Liputan6.com, Jakarta - Warga Arab Saudi meyakini bahwa negara mereka akan kembali ke kondisi normal seperti sebelum Covid-19 dalam waktu enam bulan ke depan. Hal tersebut terungkap dari survei terkait perilaku belanja yang diselenggarakan perusahaan konsultan Kearney.
Lebih dari 80 persen konsumen Saudi yang disurvei mengatakan bahwa mereka telah mengubah kebiasaan belanja mereka selama pandemi. Sebanyak 60 persen mengungkapkan bahwa mereka telah berbelanja lebih banyak dari biasanya, seperti melansir dari laman Al Arabiya, Rabu, 7 Juli 2021.
Advertisement
Baca Juga
Sebanyak 45 persen responden mengatakan bahwa mereka telah menghabiskan lebih banyak uang untuk membeli makanan. Mereka juga beralih ke produk berkualitas lebih tinggi.
Orang-orang yang disurvei juga mengatakan bahwa mereka berencana untuk membelanjakan lebih banyak untuk pakaian dalam beberapa bulan ke depan, terutama pakaian kantor. Mereka lakukan dengan harapan berhenti bekerja dari rumah.
"Pengeluaran didorong oleh pelonggaran pembatasan, kesadaran yang lebih tinggi akan kesehatan dan kesejahteraan, dan harapan untuk kembali ke kantor," kata Adel Belcaid, partner di Kearney Middle East.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Belanja Online
Dalam survei tersebut juga terungkap bahwa mayoritas warga Saudi telah meninggalkan belanja di dalam toko. Mereka beralih ke belanja online selama pandemi Covid-19.
Studi tersebut menemukan bahwa hanya 44 persen responden masih lebih suka pergi ke mal untuk mendapatkan barang-barang penting. Sebanyak 57 persen warga percaya bahwa dampak pandemi pada kebiasaan berbelanja akan berlanjut setidaknya selama enam bulan ke depan, melansir dari Arab News.
Sebagai hasil dari pembatasan yang diberlakukan untuk mengekang penyebaran COVID-19, 73 persen orang Saudi yang ditanyai mengatakan bahwa mereka telah dipaksa untuk mengubah rutinitas belanja mereka selama setahun terakhir. Kebanyakan dari mereka mengatakan tidak mungkin kembali ke cara lama mereka.
Debashish Mukherjee, mitra dan kepala industri konsumen dan praktik ritel di Kearney Middle East, mengatakan bahwa hampir 40 persen pembeli telah membeli sesuatu secara online, seperti makanan, pakaian, aksesori. Ia tak pernah berpikir mereka akan membeli melalui e-commerce.
Advertisement
Hindari Tertular Covid-19
Ditanya mengapa mereka beralih ke belanja online, 39 persen responden mengatakan itu untuk menghindari tertular Covid-19. Sementara, 36 persen menjawabnya untuk kenyamanan.
Meskipun dampak ekonomi dari pandemi dan kenaikan harga barang-barang penting sebagai akibat dari pajak pertambahan nilai (PPN) meningkat dari lima menjadi 15 persen pada Juni tahun lalu, 45 persen pembeli online mengatakan mereka telah meningkatkan pengeluaran mereka untuk kualitas yang lebih baik. Makanan penting, dengan 61 persen memilih daging dan produk susu yang lebih mahal, dan 59 persen melihat peningkatan pengeluaran untuk buah dan sayuran segar.
Banyak pengecer besar Kerajaan mendapat kenaikan tiga digit dalam penjualan online tahun lalu. Majid Al Futtaim, operator Carrefour, melaporkan peningkatan 285 persen, sementara konglomerat ritel Saudi mengatakan penjualan digital naik 408 persen pada 2020. Para pengusaha kecil sangat terpukul dengan kondisi saat ini, karena perusahaan besar menjadi lebih besar, sedangkan yang lebih kecil dirugikan.
Infografis Sudah Vaksinasi Covid-19? Jangan Kendor 5M!
Advertisement