Sukses

Cotton Bud Ramah Lingkungan, Ganti Tangkai Plastik dengan Bambu

Cotton bud bertangkai plastik menimbulkan masalah lingkungan. Banyak yang tertelan hewan karena tak tahu itu berbahaya.

Liputan6.com, Jakarta - Kecil-kecil jadi bukit. Sekecil apapun sampah plastik, bisa jadi masalah besar bila tidak ditangani dengan baik. Salah satunya adalah cotton bud bertangkai plastik.

Dilansir dari Harpers Bazaar, Selasa, 18 Mei 2021, Pemerintah Inggris telah melarang penggunaan cotton bud sejak 1 Oktober 2020. Berdasarkan situs pemerintah setempat, terdapat 1,8 miliar cotton bud yang digunakan setiap tahunnya oleh masyarakat Inggris dan sebagian besar berakhir di laut.

Data lain dari Refinery29 memperkirakan bahwa dari 1,8 milliar cotton bud bertangkai plastik yang digunakan, sekitar 10 persenya dibuang ke toilet. Cotton bud bertangkai plastik hanyalah salah satu dari ribuan produk sanitasi yang dibuang dengan tidak benar yang dapat mengakibatkan pencemaran saluran air dan lingkungan laut. Bahkan, benda satu ini juga mengancam satwa liar.

Bentuk cotton bud yang panjang dan tipis dapat menembus organ-organ internal hewan laut yang secara tidak sengaja menelannya. Batang plastik ini juga sering ditemukan di perut burung laut.

Melihat kondisi ini, banyak toko di Indonesia yang menyediakan barang-barang ramah lingkungan, sehat dan berkelanjutan mulai menjual cotton bud yang terbuat dari bambu. Cotton bud yang terbuat dari bambu ini dapat dibuang ke sampah organik atau tempat kompos.

Bambu diketahui bersifat biodegradedable, yakni memiliki kemampuan untuk terurai dengan aman dan relatif cepat serta dapat membaur kembali ke lingkungan. Bambu juga mampu tumbuh dengan cepat sekitar 2-3 kaki dalam waktu 24 jam sehingga dinilai lebih ramah lingkungan.

 

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Berapa Harganya?

Bambu memiliki manfaat yang menakjubkan karena tanaman ini secara efisien menyimpan karbon. Ia menyerap karbondioksida dua kali lebih banyak dibanding pohon, serta menghasilkan oksigen dalam jumlah besar sekitar 30 persen lebih banyak dibanding tanaman lain.

Jika cotton bud dari bambu ini semakin dikenal oleh masyarakat, akan semakin banyak produsen yang menanam bambu untuk jadi bahan baku produksi. Hal ini akan berdampak baik lantaran bambu memiliki akar kuat yang membuat tanah lebih stabil, sehingga dapat menstabilkan dan memulihkan tanah, serta mencegah tanah longsor.

Cotton bud ini hanya membutuhkan waktu sekitar dua minggu untuk bisa hancur apabila dikompos. Ditambah lagi, cotton bud bambu juga dibuat dalam kemasan kardus daur ulang yang dapat mengurangi limbah plastik.

Salah satu toko yang menjual barang ramah lingkungan, BulkSource mulai menjual cotton bud bambu dari 100 persen kapas biodegradable dan bambu organik. Desainnya sama seperti cotton bud pada umumnya, tidak berbau, serta bebas dari pewarna, bahan kimia, dan plastik. Cotton bud ramah lingkungan ini dijual dengan harga Rp27.500 per kemasan dengan isi 100 buah. (Dinda Rizky Amalia Siregar)

3 dari 3 halaman

Penyumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Sejagat

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.