Liputan6.com, Jakarta - Replika lukisan Mona Lisa karya Leonardo da Vinci akan mulai dijual minggu ini di Paris, Prancis. Lukisan fenomenal yang kini berada di Museum Louvre, Paris, itu telah disalin berkali-kali. Salinan yang paling terkenal adalah Mona Lisa Hekking yang dinamai berdasarkan nama pemilik sebelumnya, Raymond Hekking, seorang pedagang seni di selatan Prancis.
Dilansir Hindustan Times, Rabu (9/6/2021), lukisan tersebut akan mulai dijual di rumah lelang Christie's di Paris dengan perkiraan sekitar 200 ribu Euro atau Rp3,4 miliar hingga 300 ribu Euro atau Rp5,2 miliar.
Perkiraan ini nantinya mungkin akan terlampaui. Penjualan sebelumnya dari salinan Mona Lisa abad ke-17 yang dilakukan di New York pada Maret 2019, berhasil terjual senilai 1,6 juta dolar AS atau sekitar Rp24 miliar. Versi lain yang dijual di Paris pada November 2019 laku seharga 552.500 Euro atau sekitar Rp9,5 miliar. Versi ketiga di Christie's Paris pada tahun yang sama terjual seharga 162.500 Euro atau Rp2,8 miliar.
Advertisement
Baca Juga
Peringatan 500 tahun kematian Leonardo dirayakan pada 2019 dengan beberapa pameran bergengsi. Bisa dibilang pasar untuk lukisan Leonardo berada di puncaknya saat itu. Namun, Mona Lisa, baik sebagai aslinya atau melalui banyak salinannya, adalah sumber uang setiap saat.
Tidak ada karya Leonardo yang lebih diinginkan selain Mona Lisa, yang menjadikannya subjek perampokan seni paling terkenal pada abad ke-20. Pada Agustus 1911, karyawan Louvre Vincenzo Perugia mencuri Mona Lisa.
Lukisan itu hilang selama dua tahun sebelum pemulihannya di Florence dan akhirnya kembali ke Louvre pada 1913. Pencurian tersebut berkontribusi pada ketenaran lukisan itu.
Pada Januari 1963, di tengah banyak perhatian internasional terhadap lukisan itu, Mona Lisa melakukan perjalanan ke Amerika Serikat dan mendapat banyak pujian di Washington DC dan New York. Ibu Negara saat itu, Jackie Kennedy, telah menengahi kesepakatan pada 1961 dan perhatian media pada Mona Lisa menjelang tur Amerika mencapai puncaknya.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Komunikator Jenius
Di tengah-tengah inilah Raymond Hekking membuat klaim sensasional bahwa Mona Lisa yang sedang disiapkan Louvre untuk dikirim ke Amerika bukanlah yang asli melainkan miliknya.
Hekking memperoleh Mona Lisa versinya pada akhir 1950-an dari seorang pedagang seni di Nice, Prancis, dengan harga sekitar 3 Pound sterling atau sekitar Rp60 ribu. Ia berpendapat bahwa salinan yang dikembalikan ke Louvre pada 1913 hanyalah salinan kontemporer Mona Lisa.
Hekking ternyata seorang komunikator jenius. Ia mendalangi kampanye media yang sangat menonjol untuk membuat Mona Lisa miliknya diakui sebagai salinan Mona Lisa yang sebenarnya. Ia mengundang media untuk meneliti salinannya dan bahkan memproduksi film untuk mendukung klaimnya itu.
Namun upaya Hekking akhirnya telah dibantah. Lukisannya secara meyakinkan berasal dari awal abad ke-17 dan dikaitkan dengan "pengikut Leonardo Italia" yang anonim.
Advertisement
Salinan Autentik
Filsuf Jerman Walter Benjamin dalam artikelnya The Work of Art in the Age of Mechanical Reproduction, Benjamin menegaskan bahwa sebuah karya seni asli memiliki "aura" keunikan yang tidak dapat direproduksi dan tidak dapat ditiru.
Dia juga menekankan bahwa setiap karya seni memiliki "keaslian artistik". Hal itu jadi alasan mengapa karya seperti Mona Lisa Hekking begitu penting, yaitu karena memiliki cerita yang unik, dan itu memberi nilai padanya.
Mona Lisa Hekking bukanlah reproduksi mekanis saja tetapi salinan autentik abad ke-17 dari gambar ikonik, dan memiliki jangakauan otoritas budaya dan cerita sendiri.
Jika pernah ada lukisan yang mengundang perdebatan tentang nilai salinan, dan refleksi tentang keaslian, itu semua dikemas oleh Mona Lisa Hekking. Dan itu tidak diragukan lagi akan tercermin dalam label harga yang akan diambil lukisan ini saat dilelang. (Jihan Karina Lasena)