Sukses

6 Fakta Menarik tentang Parepare, Tempat Kelahiran Presiden ke-3 RI B.J Habibie

Kisah cinta sejati BJ Habibie dan Ainun diabadikan melalui Monumen Cinta Sejati Habibie Ainun yang terletak di Parepare.

Liputan6.com, Jakarta - Kota Parepare merupakan salah satu kota di Provinsi Sulawesi Selatan. Kota dengan luas wilayah sebesar 99,33 kilometer persegi ini didiami oleh Suku Bugis dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Presiden Republik Indonesia (RI) ke-3, B.J Habibie menjadi salah satu tokoh terkenal yang lahir di Parepare.

Parepare dulu hanyalah sebuah wilayah yang dipenuhi dengan semak belukar dan diselingi oleh lubang-lubang tanah yang agak miring lantaran tanah tersebut tumbuh secara tidak teratur. Wilayah tersebut kenudian diolah menjadi kota yang memiliki 4 kecamatan dan 22 kelurahan.

Parepare terletak di sebuah teluk yang menghadap ke Selat Makassar dan terletak di tepi laut. Meskipun letaknya di pinggir laut, sebagian besar wilayah Parepare merupakan daerah perbukitan. Kelap-kelip lampu pada malam hari yang menyinari Parepare membuat kota ini berbeda dengan kota lainnya.  Seluruh jalanan pada malam hari, alun-alun kota, dan daerah lainnya dihiasi oleh lampu-lampu yang gemerlap.

 

Nama Kata Parepare ditenggarai sebagian orang berasal dari kisah Raja Gowa. Dalam satu kunjungan persahabatan Raja Gowa XI, Manrigau Dg. Bonto Karaeng Tunipallangga (1547-1566) berjalan-jalan dari kerajaan Bacukiki ke Kerajaan Soreang. Ia tertarik dengan pemandangan yang indah pada hamparan ini dan spontan menyebut “Bajiki Ni Pare” artinya “Pelabuhan di kawasan ini) dibuat dengan baik”.

Kata Parepare punya arti tersendiri dalam bahasa Bugis, yaitu Kain Penghias " yang digunakan di acara khusus seperti pernikahan, Tentu bukan itu saja fakta menarik tentang Parepare. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut enam fakta menarik tentang Parepare.

1. Kota Cakar

Parepare dikenal sebagai kota cakar atau cap karung oleh masyarakat sekitar. Hal ini karena produk pakaian, sepatu bekas, minuman, makanan, hingga tekstil bebas masuk di Pelabuhan Ajatappareng, Parepare. Oleh karena itu, beberapa pasar di sana menjual produk impor tersebut dengan harga yang relatif lebih murah. Pasar yang menjual produk impor yakni Pasar Senggol dan Pasar La Bukkang. Meskipun barang yang masuk ke Parepare adalah barang bekas, kualitasnya konon tak kalah dengan pakaian baru yang dijual di pasaran.

2. Kota Peduli Lorong Terbaik

Wali Kota Parepare HM Taufan Hawe barru-baru ini membuat sebuah konsep peduli lorong. Konsep ini membuat lorong-lorong yang dulunya terkesan kotor, kumuh, dan juga sempit menjadi indah, bersih, nan hijau. Konsep yang diusung sang Wali Kota membuat Parepare menjadi kota peduli lorong terbaik di Sulawesi Selatan bahkan di Indonesia.

Menariknya, lorong yang terkesan menyeramkan tak hanya disulap keindahannya. Keamanannya juga diperhatikan dengan pemasangan ribuan lampu di jalan pada setiap lorong. Jadi, bagi masyarakat yang ingin melintasi lorong tak lagi takut karena telah ditemani ribuan lampu yang menyinari jalanan.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

2 dari 4 halaman

3. Pengabadian Cinta Sejati Habibie dan Ainun

Kisah cinta sejati antara BJ Habibie dan Ainun dikenang dan diabadikan melalui Monumen Cinta Sejati Habibie Ainun yang terletak di Parepare. Monumen ini juga didirikan untuk menginspirasi warga Parepare agar mendapatkan cinta sejati. Menariknya, monumen tersebut merupakan kado pernikahan Habibie pada hari ulang tahun pernikahannya bersama Ainun.

Patung yang terbuat dari perunggu ini menggambarkan sosok B.J Habibie yang tengah melambaikan tangan kanannya dan tangan kirinya merangkul sang istri. Patung Habibie Ainun diresmikan sendiri oleh B.J Habibie pada 12 Mei 2015.

4. Festival Sarung

Festival Mallipa merupakan salah satu budaya Bugis khususnya masyarakat Bacukiki yang terus melestarikan budaya ini. Tradisi ini telah ada jauh sebelum masuknya agama Islam ke tanah Bugis. Mallipa dalam bahasa Indonesia berarti memakai sarung. Pemerintah Kota Parepare menggelar Festival Sarung untuk mengajak generasi milenial dalam membudayakan penggunaan sarung sebagai warisan budaya yang tidak dimiliki oleh bangsa lain.

Festival Mallipa telah menjadi agenda tahunan Kota Parepare. Setiap tahun, pemeritah kota menggelar Festival Mallipa dengan menampilkan berbagai budaya tradisional, seperti mappadendang, seni bela diri serta jeppeng, tarian asal Takalar yaitu Aqtabe, hingga menampilkan sebuah atraksi sigajang ri laleng ripa.

3 dari 4 halaman

5. Makanan Khas Nasu Palekko

Nasu palekko salah satu makanan khas suku Bugis yang ada di Parepare. Berbeda dengan makanan lain, nasu palekko memiliki cita rasa yang khas dan kaya. Nasu palekko merupakan kuliner pedas yang berbahan dasar daging itik atau bebek. Pengolahannya pun sangat teliti, sebelum diolah daging itik atau bebek tersebut dilumuri oleh perasan jeruk nipis atau cuka agar tak berbau amis.

Daging bebek nasu palekko dipotong kecil-kecil atau dicincang dan dicampurkan dengan bahan-bahan yang begitu banyak, seperti cabai, asam jawa, bawang merah, bawang putih, serai, lengkuas, merica, daun salam, daun jeruk, kunyit, garam, dan juga gula. Rasa pedas yang diberikan oleh nasi palekko tak hanya pada bumbunya, melainkan dagingnya juga dibubuhi oleh rasa pedas.

6. Potensi Maritim di Timur Indonesia

Kota Parepare memiliki empat pelabuhan yang berpotensi menjadi penopang perekonomian di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Empat pelabuhan tersebut yakni, Pelabuhan Nusantara, Cappa Ujung, Lontage, dan Pelabuhan Cempae.

Pelabuhan Nusantara yang ada di Parepare dapat menghubungkan Kota Parepare dengan kota lainnya yang ada di pesisir Kalimantan, Surabaya, dan kota-kota pelabuhan di KTI. Kehadiran empat pelabuhan yang ada di Parepare merupakan potensi industri maritim besar yang akan berkembang ke depannya.  (Dinda Rizky Amalia Siregar)

4 dari 4 halaman

Warisan BJ Habibie untuk Indonesia dan Dunia