Liputan6.com, Jakarta Rambut rontok bisa dialami pria maupun wanita. Saat menyisir rambut atau bahkan setelah tiduran di kasur maupun sofa. Kerontokan rambut setiap hari sebenarnya adalah hal yang normal. Namun, bila rambut yang rontok dalam jumlah berlebihan dari biasanya, tidak boleh dianggap sepele.
Ketika tubuh kehilangan lebih banyak rambut setiap hari, seseorang mengalami kerontokan rambut yang berlebihan. Istilah medis untuk kondisi ini adalah telogen effluvium, seperti dikutip dari American Academy of Dermatology Associaton (AAD).
Rambut rontok bisa bersifat permanen atau sementara. Tentu tidak mungkin menghitung jumlah rambut yang rontok setiap harinya. Jika menyadari kehilangan lebih banyak rambut dari biasanya, Anda harus segera mencari penyebab rambut rontok berlebihan ini.
Advertisement
Berikut ini penyebab rambut rontok berlebihan yang perlu diketahui untuk mencegah kerontokan lebih lanjut mengutip dari Medical News Today:
1. Alopesia androgenetik
Alopesia androgenetik adalah istilah lain untuk pola kebotakan pria atau wanita. Ini adalah penyebab kerontokan rambut yang sangat umum. Pola kebotakan pria dan wanita adalah genetik. Laki-laki cenderung kehilangan rambut dari pelipis dan mahkota kepala. Pada wanita, rambut biasanya menjadi lebih tipis di seluruh kepala.
Alopecia androgenetik lebih mungkin terjadi seiring bertambahnya usia, tetapi dapat dimulai kapan saja setelah pubertas. Banyak wanita yang mengalami alopecia androgenetik mengembangkannya setelah melalui menopause. Artinya, hormon memiliki pengaruh terhadap kondisi kerontokan parah tersebut. Kondisi ini dapat diobati dengan minoksidil, obat untuk pertumbuhan rambut.
2. Telogen effluvium
Telogen effluvium adalah suatu kondisi dimana rambut tetap berada dalam fase telogen (pelepasan alami) dari siklus pertumbuhan. Hal ini menyebabkan lebih banyak rambut rontok, terkadang hingga rontok segenggam. Telogen effluvium biasanya merupakan kondisi sementara yang hilang seiring waktu.Â
Sangat disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebabnya. Beberapa kemungkinan penyebabnya antara lain stres yang parah, operasi, persalinan
penurunan berat badan yang cepat, masalah tiroid, obat tertentu. Seorang dokter perlu mengobati penyebab telogen effluvium. Jika dokter mencurigai obat tertentu yang menyebabkan kerontokan rambut, mereka dapat mengubahnya.
Â
3. Anagen effluvium
Anagen effluvium menyebabkan banyak rambut rontok dengan cepat selama fase anagen (pertumbuhan) dari siklus rambut. Kondisi tersebut dapat menyebabkan rambut rontok dari kepala, serta dari bagian tubuh lain, termasuk alis dan bulu mata.Â
Penyebab anagen effluvium meliputi kemoterapi, radiasi, infeksi jamur, penyakit autoimun. Perawatan untuk kondisi ini tergantung pada penyebabnya, tetapi dapat mencakup larutan minoksidil topikal.Â
Jika seseorang mengalami anagen effluvium akibat menjalani kemoterapi, mendinginkan kulit kepala selama prosedur dapat membantu. Rambut akan tumbuh kembali 3–6 bulan setelah berhenti menjalani kemoterapi.
4. Alopecia areata
Alopecia areata adalah kondisi autoimun yang menyebabkan rambut rontok secara tiba-tiba. Sistem kekebalan menyerang folikel rambut, bersama dengan bagian tubuh sehat lainnya. Rambut dari kulit kepala, serta alis dan bulu mata, bisa rontok dalam potongan kecil. Jika seseorang mengalami kondisi ini, mereka harus memeriksakan diri ke dokter. Seorang dokter mungkin meresepkan obat untuk membantu rambut tumbuh kembali.
Â
Advertisement
5. Traksi alopecia
Traksi alopecia adalah rambut rontok akibat menarik rambut menjadi gaya rambut yang ketat, yang menyebabkannya putus dan lepas. Gaya rambut yang terkait dengan kondisi ini meliputi sanggul, ketat atau kuncir kuda, kepang, cornrows, ekstensi.Â
Jika traksi alopecia berlanjut, seseorang dapat mengembangkan bintik-bintik kebotakan dan penipisan rambut. Dalam hal perawatan diri, menghindari gaya rambut ketat biasanya akan mencegah kerusakan lebih lanjut.
6. Efek Obat-Obatan
Obat-obatan tertentu memiliki efek samping yang dapat menyebabkan rambut rontok. Contoh obat tersebut meliputi pengencer darah (seperti warfarin, Accutane (untuk mengobati jerawat), antidepresan (termasuk Prozac dan Zoloft), Beta-blocker, obat penurun kolesterol (seperti Lopid).
Jika Anda merasakan bahwa rambut rontok yang berlebihan mungkin dikarenakan obat yang sedang Anda minum, maka Anda harus mempertimbangkan untuk memeriksakan diri ke dokter. Dokter mungkin dapat mengurangi dosis atau mengalihkan orang tersebut ke obat lain.
Beberapa kasus rambut rontok berlebihan memerlukan perawatan. Anda bisa berkonsultasi ke dokter kulit untuk mendiagnosa penyebabnya. Jika kerontokan rambut dianggap sudah dalam tahap memerlukan perawatan khusus, maka dokter akan merekomendasikan obat-obatan, pengangkatan sebagian kulit kepala, terapi laser untuk menumbuhkan rambut, atau mungkin operasi transplantasi rambut. Selain itu, penggunaan shampo yang tepat dan menutrisi juga dapat membantu mengatasi rambut rontok.
Â
(*)