Sukses

Pandora Tak Lagi Pakai Berlian Hasil Tambang, Apa yang Terjadi?

Merek perhiasan Pandora beralih ke penggunaan berlian yang dibuat di laboratorium.

Liputan6.com, Jakarta - Pandora jadi salah satu merek perhiasan ternama dunia yang memproduksi ragam aksesori mewah. Namun pada Selasa, 4 Mei 2021, Pandora mengumumkan tak lagi menggunakan berlian hasil tambang dalam produknya.

Dilansir dari laman CNN, Kamis (6/5/2021), merek perhiasan ini menyebut mereka beralih ke penggunaan berlian yang dibuat di laboraturium. Berlian ini ditekankan memiliki karakteristik optik, kimia, termal, dan fisik yang sama. Koleksi itu disebut Pandora Brilliance yang dirilis di Inggris dan akan segera diluncurkan secara global tahun depan.

"Mereka adalah simbol inovasi dan kemajuan seperti halnya keindahan abadi dan berdiri sebagai bukti agenda keberlanjutan kami yang berkelanjutan dan ambisius," kata CEO Pandora Alexander Lacik dalam sebuah pernyataan. "Berlian tidak hanya selamanya, tetapi untuk semua orang."

Batu yang dikembangkan di laboratorium telah dianggap sebagai alternatif etis dan dapat dilacak untuk berlian yang ditambang. Pandora menyebut mereka dinilai pada "4C" (alias potongan, warna, kejernihan, dan karat) yang sama dengan berlian yang ditambang sebelum dijual.

Koleksi baru berlian ini meliputi kalung, anting dan cincin. Harganya mulai dari sekitar 350 dolar AS atau setara Rp5 juta dan dapat dikumpulkan dan disatukan, sesuai dengan koleksi sebelumnya yang terkenal.

Koleksi baru Pandora juga disebut lebih ramah lingkungan, karena rata-rata dibuat dengan lebih dari 60 persen energi terbarukan. Diharapkan berlian baru akan dibuat dengan 100 persen energi terbarukan ketika koleksi tersebut dirilis secara global.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Terobosan Perhiasan Ramah Lingkungan

Batu yang dikembangkan di laboratorium ini memiliki daya tarik yang kian meningkat di konsumen yang ingin membeli produk dari rantai pasokan yang berkelanjutan. Pada Juni 2020, Pandora mengumumkan mereka hanya akan menggunakan emas dan perak daur ulang dalam produknya pada 2025.

Pada 2020, Tiffany & Co mengumumkan prakarsa penelusuran yang memungkinkan pelanggan mengetahui di negara mana tepatnya batu berlian dipotong, dipoles, dan dipasang. Namun, langkah terbaru dari Pandora menandai pergeseran yang lebih besar.

Perusahaan menargetkan pembeli utama, yang berarti penjualan berlian hanya menyumbang 50 ribu perhiasan dari total 85 juta perhiasan yang terjual tahun lalu. Itu adalah langkah signifikan dari pemain utama.

"Di AS, dan terutama di China dan India, konsumen yang lebih muda menyebut keberlanjutan adalah bagian dari proses pengambilan keputusan mereka dan dapat memengaruhi apakah mereka membeli perhiasan berlian," jelas perusahaan konsultan manajemen Bain & Company, dalam sebuah laporan yang diterbitkan awal tahun ini.

3 dari 3 halaman

Jangan Anggap Remeh Cara Pakai Masker