Liputan6.com, Jakarta - Dulu mungkin tak pernah ada yang menyangka, seorang wanita albino bisa tampil sebagai model di majalah mode terkemuka, Vogue. Hal itu ternyata mampu dicapai oleh seorang model asal China, Xueli Abbing. Meski sudah menjadi model terkenal, seperti kisah sukses lainnya, ada kisah atau cerita pilu yang pernah dijalani.
Wanita yang biasa disapa Xueli itu punya masa lalu yang menyedihkan. Saat masih bayi, ia dibuang orangtua kandungnya dan diletakkan di depan pintu panti asuhan karena ia terlahir albino atau albinisme. Di China, albinisme dianggap sebagai kutukan oleh sebagian orang.
Dilansir dari BBC, 30 April 2021, kondisi genetik langka ini menyebabkan pigmen yang membuat kulit dan rambut Xueli sangat pucat sekaligus sangat sensitif terhadap matahari. Dibalik pengalaman menyedihkan tersebut, Xueli mengaku hidupnya masih beruntung. Menurutnya, banyak anak albino di China yang bernasib lebih buruk darinya.
Advertisement
Baca Juga
"Beberapa anak, seperti saya, dibuang orangtuanya. Ada juga yang dikurung. Ada yang saat mulai bersekolah dipaksa mengecat rambut mereka agar berwarna hitam. Di beberapa negara Afrika, nasib anak albino bisa lebih tragis. Saya beruntung karena saya hanya dibuang orangtua saya ke panti asuhan," kenang Xueli saat diwawancarai BBC.
Saat di panti asuhan, para staf di sana memberi nama untuknya. "Mereka memberi saya nama Xue Li. Xue artinya salju dan Li artinya cantik," terangnya.
Xueli juga mengaku kalau orangtua kandungnya tidak meninggalkan informasi apa pun tentangnya, sehingga ia tidak tahu kapan ia dilahirkan. Namun sekitar setahun lalu, ia melakukan rontgen tangan untuk mendapatkan gambaran akurat tentang umurnya. Menurut dokter, perkiraan usia Xueli saat itu adalah 15 tahun.
Dari hasil pemeriksaan tersebut, baru terungkap kalau ia diadopsi oleh keluarga Belanda di usia tiga tahun. Ia kemudian tinggal bersama ibu dan saudara perempuan angkatnya di negeri kincir angin tersebut. Xueli merasa beruntung karena orangtua angkatnya sangat baik dan bahkan membawanya ke jalan kesuksesan.
Menurut Xueli, ia terjun ke dunia model saat usianya masih 11 tahun. Waktu itu, ibu angkatnya berteman dengan seorang desainer asal Hong Kong. Desainer itu memiliki seorang putra yang bibirnya sumbing. Dia kemudian berencana untuk membuat pakaian dan pergelaran busana yang sangat mewah untuk putranya agar orang tidak selalu menatap mulutnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Mengubah Pendapat Banyak Orang
Â
Mendengar rencana itu, ibu Xueli kemudian bertanya apakah putri angkatnya itu bisa menjadi bagian dari acara tersebut atau tidak. Sang desainer kemudian mengiyakan dan Xueli pun tampil di peragaan busana yang diadakan di Hong Kong tersebut. Acara itu menjadi awal perjalanan Xueli di bidang modeling .
Sejak itu ia mulai sering diundang ke beberapa sesi pemotretan, salah satunya sesi pemotretan untuk fotografer asal Inggris, Brock Elbank. Usai pemotretan, ia pun mengaku dihubungi oleh sebuah agensi model. "Agensi model Zebedee Talent menghubungi dan bertanya apakah saya ingin bergabung. Mereka ternyata punya misi untuk membuat para penyandang disabilitas terwakili di industri fashion," jelas Xueli.
Sementara itu, salah satu potret hasil jepretan Brock ternyata ditampilkan di majalah Vogue Italia edisi Juni 2019. Pada saat itu, ia langsung sadar kalau kemunculannya di industri fesyen bisa mengubah pandangan banyak orang, termasuk mengubah pandangannya tentang albinisme atau albino. Lewat profesinya sebagai model, Xueli ingin mengatakan kepada banyak orang bahwa albinisme bukanlah kutukan, tapi kelainan genetik.
Ia juga ingin memberikan motivasi bagi anak-anak penderita albino bahwa mereka bisa menjalani hidup dengan normal, dan bisa meraih kesuksesan.Kata Xueli, ia tidak menerima bahwa anak-anak dibunuh karena alibinisme mereka.
"Saya ingin mengubah dunia. Saya ingin anak-anak dengan albinisme lainnya, atau dengan segala bentuk kekurangan dan perbedaan, tahu kalau mereka bisa melakukan dan menjadi apa pun yang mereka inginkan," harap Xueli Abbing.
Advertisement