Sukses

Ekonomi Sirkular Kunci Penggerak Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

Ekonomi sirkular jadi pilihan Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ke depan.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas RI Medrilzam mengatakan bahwa pandemi Covid-19 yang berlangsung hampir dua tahun telah berdampak sistemik terhadap perekonomian dan sosial Indonesia. Ekonomi bergerak melambat sejak tahun lalu, bahkan pertumbuhannya negatif..

"Kami juga menghadapi pemulihan ekonomi juga sejalan dengan adanya kejadian luar biasa ini. Kami masih sedikit khawatir terhadap pemulihan ekonomi dengan pandemi ini," ujar Medrilzam dalam konferensi pers 'Towards Smart & Sustainable Cities Through Circular Economy: Building Resilience During COVID-19 Recovery', Rabu, 7 Juli 2021.

Medrilzam menambahkan, kondisi saat ini menantang visi Indonesia untuk menempatkan diri sebagai negara maju pada 2025. Sebagai solusi, pemerintah yakin Indonesia memerlukan tranformasi ekonomi yang kuat melalui ekonomi hijau.

"Di mana sirkular ekonomi jadi salah satu kekuatan penggerak untuk memastikan bahwa pertumbuhan kita di masa datang lebih kuat dan lebih berkelanjutan," ujarnya.

Medrilzam menegaskan, pemerintah sangat mendorong untuk memulai dan menginisiasikan tranformasi dari struktur ekonomi Indonesia, salah satunya untuk mengimplementasikan ekonomi sirkular. Hal itu dilakukan dengan mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang disebut efisiensi sumber daya.

Ekonomi sirkular adalah sistem yang meminimalkan penggunaan sumber daya, limbah, emisi, dan energi. Prosesnya memerlukan sistem yang holistik, mulai dari mendesain sumber daya berkelanjutan, pemeliharaan, penggunaan kembali, produksi ulang, sampai daur ulang.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 4 halaman

Meningkatkan Ketahanan

Berdasarkan studi yang dilakukan Bappenas, lanjut Medrilzam, ekonomi sirkular dapat meningkatkan ketahanan dan manfaat jangka panjang. Misalnya, implementasi ekonomi sirkular pada lima prioritas, seperti makanan dan minuman, tekstil, perdagangan, konstruksi, elektronik, bisa meningkatkan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) hingga Rp400 triliun.

"Selain industri dan UKM, kita yakin bahwa kota-kota juga bisa menjadi mesin utama untuk pertumbuhan ekonomi dan bisa menggerakan agenda ekonomi sirkular," jelas Medrilzam.

Hal yang paling penting dalam pendekatan ekonomi sirkular adalah bisa mengatasi masalah area urban. Saat ini, 60 persen populasi di Indonesia tinggal di perkotaan.

"Salah satu dampak urbanisasi bisa meningkatnya polusi dan volume limbah. Kota bisa mendukung ekonomi sirkular untuk masyarakat perkotaan. Jadi, cara perencanaan perkotaan dan dan keuangan kota bisa ditangani," ujar Medrilzam.

3 dari 4 halaman

Linier Ekonomi Merusak

Dalam kesempatan itu, Founder Greeneration Indonesia, Bijaksana Junerosano menekankan bahwa jika Indonesia bersikeras melanjutkan ekonomi linier, ekonomi akan crash. Tidak hanya merusak diri sendiri, negara, lingkungan, tetapi juga kehidupan semua manusia.

"Sudah banyak sekali bukti bahwa ekonomi linier akan mendegradasi lingkungan menjadi berbahaya. Ekonomi sirkular ditunjukan dengan bukti di mana berdasarkan riset dan studi sudah membuat banyak sekali potensi untuk ekonomi, sosial, dan terutama untuk lingkungan," ujar lelaki yang akrab disapa Sano itu.

Kata Sano, cara kita hidup di dunia ini dilestarikan karena adanya model ekonomi sirkular. Ekonomi sirkular harus dikembangkan dan kerja hijau lainnya dan memastikan lingkungan akan baik-baik saja dan lebih indah dari sebelumnya.

"Jadi, saya yakin masalah ekonomi sirkular sangat fundamental untuk masyarakat global, khususnya masyarakat Indonesia. Kita banyak sekali punya potensi, sumber daya, hutan, laut," ujar Sano.

4 dari 4 halaman

Menilik Penyebab Perlambatan Ekonomi Indonesia