Liputan6.com, Jakarta - Landasan pacu 10 di Bandara Internasional Savannah/Hilton Head di Georgia tak hanya sebagai lokasi pesawat dapat mendarat. Tempat ini juga jadi makam Richard dan Catherine Dotson.
Dilansir dari laman People, Minggu (16/5/2021), hingga kini, tempat peristirahatan terakhir pasangan ini tetap berada di bawah landasan pacu Bandara Internasional Savannah/Hilton Head di Georgia, Amerika Serikat.
Advertisement
Baca Juga
Hal ini terjadi setelah cicit mereka bernegosiasi dengan pemerintah federal agar kuburan mereka tetap di tempat ketika proyek perluasan landasan pacu selama Perang Dunia II membutuhkan konstruksi di daerah di mana anggota keluarga Dotson telah dimakamkan, menurut ke situs web bandara.
Makam dua kerabat keluarga Dotson lainnya, Daniel Hueston dan John Dotson, dapat ditemukan di dekat landasan pacu aktif. Menurut The State, sebuah surat kabar di South Carolina, bandara itu awalnya dibangun di bekas lahan pertanian yang berisi pemakaman keluarga Dotson, yang menampung sekitar 100 kuburan, termasuk milik orang-orang yang diperbudak.
Ketika bandara diperluas untuk menampung tentara, sebagian besar kuburan diizinkan untuk dipindahkan. Namun keluarga berharap agar kepala keluarga dan ibu pemimpin keluarga, yang meninggal pada 1800-an, dibiarkan tanpa gangguan, lapor outlet tersebut.
Akhirnya, keluarga bernegosiasi agar semua kuburan, kecuali empat kuburan dipindahkan ke Pemakaman Bonaventure di Savannah, menurut Bandara Internasional Savannah/Hilton Head.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Cerita di Baliknya
"Situs makam ini adalah satu-satunya di dunia yang tertanam di landasan pacu aktif 9.350 kaki yang melayani ribuan operasi penerbangan umum dan komersial setiap tahun," bunyi keterangan dari situs web bandara.
Penanda kuburan Richard yang terletak di samping kuburan istrinya di tepi landasan pacu, bertuliskan "At rest,". Sementara makam Catherine bertuliskan "Gone home to rest," menurut The State.
"Entah bagaimana fakta bahwa mereka masih di sana untuk beristirahat dengan damai menunjukkan sesuatu tentang orang-orang yang telah menjadi penjaga kota ini untuk waktu yang lama," kata Stan Deaton, sejarawan senior untuk Georgia Historical Society, kepada stasiun berita lokal WTGS pada 2018.
Advertisement