Sukses

Pendiri Label Sepatu Vans Meninggal Dunia di Usia 90 Tahun

Paul Van Doren, pendiri label sepatu Vans, meninggalkan pelajaran hidup yang sangat fundamental, yakni pendekatannya tentang memanusiakan manusia di dalam bisnisnya.

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri label Vans sekaligus pionir industri sepatu Paul Van Doren meninggal dunia di usia 90 tahun. Kabar kematiannya disampaikan lewat akun Instagram resmi Vans, Sabtu (8/5/2021).

"Dengan berat hati Vans mengumumkan kematian co-founder kami, Paul Van Doren. Paul tidak hanya seorang wirausahawan, tetapi ia juga seorang inovator. The Van Doren Rubber Company merupakan kulminasi percobaan sepanjang hidup dan kerja kerasnya di industri sepatu," tulis admin akun Instagram tersebut.

"Eksperimen berani Paul di desain produk, distribusi, dan marketing, bersama dengan keahliannya terkait angka dan efisiensi mengubah bisnis sepatu keluarga menjadi jenama yang dikenal secara global. Teriring cinta dan kekuatan kami untuk keluarga Van Doreng dan anggota Keluarga Vans yang tak terhitung jumlahnya yang telah menghidupkan warisan Paul. Terima kasih untuk semuanya, Paul. Anda akan sangat dirindukan," demikian sambungan pernyataan itu.

Dilansir wwd.com, Sabtu (8/5/21), pada 1966, Van Doren, saudaranya James, dan mitra mereka Gordon C. Lee dan Serge Delia membuka toko Vans pertama dengan nama The Van Doren Rubber Company di Anaheim, California. Bisnis tersebut memproduksi sepatu dan menjualnya langsung ke publik. Slogan di kotak sepatu pertama adalah "Sepatu Kanvas untuk Seluruh Keluarga" oleh House of Vans.

Van Doren meluncurkan Vans dengan investasi sejumlah 250 ribu dolar AS pada 1966. Sekitar empat dekade kemudian, label sepatu itu diakuisisi oleh VF Corp., yakni pada April 2004 dengan nilai 396 juta dolar AS.

Dikutip dari laman Footwearnews, Van Doren merilis memoarnya yang berjudul Authentic, pada bulan lalu. Buku itu bercerita tentang awal ia terjun di industri sepatu sebagai bocah pelayan di Randolph Manufacturing Co. sekitar 1940an hingga mampu memajukan Vans seperti saat ini. Di dalamnya terdapat beragam pelajaran berharga dan wawasan yang didapatnya selama mengelola bisnis tersebut.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Mengutamakan Manusia

Dalam kata pengantar, Presiden Vans Doug Palladini mengenang momen berjalan bersama Van Doren ke salah satu toko Vans. Pengalaman itu sangat membekas baginya.

"Suatu waktu antara 1996 dan 2016, di antara pabriknya di Anaheim dan lusinan pabrik kami di Asia, antara 12 pasang dan 120 juta pasang, basis produksi kami telah berpindah dari California ke Asia, tetapi kebanggaan dalam merakit setiap pasang sepatu dengan tangan tetap sama," tulisnya.

Ia melanjutkan, "Mungkin skala, kompleksitas yang dihadapi Vans saat ini, tidak mungkin dipahami tetapi Paul masih bisa mengambil sepasang sepatu kets Vans, kapan saja, di mana saja, dan melihat bagaimana itu dibuat sedikit lebih baik daripada yang lain. Ini bukan tentang sepasang sepatu tertentu, melainkan tentang pendekatan, sikap, komitmen pada keunggulan. Itu adalah momen pengajaran klasik Paul Van Doren, yang tidak akan pernah saya lupakan."

Salah satu pelajaran hidup yang menarik untuk diulas dari sosok Van Doren adalah bagaimana ia sangat mengapresiasi pekerjanya. Setelah bertahun-tahun bekerja mengelola bisnis, ia yakin bahwa orang-orang adalah jawaban dari bagaimana bisnisnya bisa sukses.

"Aku punya orang-orang yang baik, kami bekerja bersama dan mengalahkan orang jahat. Kami berhasil," ujar Van Doren suatu waktu kepada FN.

"Ketika aku mulai membuka pabrikku (di Anaheim, California), aku megumpulkankan semua orangku dan berkata, " Kita adalah perusahaan orang-orang yang membuat sepatu, itu sangat berbeda dari perusahaan yang memproduksi sepatu di urutan pertama. Orang-orang adalah kunci dalam segala hal yang kami lakukan."

Ia melanjutkan, "Bila Anda merekrut orang yang benar-benar baik bersama-sama dan memiliki ide yang layak, semuanya akan berhasil." (Jihan Karina)

3 dari 3 halaman

Eksistensi Sepatu Lokal