Liputan6.com, Jakarta - Mengapa kita harus memilah sampah? Pendiri dan Direktur Kreatif Sejauh Mata Memandang Chitra Subiyakto menjelaskan bahwa pemilahan adalah langkah kecil yang bisa dilakukan setiap orang agar sampah tidak menumpuk di tempat pembuangan akhir. Khusus untuk warga Jakarta, misalnya, TPA Bantar Gebang sudah tak mampu menerima kiriman sampah warga ibu kota karena kapasitasnya makin terbatas.
"Memilah sampah memang bukan sebuah solusi paling sempurna, tapi sebagai manusia, kita harus melakukannya, supaya tidak menumpuk di TPA, merusak bumi, dan akhirnya meracuni kita," dalam jumpa pers virtual Pameran Bumi Rumah Kita, Kamis, 6 Mei 2021.
Advertisement
Baca Juga
Ia menyatakan sebagai manusia yang numpang hidup di Bumi, sudah semestinya tidak pulang dengan meninggalkan jejak yang sulit diatasi. Dalam kasus ini, ia menyebut plastik, terutama plastik sekali pakai. Memilah sampah adalah langkah penting agar plastik bisa dimanfaatkan lebih lanjut.
Tetapi, tak semua orang memiliki pengetahuan maupun kesadaran tentang pemilahan sampah. Maka, Chitra memanfaatkan pameran sebagai media untuk mengedukasi masyarakat lebih dalam. Dalam pameran yang berlangsung mulai 29 April sampai 1 Agustus 2021 di Mal Senayan City itu, para pengunjung bisa membawa sampahnya dan memasukkannya ke drop box yang tersedia.
"Ada dari kantong plastik, bubble wrap, kaleng, produk kosmetik, sampai tekstil. Semua nanti diolah lagi supaya tidak sampai ke Bantar Gebang," ia menjelaskan.
Pameran itu berkolaborasi dengan sejumlah brand yang akan mendaur ulang sampah yang terkumpul. Pertama adalah Rekosistem yang merupakan partner dalam mendistribusikan dan mengolah sampah yang terkumpul pada pameran Bumi Rumah Kita. Anda juga dapat berpartisipasi dengan mengirimkan langsung sampah anorganik dengan menggunakan aplikasi Rekosistem.
"Atau juga bisa dikirimkan lewat ojek online ke sini. Sebaiknya yang dikirim ke sini adalah yang sudah dibersihkan ya," kata Chitra.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Daur Ulang Material Lama
Partner kedua adalah Rebricks yang menciptakan inovasi dengan mendaur ulang sampah sachet menjadi paving block. Ketiga adalah Mortier, label yang mendaur ulang tutup botol menjadi beragam perabot rumah tangga. Sementara, Alvin T akan mendayagunakan ulang sampah tekstil dan kayu bekas menjadi furnitur baru.
"Kita juga ada Setali yang mendaur ulang sampah tekstil menjadi karpet anyam dan Pable yang mendaur ulang sampah tekstil menjadi bahan baru," sambung dia.
Tak hanya para partner yang berinovasi menggunakan sampah-sampah tersebut, Chitra bersama partner dalam pameran itu juga memanfaatkan properti pameran sebelumnya untuk digunakan kembali dalam pameran tersebut. "Dari lantainya, dindingnya, semuanya di-upcycle supaya dipakai lagi," ujar dia.
Jaclyn Halim, GM Leasing and Marketing Communications Senayan City, menambahkan bahwa permasalah sampah tidak bisa ditangani hanya oleh sebagian pihak, tetapi semua pihak. Maka, kolaborasi menjadi kunci untuk bersama-sama mengedukasi lebih banyak orang.
"Enggak semua kalangan bisa menerima itu soalnya, tapi pelan-pelan target market kita sangat teredukasi. Mereka jadi terbiasa membawa sendiri kantong belanja. Kemudian, dengan banyaknya tenant enggak kasih plastik," kata dia.
Advertisement