Sukses

Iklan Nike tentang Isu Kesetaraan Gender Tuai Kecaman Warga Jepang

Iklan Nike yang mengangkat isu kesetaraan gender yang masih senjang di Jepang mendapatkan dislikes jauh lebih banyak daripada likes.

Liputan6.com, Jakarta - Nike kerap mengangkat isu sosial lewat iklan yang ditayangkannya. Namun, sebuah iklan tentang kesetaraan gender yang disiarkan di Jepang dikecam keras warga setempat.

Melansir laman Japan Today, Selasa, 8 Juni 2021, iklan Nike itu bertajuk “New Girl, Play New” yang menyoroti tantangan yang dialami wanita di seluruh negeri. Mereka lalu mengeluarkan pernyataan yang dianggap kontroversial di akhir iklan.

"Besar sebagai gadis perempuan di Jepang dulu berarti satu hal, sekarang itu bisa berarti segalanya. Jadi, apa yang akan kamu lakukan?" demikian pernyataan tersebut.

Iklan berdurasi hampir dua menit itu diawali dengan seorang ibu yang didampingi suaminya mengecek kehamilannya. Pasangan itu lalu menyadari bahwa mereka akan menyambut anak perempuan.

Setelah merasa senang mendengar kabar tersebut, mereka lalu merasakan kekhawatiran atas masa depan putri mereka kelak. Diceritakan bahwa anak perempuan rawan berjalan sendiri di luar malam-malam hingga tak diberi kesempatan berpendapat dalam pertemuan bisnis.

Iklan juga menyindir soal parlemen yang terlalu didominasi kaum lelaki. Mereka menggambarkannya dengan mengundang lima anggota legislatif perempuan ke rapat yang dihadiri kaum lelaki, tapi dilarang berbicara dalam momen itu.

Adegan itu menggambarkan soal tantangan sosial yang dihadapi para perempuan Jepang saat ini. Di sisi lain, video juga menampilkan beberapa atlet wanita dan sosok perempuan lain yang berusaha melawan stereotipe tersebut sehingga memberi jalan berbeda bagi para perempuan muda Jepang di masa depan.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 4 halaman

Kesenjangan Gender

Sebagai negara maju, Jepang terbilang terbelakang terkait kesetaraan gender. Negara itu menempati urutan ke-121 dari 153 negara berdasarkan Indeks Kesenjangan Gender Global 2020 menurut World Economic Forum.

Iklan Nike pun mengingatkan hal itu. Menurut data World Economic Forum 2021, rata-rata perempuan Jepang memperoleh penghasilan 43,7 persen lebih rendah dari rata-rata pendapatan kaum pria di Jepang.

Namun, ada harapan para perempuan muda akan bisa menggapai segala yang diinginkan di masa depan. Sosok-sosok itu diwakili oleh Ami Otaki, seorang pemain football profesional sekaligus aktivis, pegulat sumo Rizumu Kasai, aktivis perempuan Momoko Nojo, dan pemain bisbol perempuan Ayuri Shimano, lewat iklan tersebut.

Meski pesannya positif, iklan Nike tersebut tetap saja mengundang kontroversi. Sejumlah warganet mengecam materi iklan tersebut.

"Saat ini Nike sedang panas membuat pidato kebencian terhadap Jepang," tulis warganet Jepang di kolom komentar. "Ini adalah iklan sepertinya menyerukan penghapusan diskriminasi terhadap perempuan, tetapi sangat mendiskriminasi orang Jepang," tulis warganet lainnya.

"Anda harus sadar bahwa musuh sebenarnya bukanlah laki-laki atau perempuan, tetapi kapitalis yang mengilhami diskriminasi," komentar warganet lain.

"Sumo adalah sebuah budaya, dan menempatkan seorang wanita di dalamnya hanyalah sebuah penolakan terhadap budaya, bukan?" tanya warganet Jepang.

3 dari 4 halaman

Tak Disukai Warganet

Sampai artikel ini ditulis, video iklan Nike Jepang di YouTube sudah ditonton lebih dari 11,4 juta kali dan dibanjiri 2,1 ribu komentar. Tetapi, iklan ini menerima lebih banyak tidak suka daripada suka, dengan 5,2 ribu tidak menyukai dan 2 ribu suka.

Meski dikecam warganet, tampaknya Nike tidak terganggu oleh reaksi tersebut, dan membiarkan bagian komentar terbuka untuk dilihat semua orang. Seolah-olah, mereka ingin memvalidasi pendapat bahwa sulit untuk menjadi seorang wanita di Jepang.

Diketahui olahraga di Jepang, pemain wanita terus dilarang di lapangan bisbol selama turnamen sekolah dan pemain sumo wanita dilarang melangkah ke ring sumo suci di sebagian besar studion sumo. Hal itu dinilai wajar untuk mengatakan bahwa Jepang masih memiliki jalan panjang menuju kesetaraan gender.

Namun, diyakini bahwa iklan tersebut mengingatkan Jepang untuk bergerak ke arah yang benar demi masa depan gadis-gadis muda Jepang di masa depan. (Muhammad Thoifur)

4 dari 4 halaman

Sosok Kaisar Baru Jepang