Sukses

Kisah Kakek 90 Tahun Lestarikan Wayang kepada Anak Yatim dan Anak Jalanan

Karena tenaganya tak sekuat dahulu lagi, Mbah Joni memilih menjajakan wayangnya di lapak pinggir jalan.

Liputan6.com, Jakarta - Wayang merupakan pertunjukan yang sangat diminati di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Namun, kini keberadaanya mulai tergerus zaman. Pertunjukan wayang kini kurang mendapat tempat di hati masyarakat, terlebih para anak muda.

Hal tersebut mendorong seorang kakek berusia 90 tahun di Gresik, Jawa Timur untuk melestarikannya. Kakek yang akrab disapa Mbah Joni, dikutip dari laman Kita Bisa, Selasa, 29 Juni 2021, si Mbah adalah seorang penjual wayang karton.

Setiap harinya, Mbah Joni berjualan wayang berbahan karton yang dibuatnya sendiri. Karena tenaganya tak sekuat dahulu lagi, kini Mbah Joni memilih menjajakan wayangnya di lapak pinggir jalan.

Harga wayangnya bervariasi, mulai dari Rp5 ribu untuk ukuran kecil, Rp30 ribu ukuran sedang, dan Rp50 ribu untuk yang besar. Terkadang, ia menjualnya di bawah harga. Hal itu dilakukannya karena ia ingin orang-orang menjadikan wayang sebagai peninggalan sejarah orang Jawa.

"Kadang laku satu, dua, malah pernah ndak laku berhari-hari. Tapi cukuplah buat Mbah makan meskipun kadang harus berpuasa," katanya.

Mbah Joni kini hidup sebatang kara. Anak-anaknya harus bekerja di kota besar dan dirinya memang ingin hidup mandiri. Hal itu kadang membuatnya merasa kesepian.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

2 dari 4 halaman

Bisa Dilestarikan

Untuk menghilangkan kesepiannya, ia mengajak anak-anak yatim dan anak jalanan untuk diajari membuat wayang dan belajar memainkannya secara gratis.

"Ooo Anoman Obong.... Rahwana nyulik Dewi Sinta sangka tangan Arjuna..." suara Mbah Joni saat mendalang di hadapan anak-anak yatim dan anak jalanan.

Melihat anak-anak kecil bisa membuat wayang dan mencintainya merupakan cita-cita luhur dari Mbah Joni. Ia berharap wayang bisa terus dicintai dan dilestarikan oleh generasi muda.

"Mbah kadang nangis, Mbah menjual wayang bukan ingin kaya, Mbah bisa membuat wayang dulu diajari di sekolah ketika masih zaman penjajahan. Mbah nangis kalau suatu saat wayang ini akan hilang karena tidak ada generasi yang membuatnya," ujarnya.

3 dari 4 halaman

Donasi

Kalau mendapat rezeki lebih, Mbah Joni juga selalu berbagi makanan kepada anak-anak. Hidupnya selalu didedikasikan untuk wayang. Tenda dari kayu dan terpal digunakannya untuk tidur setiap hari.

Rumah satu-satunya yang dahulu pernah ditinggali mesti dijual untuk biaya hidup dan sekolah anak-anaknya dahulu. Melihat perjuangannya yang gigih melestarikan wayang kepada anak-anak Indonesia, donasi pun berdatangan untuknya. Donasi yang dihimpun di kitabisa.com dari 19 Mei 2021, kini sudah terkumpul sebanyak Rp18 juta untuknya.

"Untuk alokasi donasinya, pembelian kebutuhan pokok dan modal usaha untuk Mbah Joni," kata Dara, staf humas kitabisa.com saat dihubungi Liputan6.com, Selasa, 29 Juni 2021.

Kisah Mbah Joni ini pun membuat penggalangan dana untuknya didukung oleh banyak orang. Ia ingin hidup dengan terus membuat wayang dan mengajarkannya kepada generasi muda.  (Jihan Karina Lasena)

4 dari 4 halaman

7 Tips Cegah Klaster Keluarga Covid-19