Sukses

Waspadai Skema Jebakan Staycation di Hotel Hong Kong

Dewan Konsumen Hong Kong menerima setidaknya 10 keluhan paket staycation di wilayahnya dalam lima bulan terakhir.

Liputan6.com, Jakarta - Staycation jadi salah satu jenis wisata yang kian diminati selama pandemi. Di tengah popularitas itu, Pengawas Konsumen Hong Kong memperingatkan jebakan pemesanan paket staycation setelah menerima sederet keluhan.

Dewan Konsumen setempat mengatakan, seperti dilansir dari SCMP, Rabu, 16 Juni 2021, pihaknya telah menerima 10 keluhan terkait pemesanan staycation dalam lima bulan pertama tahun ini. Dalam satu insiden, seorang wanita memesan suite berpemandangan laut seharga 2.838 dolar Hong Kong (Rp5,2 juta) di sebuah hotel.

Saat tiba untuk menginap satu malam, ia menemukan pemandangan laut dari ruang tamu sebagian terhalang dua bangunan. Sementara, jendela kamar tidur menghadap ke atap bangunan komersial.

Staf hotel mengatakan suite-nya hanya satu dari empat yang tersedia. Tapi karena kamar tempat pengambilan gambar promosi ditempati, wanita itu diberi suite lain. Melalui mediasi dengan Dewan Konsumen Hong Kong, pihak hotel setuju mengembalikan 50 persen dari biaya pemesanan.

Gilly Wong Fung-han, CEO Pengawas Konsumen Hong Kong, juga mengingatkan konsumen untuk memeriksa syarat dan ketentuan pada apa pun yang dipesan. "Jika Anda memiliki kebutuhan khusus, misalnya, membawa hewan peliharaan ke hotel, apakah itu diperbolehkan atau jika ada biaya, ini harus ditanyakan secara detail," katanya.

Pasalnya, mereka mendapat keluhan dari wanita yang memesan paket senilai 1.299 dolar Hong Kong (Rp2,4 juta) di sebuah hotel dengan klaim ramah hewan peliharaan. Tapi, ketika tiba dengan kucingnya, ia diberitahu bahwa hanya anjing yang diizinkan.

Ketika akhirnya berhasil check-in, ia mendapatkan tagihan lain-lain sebesar 500 dolar Hong Kong (Rp918 ribu) keesokan harinya. Tamu hotel itu diberi tahu bahwa jumlah itu untuk menutupi biaya membersihkan kucingnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 4 halaman

Kasus Lain

Menanggapi teguran dewan, pihak hotel mengatakan, staf mereka dengan jelas menyatakan bahwa hanya anjing yang diizinkan di hotel. Mereka mengatakan kebijakan itu ada di situs web, dan perjanjian penerimaan hewan peliharaan memungkinkan pihaknya membebankan biaya pembersihan tambahan pada tamu dalam "keadaan luar biasa." Dewan kemudian menyarankan wanita itu untuk mencari konsultasi hukum sebelum mengambil tindakan lebih lanjut.

Dalam keluhan ketiga, seorang pria memesan penginapan yang menurutnya termasuk makan malam setelah membaca pesan promosi di situs web agen perjalanan. Ia memesan paket tersebut, tapi ketika tiba, staf hotel mengatakan bahwa tawaran makan hanya berlaku untuk opsi rekreasi.

Sementara pesan promosi yang membingungkan muncul di halaman web hotel dan konfirmasi pemesanan pria itu, laman agen perjalanan memberi tahu pengawas bahwa garis miring ditambahkan untuk memisahkan kedua penawaran, menambahkan detail setiap paket di halaman pembayaran online. Pria itu kemudian memutuskan untuk tidak melanjutkan kasus tersebut.

3 dari 4 halaman

Kumpulkan Semua Bukti

Menanggapi keluhan demi keluhan, Wong menyarankan untuk menyimpan semua faktur, kutipan, dan detail pemesanan. "Jadi, jika terjadi perselisihan, Anda dapat memiliki semua bukti untuk mendukung Anda," tuturnya.

Pengawas juga melakukan survei terhadap 19 hotel yang menawarkan paket staycation pada kebijakan mereka untuk setiap kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di tempat mereka.

Sekitar 20 persen mengatakan, mereka tidak akan memberi tahu tamu. Sementara, lebih dari 60 persen mengatakan mereka tidak akan memberi tahu pelanggan yang memesan melalui situs web perjalanan pihak ketiga.

4 dari 4 halaman

Infografis 4 Risiko Mobilitas Saat Liburan untuk Cegah COVID-19