Liputan6.com, Jakarta - Terlepas dari kekhawatiran kebersihan yang dipicu video viral dari pabrik pengolahan kimchi di China, banyak restoran Korea Selatan masih mengimpor makanan pandamping itu dari Tiongkok, menurut sebuah survei baru, melansir SCMP, Selasa (6/7/2021). Jajak pendapat oleh Institut Penelitian Industri Makanan Korea ini melibatkan seribu restoran.
Dari restoran yang disurvei, 43,1 persen mengatakan, meski ada kontroversi, mereka masih menggunakan kimchi impor dari China. "Karena pandemi COVID-19, semakin sulit bagi restoran lokal untuk meninggalkan kimchi murah dari China demi kimchi buatan Korea yang jauh lebih mahal," kata peneliti senior, Lee Kyeong Mi.
Harga kimchi buatan Negeri Ginseng tercatat empat kali lipat lebih mahal daripada kimchi Cina. Bebannya kian terlihat karena kimchi, sebagaimana banchan lain, disajikan secara gratis, bahkan bisa disi ulang sesuai keinginan pelanggan.
Advertisement
Baca Juga
Hampir 70 persen restoran yang menggunakan kimchi impor China mengatakan mereka tidak berencana beralih ke kimchi lokal, menurut survei tersebut. Alasannya, sekitar 53 persen menyebut harga rendah, 18 persen mengatakan "dapat dipercaya," dan 18 persen lain mengatakan tidak ada keluhan dari pelanggan.
Namun, tidak semua pelanggan merasakan hal yang sama. Noh Sok Won, seorang pengantar barang, mengatakan, ia telah berhenti makan kimchi yang disajikan di kedai mi dan restoran karena diimpor dari Cina. Restoran di Korea Selatan sebenarnya wajib mengidentifikasi asal bahan pada menu.
"Rekaman itu sangat menjijikkan sehingga saya tidak bisa makan (kimchi impor China) lagi. Saya malah makan danmuji (acar lobak) sebagai lauk," kata Noh.
Pihak berwenang Korea Selatan sebenarnya telah "menghilangkan kekhawatiran" setelah rekaman tersebut viral, Maret lalu. Pihaknya menegaskan bahwa kimchi yang ditampilkan dalam klip tidak diekspor ke Korea Selatan. Tapi, mereka tidak dapat menghentikan impor kimchi dari China yang turun 31 persen di April.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dorongan Konsumsi Kimchi Korea Selatan
Namun demikian, kimchi impor dari China kembali naik lebih dari 21 persen pada Mei 201. Lebih dari sepertiga kimchi di Korea Selatan setiap tahun berasal dari China. Regulator Korea Selatan mengumumkan, Yersinia enterocolitica, bakteri penyebab keracunan makanan langka yang dikenal sebagai yersiniosis, telah terdeteksi pada 15 produk kimchi impor China di 289 sampel.
Sebelumnya, Lee Ha Yeon, Presiden Asosiasi Kimchi Korea (KAK), menjelaskan bahwa praktik refill kimchi gratis adalah alasan restoran mengandalkan kimchi buatan China yang lebih murah. "Selama refill gratis terus berlanjut, saya pikir restoran tidak punya pilihan selain tetap menyajikan kimchi China yang lebih murah," katanya.
KAK tengah berupaya memastikan orang Korea Selatan makan kimchi yang diproses dalam kondisi "bersih" melalui kampanye baru untuk mengesahkan restoran yang menyajikan kimchi lokal. Ini disebut tidak hanya akan menguntungkan konsumen, tapi juga produsen lokal.
Mengajukan label "kimchi produksi lokal," restoran wajib menyerahkan dokumen dan bukti yang akan diperiksa anggota komite KAK. "Sertifikasi restoran ini bermaksud memberi pilihan pada konsumen," kata Lee.
Advertisement
Perang Kimchi
Kimchi produksi China telah jadi pusat kontroversi bilateral sejak negara itu meluncurkan kampanye untuk "mengklaim diri sebagai wilayah asal kimchi." Duta Besar China untuk PBB, Zhang Jun, telah mengunggah gambar di media sosial, berpose dengan kimchi buatannya, Januari lalu.
Media pemerintah China juga mengklaim bahwa acar pao cai adalah asal mula kimchi. Provokasi budaya ini mengesalkan warga Korea, dan menyebabkan bentrokan online antara warga kedua negara atas klaim satu sama lain.
Kimchi dianggap sebagai makanan Korea yang ikonis. Terlebih, kimjang, proses pembuatan kimchi, telah diakui sebagai bagian Warisan Budaya Takbenda UNESCO pada 2013.
Infografis Diplomasi Lewat Jalur Kuliner
Advertisement