Liputan6.com, Jakarta - Pangeran Harry mengatakan bahwa pertemuan dengan Meghan Markle membuatnya sadar bahwa ia harus menghadapi trauma masa kecil, khususnya kematian sang ibunda, Putri Diana. Ini diungkap dalam serial dokumenter The Me You Can't See.
"Saya pergi ke dokter, saya menemui terapis, saya bertemu terapis alternatif, saya melihat semua jenis orang, tapi itu (tentang) bertemu dan bersama Meghan," kata Pangeran Harry ketika ditanya tentang apa yang mendorongnya mencari bantuan dan menganggap serius kesehatan mental.
"Saya tahu bahwa jika saya tidak melakukan terapi dan memperbaiki diri saya sendiri, saya akan kehilangan wanita yang saya anggap bisa berbagi hidup dengan saya," tambah Duke of Sussex.Â
Advertisement
Baca Juga
"Saya segera menetapkan bahwa jika hubungan ini ingin berhasil, saya harus menghadapi masa lalu saya karena ada kemarahan di sana," Pangeran Harry mengakui. "Itu bukan kemarahan padanya (Meghan), itu hanya kemarahan dan ia mengenalinya. Ia melihatnya."
Soal memperbaiki trauma, Pangeran Harry menyebut dirinya harus kembali ke masa lalu, "kembali ke titik trauma, menghadapinya, memprosesnya, kemudian bergerak maju."
Serial dokumenter yang dikerjakan bersama Opray Winfrey ini disebutkan sebagai "pekerjaan jangka panjang Pangeran Harry tentang berbagai masalah dan inisiatif terkait kesehatan mental." Di sana ia secara terbuka berbagi pengalaman pribadi dan mengadvokasi mereka yang diam-diam menderita, mendorong mencari bantuan dan dukungan yang layak.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Awal Hubungan dengan Meghan Markle
Pangeran Harry menyebut banyak pembelajaran di awal hubungannya dengan Meghan Markle. Di masa itu, saat beradu argumen, Meghan menyarankan Harry untuk mencari bantuan profesional terkait kesehatan mentalnya.
"Saat saya memulai terapi, mungkin saat itu dalam sesi kedua saya, terapis saya berbalik pada saya dan berkata, 'Kedengarannya seperti Anda kembali ke Harry yang berusia 12 tahun,'" tuturnya.
"Saya merasa agak malu dan defensif. Saya berkata, 'Berani-beraninya Anda? Anda memanggil saya anak kecil.' Dan ia berkata, 'Tidak, saya tidak menyebut Anda anak kecil. Saya mengungkap simpati dan empati karena apa yang terjadi ketika Anda masih kecil,'" cerita Pangeran Harry.
"Itulah awal dari perjalanan belajar saya. Saya jadi sadar bahwa saya telah hidup dalam gelembung di dalam keluarga ini, di dalam institusi ini, dan saya hampir terjebak dalam proses berpikir atau pola pikirnya," tandasnya.
Advertisement