Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya sering berbagi informasi menarik. Kali ini tentang negara tersebut.
"Selandia Baru dikenal sebagai negara yang lebih banyak biri-birinya daripada manusia. Jumlahnya saat ini 26 juta atau 5 kali jumlah penduduk. Ini sering dijadikan becandaan," kata Tantowi dalam akun Instagram pribadinya, 2 Mei 2021.
Advertisement
Baca Juga
Meski jumlah biri-birinya banyak, tapi tidak mudah juga untuk menemukaannya. Mereka hidup di daerah-daerah tertentu. "Mengapa populasi biri-biri lebih besar dari manusia?" imbuh Tantowi.
Jawabannya, kata Tantowi Yahya, sejak awal Selandia Baru memang diproyeksikan oleh Inggris sebagai lahan pertanian dan peternakan. Flora dan Faunanya banyak yang didatangkan dari Inggris, termasuk biri-biri.
Untuk mengelolanya, dikirimlah petani dan peternak berpengalaman untuk migrasi ke koloni baru ini. Proyek ini mendatangkan hasil - mulai tahun 1800 an, Selandia Baru menjadi negeri pertanian dan peternakan unggul di dunia.
"Sebagian besar produk yang dihasilkan dikirim ke seluruh dunia sebagai komoditas ekspor unggulan. Selandia Baru saat ini adalah eksportir daging dan bulu biri-biri terbesar di dunia," tutur Tantowi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jawaban Lainnya
Sebagian besar lahan di Selandia Baru ditanami rumput untuk makanan biri-biri dan sapi. Dalam perkembangannya, di samping sebagai makanan, hamparan rumput ini menjadi pemandangan indah yang menghasilkan income besar untuk pariwisata.
"Lahan luas untuk padang rumput ini dipertahankan agar tidak mengurangi stok pakan ternak, merusak keindahan dan juga lingkungan. Pemerintah melakukan kontrol ketat agar tidak terjadi perambahan lahan," kata Tantowi.
Selain itu, tidak semua lahan di negeri ini cocok untuk pemukiman manusia karena kontur tanah yang terlalu curam dan juga cuaca yang terlalu dingin. Karena keindahan, keamanan, fasilitas publik serta pendidikan dan kesehatan yang sangat baik, sangat mudah dan tidak butuh waktu lama bagi pemerintah Selandia Baru untuk menambah jumlah penduduk.
"Namun ini mereka abaikan karena menjaga keseimbangan dan kelestarian alam jauh lebih penting dari penambahan populasi. Ijin kerja dan menjadi penduduk permanen semakin ketat dan bahkan dipersulit," tandas Tantowi Yahya.
Advertisement