Liputan6.com, Jakarta - Nicolas Saputra rupanya menghabiskan banyak waktu luangnya dengan turun ke dapur. Masa pandemi Covid-19 memberinya kesempatan untuk mengeksplorasi beragam masakan Indonesia.
Sebelum itu, ia mengaku ragu mempelajari masakan Indonesia, lantaran menganggap lebih rumit dibandingkan membuat masakan ala Barat. Utamanya soal bumbu dan proses memasak yang memakan waktu.
"Saya pikir saya enggak bisa masak masakan Indonesia karena bumbunya lebih banyak, ada hapalannya. Western saya pikir lebih gampang," tuturnya dalam jumpa pers peluncuran Miele Gen 7000 di Jakarta, Kamis, 3 Juni 2021.
Advertisement
Baca Juga
Menurut aktor film Aruna dan Lidahnya itu, kebanyakan resep ia pelajari via platform berbagi video. Ia juga sering mengontak ibu dan teman-temannya untuk mendapatkan rasa masakan yang lebih sedap.
"Tutorial YouTube itu basic-nya aja, tapi karakteristik di masakan itu sebenarnya kan lebih berdasarkan pengalaman pribadi orang-orang," ia menjelaskan.
Salah satu resep yang berhasil dikuasainya adalah ayam woku. Nico bahkan menunjukkan keahlian memasak masakan Indonesia itu saat memproduksi sekaligus membintangi video komersial peralatan dapur asal Jerman. Di video itu, selain ayam woku, ia juga membuat dimsum dan pepes ikan.
"Seneng aja sih bisa masak. Menurut saya, masak itu meditatif, bisa menenangkan. Ada berbagai macam unsur di situ, ada suara, warna, rasa, aroma. Itu hidup banget buat saya," jelasnya.
Di samping, ia juga mengeksplorasi resep sendiri untuk mendapatkan masakan yang enak menurutnya. Utamanya saat mengolah sayur-sayuran, terlebih ia juga menanam sendiri beberapa bahan makanan di kebun rumahnya, seperti bayam, kangkung, dan oyong.
"Saya banyak explore berbagai macam jenis sayuran. Sayuran sangat versatile, bisa dibuat macam-macam, ala Western bisa, ala Indonesia juga. Bisa direbus, di-sautee," ucap Nicolas.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Untuk Bertahan Hidup
Nico juga menambahkan, memasak merupakan keterampilan dasar yang semestinya dikuasai, baik pria maupun wanita, untuk bertahan hidup. Keterampilan itu juga membantunya saat traveling ke alam, seperti mendaki gunung.
"Penting bisa buat masakan sederhana supaya bisa bertahan hidup. Kayak camping ke hutan, kita kan dituntut untuk masak sendiri, mau makan gimana kalau kita enggak bisa masak? Maka, penting untuk mengetahui alatnya, caranya," jelas dia.
Nico mengaku jauh sebelum membintangi film yang bertema kuliner, ia telah lebih dulu mempelajari cara memasak. Maka, ia pun tak mempermasalahkan bila pria turun ke dapur.
"Laki-laki ke dapur itu enggak asing bagi saya, ayah saya juga masak," jelas dia.
Bagi dia, dapur bukan teritori hanya satu gender tertentu. Itu pula yang ia pelajari saat berkelana ke pedalaman Indonesia. "Kalau di Aceh, yang masak gulai, laki-laki yang kerjakan. Di Kalimantan, ada bagiannya yang dikerjakan laki-laki. Itu sudah jadi bagian kehidupan kita sehari-hari," ucapnya.
Advertisement