Sukses

Kuliner Indonesia Berkembang di Selandia Baru, Kemenparekraf Tangkap Peluang Promosi Wisata

Dubes RI untuk Selandia Baru Tantowi Yahya mengatakan dari hanya tiga restoran di 2017, kini sudah ada 14 restoran Indonesia di sana.

Liputan6.com, Jakarta - Kuliner Indonesia mulai unjuk gigi di Selandia Baru. Indikasinya, Dubes RI untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya, menyebut dari semula hanya tiga restoran Indonesia di Negeri Kiwi, sekarang sudah ada 14 restoran Indonesia dibuka di sana.

"Ada yang bentuknya permanen restoran fine dining, ada yang sifatnya kafetaria, food truck, ada yang bentuknya warung. Sebagian besar hasilnya baik, bukan hanya komunitas kita, tapi juga masyarakat lokal, orang-orang asing pada dasarnya menggemari masakan Indonesia," ujar Tantowi Yahya dalam virtual meeting bersama Kemenparekraf, Kamis, 3 Juni 2021.

Ia menyebut hal itu merupakan peluang bagi kuliner Indonesia semakin membumi di tengah Selandia Baru. Terlebih, tempat yang menjual makanan khas Indonesia tersebar di beberapa area dengan segmentasi pasar yang beragam.

"Lokasi mereka ini bagus-bagus, ada yang di tengah kota, di daerah elit, ada yang food truck yang didatangi ratusan hingga ribuan orang setiap minggunya, sayang kalau tidak dimanfaatkan," imbuhnya.

Hal senada juga disampaikan Burhan, pemilik Restoran Garuda di Selandia Baru. Ia kini mengelola tiga food truck dan satu restoran di sana. Menurut dia, menu nasi goreng dan mi goreng yang bercita rasa Indonesia sangat diminati warga Selandia Baru.

Lebih lanjut ia mengatakan, pelaku kuliner menjadi garda terdepan dalam mempromosikan Indonesia kepada masyarakat Selandia Baru secara langsung. Maka itu, ia antusias untuk berkolaborasi dengan Kemenparekraf dalam memperkenalkan kuliner dan wisata Indonesia. Ia berharap pemerintah bisa membantu membuatkan materi promosi wisata Indonesia berupa flyer tentang destinasi wisata di Indonesia.

"Sebab sering sekali banyak yang bertanya kepada kita ketika datang ke restoran atau food truck bagusnya pergi ke mana. Hanya saja saya sulit sekali mengarahkan karena tidak ada bahan seperti ke daerah ini enaknya ke wisata apa ya, naik apa, dan harus mencoba kuliner apa. Jika ada materi promosi akan lebih mudah, kita tinggal berikan dan mempersilakan mereka mempelajarinya," ujarnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Usulan Festival Kuliner

Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengajak para pelaku kuliner di Selandia Baru untuk berkolaborasi membuat program guna memperkenalkan wisata dan kuliner Indonesia di Selandia Baru. Salah satu usulannya adalah menggelar festival kuliner dalam waktu dekat

Event tersebut digelar secara hibrid agar membangkitkan semangat pengusaha kuliner Indonesia di Selandia Baru. "Dalam jangka waktu dekat ini, sambil menunggu tahun 2022, yang mungkin event substansial kita bisa konsepkan event, seperti food festival secara hybrid, virtual," jelas dia.

Sandi bahkan sudah memikirkan rancangan acaranya. Baik dia maupun Tantowi Yahya akan mencicipi makanan yang terhidang secara bersama-sama. Selain itu, Kemenparekraf juga akan mengirimkan kuliner dari Indonesia langsung ke Selandia Baru, begitu pula sebaliknya.

"Kita undang tiga ribu orang, universitas-universitas, baik yang di sana atau di Indonesia. Jadi pentahelixnya dapat, dan bisa membangkitkan semangat," imbuh Sandi.

Direktur Kuliner, Kriya, Desain dan Fesyen Kemenparekraf, Yuke Sri Rahayu, menambahkan akan mengolaborasikan pelaku kuliner Indonesia di Selandia Baru dalam program Masak Bersama Master Secara Online (MASAMO), dan  kegiatan Bedah Desain Kemasan Kuliner Nusantara (BEDAKAN).

"Kita bisa kaitkan dengan program MASAMO masak bersama master yang selama ini kita mengawal di daerah destinasi pariwisata super prioritas, kita akan go master chef Indonesia ke sana. Lalu, juga bisa coba kegiatan BEDAKAN, dan meminta para desainer dari Asosiasi Desain Indonesia untuk membuatkan desain kemasan yang ada informasi wisata Indonesia untuk pelaku kuliner di Selandia Baru," ujar Yuke.

3 dari 3 halaman

Diplomasi Indonesia via Jalur Kuliner