Sukses

6 Fakta Menarik tentang Buton, Penghasil Aspal yang Pernah Dijanjikan Status Daerah Istimewa oleh Sukarno

Namun, status daerah istimewa yang dijanjikan Presiden ke-1 RI Sukarno kepada Sultan Buton itu tidak pernah terwujud.

Liputan6.com, Jakarta - Kabupaten Buton merupakan salah satu daerah tingkat II di Provinsi Sulawesi Tenggara. Kabupaten ini juga terletak di Pulau Buton yang menjadi pulau terbesar di luar pulau induk Kepulauan Sulawesi dan menjadi pulau terbesar di dunia dengan menduduki peringkat ke-130. Wilayah seluas 2.488.71 kilometer persegi ini terkenal sebagai salah satu kabupaten penghasil aspal.

Awalnya, wilayah Kabupaten Buton adalah wilayah Kerajaan Buton atau Kesultanan Buton. Pemberian nama Buton berasal dari nama sejenis pohon, yaitu pohon butun (Barringtonia asiatica) yang tumbuh secara bebas di kawasan pelabuhan, pelayaran, dan perdagangan di pesisir selatan Pulau Buton.

Pohon tersebut sering digunakan oleh masyarakat pada upacara adat di Buton. Dalam upacara tersebut masyarakat setempat menggunakan daun pohon butun sebagai ganti piring untuk makan.

Penamaan Buton juga merupakan penyerapan dari Bahasa Melayu, yaitu butun. Alasannya, Buton didirikan oleh empat orang imigran yang berasal dari kawasan Johor yang merupakan wilayah suku Melayu.

Masih banyak lagi hal-hal menarik tentang Buton. Berikut enam fakta menarik tentang Buton yang dirangkum dari berbagai sumber.

1. Ritual Gadis Siap Dipinang

Posuo merupakan salah satu budaya masyarakat Buton yang berarti pingitan. Tradisi Posuo ini dilakukan oleh anak perempuan yang telah memasuki usia dewasa atau telah mengalami datang bulan.

Dahulu, Posuo dilakukan selama delapan hari delapan malam. Namun, perkembangan zaman yang kian maju membuat tradisi ini dilakukan hanya dalam satu malam saja. Ritual Posuo dilaksanakan sebagai penanda transisi bagi seorang wanita, dari gadis remaja (Kabua-bua) menjadi seorang gadis dewasa (Kalambe).

Biasanya, ritual ini dilaksanakan oleh empat orang dukun, tetapi bisa juga oleh dua orang dukun yang mahir. Selama ritual berlangsung, para peserta Pasuo hanya diperbolehkan bertemu dengan dukun yang memimpin jalannya ritual. Lalu, mereka akan mendapatkan bimbingan moral, spiritual, dan juga pengetahuan.

Pelaksanaan ritual Pasuo dibagi menjadi tiga prosesi yang harus dijalani, pertama disebut Pauncura atau pengukuhan, kedua Bhalyi Yana Yimpo atau mengubah penampilan yang dilakukan setelah ritual berjalan selama lima hari dan ketiga Matana Kariya atau puncak acara.

2. Ikan Unik Bercorak Batik

Ikan mandarin merupakan salah satu jenis ikan yang menawan karena memiliki corak batik di tubuhnya. Ikan ini hanya dapat ditemukan di bawah Laut Teluk Pasarwajo, Kabupaten Buton.

Ikan Mandarin bercorak batik berasosiasi di wilayah spot terumbu karang. Ketika didekati oleh penyelam, ikan ini tidak akan menghindar seperti jenis ikan lainnya karena termasuk ikan jinak.

Pesona bawah laut Teluk Pasarwajo juga dihiasi oleh beragam warna Ikan Anemo, Ikan Kerapu Raksasa, dan jenis ikan karang unik lainnya seperti Napoleon. Pengunjung yang tak ingin menyelam juga dapat menikmati keindahan terumbu karang dari atas kapal karena air laut Teluk Pasarwajo sangat bening.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

2 dari 4 halaman

3. Gua Unik di Bawah Laut

Berbeda dengan gua pada umumnya, gua yang ada di Buton sangat unik karena lokasinya yang berada di dasar laut. Gua Loba-Loba merupakan gua indah berupa terowongan yang menghubungkan bawah laut dengan daratan di Desa One Wara, Kecamatan Lakudo.

Gua ini memiliki kedalaman mencapai 27 meter. Setiap orang yang menyelam akan melihat pemandangan bawah laut yang dihiasi dengan terumbu karang. Selain itu, berbagai jenis biota laut juga menambah keindahan Gua Loba-Loba.

Nama Loba-Loba dalam bahasa Wolio memiliki arti lobster. Sesuai namanya, di dalam gua ini terdapat puluhan lobster yang menawan. Ketika menyelam hingga ujung gua, pengunjung akan disambut oleh cahaya dari langit yang menakjubkan.

4. Sempat Ditawarkan Jadi Daerah Istimewa

Pada Februari 1950, Sukarno bertemu dengan Sultan Buton yang dikenal dengan Pertemuan Malino. Pada pertemuan tersebut, dia meminta tiga pemimpin Kerajaan Buton untuk bergabung menjadi bagian dari Negara Republik Indonesia (NKRI).

Khusus Kesultanan Buton, Sukarno menawari Buton status Daerah Istimewa, layaknya Aceh dan Yogyakarta asalkan mereka mau bergabung dengan NKRI. Gubernur Jenderal Belanda juga mengundang raja-raja di Sulawesi dan menawarkan pembentukan  negara bagian mereka sendiri, yaitu Negara Indonesia Timur.

Sultan Buton lalu memilih untuk bergabung dengan Indonesia kala itu. Namun, harapan mendapatkan posisi dan otonomi khusus itu hingga kini tidak pernah terlaksana.

3 dari 4 halaman

5. Pesona Pulau Ular

Pulau Liwutongkidi adalah salah satu wisata bahari yang menakjubkan di Kabupaten Buton. Pulau kecil yang juga dikenal dengan nama Pulau Ular ini menawarkan pemandangan laut dan pantai dengan pasir putih.

Daya tarik lain yang dimiliki pulau cantik ini adalah mempunyai keanekaragaman dari terumbu karang serta biota laut. Pulau Ular termasuk pulau yang tidak berpenghuni. Bentuknya juga unik karena dilihat dari udara, Pulau Ular mempunyai bentuk seperti dua cincin yang saling berkaitan. 

6. Bukit dengan Savana yang Indah

Bukit Lamando merupakan bukit hijau nan indah dengan hamparan padang rumput yang sangat luas. Ketika memasuki musim kemarau, padang rumput tersebut terlihat menimbulkan gradasi hijau dan cokelat keemasan yang sangat cantik saat dipandang mata. Bukit Lamando memiliki tampilan yang serupa dengan bukit di film Teletubbies.

Keindahan Bukit Lamando membuat bukit ini masuk nominasi pada ajang bergengsi tingkat nasional, yakni sebagai salah satu Destinasi Terpopuler Untuk Kategori Dataran Tinggi dalam ajang Anugerah Pesona Indonesia 2020 yang bersaing dengan 10 daerah lain di Indonesia. Bukit Lamando semakin indah karena dari kejauhan terlihat pemandangan Laut Banda membentang luas di hadapan bukit ini. (Dinda Rizky Amalia Siregar)

4 dari 4 halaman

5 Tips Liburan Aman Saat Pandemi