Liputan6.com, Jakarta - China berencana membangun lokasi karantina besar-besaran untuk pelancong internasional dan penduduk lokal dari daerah berisiko tinggi. Pasalnya, hotel tidak dapat mengatasi mutasi varian Delta yang sangat menular.
Fasilitas karantina Covid-19Â terletak di Kota Guangzhou, Provinsi Guangdong, China. Gedung ini mencakup lima ribu ruang isolasi dengan berbagai fasilitas karantina.
"Akan ada lima ribu ruang terisolasi dan orang-orang di sana akan diisolasi sesuai dengan aturan ketat untuk memastikan mereka tidak saling menginfeksi," kata pakar pernapasan Zhong Nanshan, dikutip AsiaOne, Minggu, 27 Juni 2021.
Advertisement
Baca Juga
Zhong mengaku telah mengamati penularan varian Delta di Provinsi Guangdong selama sebulan terakhir. Ia yakin penggunaan hotel sebagai fasilitas karantina tak akan cukup untuk menghentikan penyebaran penyakit karena jauh lebih menular daripada varian lain.
"Dalam jangka panjang, Guangzhou dan Shenzhen harus membangun fasilitas semacam ini. Jika tidak, ketika ada banyak kasus di masa depan dan kami harus mengarantina mereka di hotel. Itu akan memengaruhi ekonomi dan kami tidak dapat mengisolasi mereka," jelas Zhong.
Dengan pembangunan fasilitas karatina besar-besaran, Negeri Tirai Bambu berharap bisa menangani varian terbaru. Gedung ini nantinya akan memakan luas 250 ribu meter persegi, atau seukuran 46 lapangan sepak bola.
China sebelumnya menetapkan Guangdong sebagai portal utama untuk menerima dan mengarantina pelancong internasional, sebelum pergi ke bagian lain negara itu. Zhong mengatakan, 90 persen pelancong internasional memasuki negara itu melalui provinsi selatan. "Guangdong juga telah diminta untuk mencegah varian Delta menyebar ke provinsi lain dengan mengurangi jumlah pelancong," kata Zhong.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Strategi Tanpa Toleransi
China telah menerapkan strategi tanpa toleransi untuk melacak dan menguji semua kontak dekat dari kasus positif. Dengan memperluas kebijakan, berarti jumlah orang yang diuji dan dikarantina akan meningkat setelah kasus positif ditemukan.
"Dulu, kontak dekat didefinisikan sebagai keluarga pasien, orang-orang yang makan bersama, atau bertemu dengan rekan di kantor, dalam jarak satu meter dalam dua hari sebelum timbulnya gejala," kata Zhong.
Namun, dengan varian terbaru adalah Delta, China menentukan kategori kontak dekat adalah mereka yang berada di ruang, unit, hingga gedung yang sama dalam empat hari sebelum timbulnya gejala. Selain itu, China juga akan mempertimbangkan untuk merombak klinik sekitar dan memberikan ruang yang cukup untuk isolasi, dengan begitu varian Delta bisa dikendalikan dengan cepat.
Advertisement
13 Kasus Lokal
China telah efektif dalam melacak semua kontak dekat dengan memantau menggunakan sinyal telepon dan kamera digital di jalan-jalan yang tersebar. Namun, waktu pulih pembawa varian Delta yang lebih lama menimbulkan kekhawatiran.
Dibandingkan dengan strain sebelumnya di mana butuh 7--9 hari, waktu rata-rata pembawa varian Delta untuk negatif adalah 13--15 hari. Artinya, kemungkinan penularan lebih tinggi. Menurut Pusat Pengendalian Penyakit Guangzhou, jumlah kasus bisa mencapai 7,3 juta dalam 20 hingga 30 hari jika tidak diatasi.
Zhong juga mengungkapkan ada 13 kasus lokal yang parah dan kritis, serta dua kasus parah yang diimpor, sebagai akibat dari wabah baru-baru ini. Namun, saat ini para pasien dalam kondisi stabil. (Muhammad Thoifur)
Infografis Yuk Ketahui Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Alpha, Beta dan Delta
Advertisement