Liputan6.com, Jakarta - Menghidupkan kembali ekosistem wisata di tengah pandemi, Dinas Pariwisata (Dispar) Yogyakarta menyiapkan paket wisata dengan persyaratan khusus. "Paket sehat corridor," kata Kepala Dispar Yogyakarta, Singgih Raharjo, mengutip Antara, Sabtu, 22 Mei 2021.
Pihaknya menggagas paket wisata itu, lantaran tidak semua sektor pariwisata bisa bergerak di tengah pembatasan untuk tetap mengutamakan kesehatan dan keselamatan publik dengan mencegah transmisi COVID-19.
Meski hotel tetap bisa menerima tamu di tengah berbagai keterbatasan, kata Singgih, bisnis perjalanan wisata hampir sama sekali tidak dapat berjalan. "Makanya ini coba digerakkan dengan syarat-syarat tertentu," imbuhnya.
Advertisement
Baca Juga
Syarat yang dimaksud, yakni calon wisatawan dipastikan negatif COVID-19. Sebagai jaminan itu, pihaknya akan memberi insentif layanan screening COVID-19 berupa tes GeNose C19 secara gratis sebelum mengikuti agenda di paket wisata.
Kemudian, destinasi wisata yang disambangi juga harus berada di zona hijau. Sedangkan, hotel yang dipilih untuk bermalam mesti sudah mengantongi sertifikasi Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan) (CHSE).
Jadi, selain menggerakkan kembali bisnis perjalanan wisata, pihaknya bermaksud menambah okupansi hotel di Yogyakarta yang merosot dramatis sejak periode krisis kesehtan global melanda.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Upaya Tambah Okupansi Hotel
Singgih menambahkan bahwa sekarang sudah ada beberapa pergelaran Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) di Yogyakarta, juga untuk menambah okupansi hotel di wilayah tersebut. "Nanti kami gerakkan juga dari Pemda DIY dan pemerintah kabupaten/kota," ucapnya.
Berdasarkan aplikasi Visiting Jogja, pihaknya mencatat kunjungan wisatawan pada 12--16 Mei 2021 sebanyak 93.364. Menurutnya, tujuh persen dari angka itu merupakan wisatawan luar Yogyakarta yang berhasil lolos dari penyekatan.
Menurut Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Maulana Yusran, lapor kanal Bisnis Liputan6.com, Yogyakarta memang jadi salah satu wilayah dengan okupansi hotel paling rendah selama libur Lebaran.
"Pada saat Lebaran ini (okupansi hotel) bisa sampai single digit. Banyak yang mendapatkan di bawah 10 persen di berbagai daerah, kecuali daerah-daerah tertentu (seperti Jabodetabek)," katanya.
Advertisement