran kalau menjelang Lebaran, Pasar Tanah Abang diserbu pembeli, tapi sayangnya di masa pandemi ini, pengunjung berkerumun sampai tak bisa dibendung lagi.Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau langsung Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta Pusat, Minggu 2 Mei 2021.

Peninjauan dilakukan untuk mencari formulasi menekan angka kerumunan di Pasar Tanah Abang agar tidak menjadi klaster Covid-19 baru. Anies menyebut, pengunjung Pasar Tanah Abang pada Sabtu 1 Mei 2021, lonjakan besar terjadi pada kemarin yang mencapai 87 ribu orang lebih dari separuh hari biasa yang hanya berjumlah 35 ribu pengunjung.

Menurut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, jumlah pengunjung Pasar Tanah Abang meningkat. Jumlah pengunjung pada Minggu, 2 Mei 2021 lebih banyak dari sehari sebelumnya di Sabtu, 1 Mei sebanyak 87 ribu, yaitu mencapai 100 ribu orang.

Dilansir dari laman News Liputan6.com, demi mencegah kerumunan, Anies Baswedan menegaskan akan ada perubahan waktu operasional Pasar Tanah Abang. Perubahan tersebut yakni untuk waktu tutup pasar yang dilakukan tidak bersamaan. Anies pun melarang para pedagang berjualan di luar gedung Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pelarangan ini mulai Senin 3 Mei 2021.

3 dari 3 halaman

Geger Kerumunan Pasar Tanah Abang