Sukses

Tempat Wisata Kebobolan Turis di Libur Lebaran, Apa Tanggapan Menparekraf Sandiaga Uno?

Menparekraf Sandiaga Uno menyebutkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif bukan sumber masalah, tetapi bagian dari solusi atas pandemi Covid-19. Lalu, apa tanggapannya soal tempat wisata yang tak mampu jaga protokol kesehatan di musim libur lebaran?

Liputan6.com, Jakarta Membludaknya turis di sejumlah tempat wisata saat musim lebaran 2021 sudah diprediksi sejumlah epidemiologi. Banyak pengelola tempat wisata seolah membuka pintu selebar mungkin untuk kunjungan wisatawan meski mereka sudah mengantongi sertifikasi CHSE. Lalu, apa tanggapan dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno?

Dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Senin (17/5/2021), ia menyatakan akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan tempat wisata untuk mengevaluasi kunjungan wisatawan yang melampaui kapasitas. "Jangan sampai di tempat wisata kita melihat masyarakat yang abai protokol kesehatan," ujar Sandiaga Uno.

Ia mengaku sudah berupaya agar sektor pariwisata bisa berjalan berdampingan dengan upaya pengendalian Covid-19 lewat peluncuran panduan Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability (CHSE) sejak awal pandemi. Sejumlah tempat wisata juga disertifikasi sebagai jaminan protokol kesehatan diterapkan ketat dan disiplin. Faktanya, banyak pengelola tempat wisata yang tak mampu membatasi pengunjung yang datang.

Maka, tindakan selanjutnya adalah evaluasi dengan bekerja sama dengan aparat dan pemerintah daerah. Berdasarkan temuan lapangan, sambung Sandi, para pelaku wisata terbagi menjadi tiga kategori, yakni pelaku parekraf yang sudah melakukan secara ketat dan disiplin, pelaku parekraf yang masih membutuhkan perbaikan, dan pelaku parekraf yang sama sekali belum menerapkan protokol kesehatan ketat dan disiplin.

"Kami akan secara tegas berkoordinasi untuk menindaklanjuti agar dalam beberapa hari ke depan ini bisa kita tingkatkan, agar tidak memicu penularan covid-19," ujar dia.

Ia mengingatkan agar para pengelola destinasi wisata dan sentra ekonomi kreatif untuk menutup usahanya bila tidak bisa menerapkan protokol kesehatan. "Bagi para pengelola destinasi wisata, terutama di zona-zona yang memiliki potensi risiko yang lebih tinggi, maka jika tidak bisa menerapkan (protokol kesehatan), maka tentunya kami memberikan arahan agar destinasi wisata dan sentra ekonomi kreatif tersebut lebih baik ditutup," ujarnya.

Ia juga menyatakan pemerintah membutuhkan peran serta masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan. "Karena keselamatan bangsa untuk terlepas dari jeratan Covid-19 bergantung kepada kemampuan masyarakat untuk patuh terhadap protokol kesehatan," imbuh Menparekraf.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Bukan Bagian dari Masalah

Menparekraf menyebut akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memberikan pelatihan dan pendampingan bagi pengelola tempat wisata yang belum siap menerapkan protokol kesehatan yang tepat dan benar. Menurut dia, hal itu bertujuan agar kondisi ekonomi yang kini mulai pulih, terutama sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, dapat terjaga.

Ia kembali meminta agar protokol kesehatan yang sudah disosialisasikan sebelum lebaran kembali diperketat oleh para pengelola destinasi wisata. Panduan CHSE bisa diunggah secara online dan para pengelola bisa mengajukan permohonan sertifikasi sebagai jaminan dan keselamatan bagi wisatawan.

Langkah tersebut penting agar sektor parekraf tidak selalu dianggap jadi sumber masalah, melainkan bagian dari solusi atas pandemi Covid-19. "Harapan kami agar sektor pariwisata dan ekonomi kreatif ini bangkit dan pulih, membuka lapangan kerja seluas-luasnya, patuh terhadap protokol kesehatan dan mampu untuk menjadi lokomotif, agar kita bisa melihat SDM-SDM yang diberi pelatihan mampu untuk mengawal program pemerintah yang tepat sasaran, tepat manfaat dan tepat waktu," ucap dia.

3 dari 3 halaman

Awas Lonjakan Covid-19 di Libur Lebaran