Liputan6.com, Jakarta - Tradisi membungkus makanan dengan daun pisang sudah berjalan sejak dulu di Indonesia. Selain alami, daun pisang menambah aroma sedap pada makanan yang dikemas. Kebiasaan itu sempat ditinggalkan dengan menggantinya menggunakan plastik dengan alasan kepraktisan, tapi kini kembali karena dinilai lebih ramah lingkungan.
Tradisi bungkus makanan dengan daun pisang ternyata menyebar di berbagai negara di Asia Tenggara. Salah satunya sebuah restoran Sri Lanka @cocolombobkk yang menyajikan makanannya dengan menggunakan bungkusan daun pisang.
Advertisement
Baca Juga
Hal itu dilakukan sebagai kemasan berkelanjutan. Kari dan saus pedas dikemas dalam daun yang dapat terurai yang siap disantap saat bepergian. Daun pisang jadi yang terbaik dari semua pembungkus karena tidak ada limbah kemasan.
"Benar, ucapkan 'selamat tinggal' pada polystyrene kotor yang TIDAK PERNAH rusak dan 'ayubowan' (Sri Lanka untuk halo) untuk alternatif ramah lingkungan ini 🙏," tulis @get.waste.ed, Selasa, 6 Juli 2021.
Dihimpun dari berbagai sumber, berikut sejumlah negara di Asia Tenggara yang memiliki tradisi membungkus makanan dengan menggunakan daun pisang.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Indonesia--Lemper
Penggunaan daun pisang sangat banyak di Indonesia, terutama untuk pembungkus makanan. Daun pisang pun memiliki banyak jenis, khusus jenis pisang kelutuk dan kepok mempunyai kualitas yang bagus untuk pembungkus makanan.
Jenis daun pisang kelutuk atau pisang batu bisa bertahan lama. Daunnya pun cukup lentur sehingga cocok untuk membungkus jenis berbagai makan. Ada makanan yang menggunakan kue pisang sebagai pembungkusnya, yaitu kue keranjang, lupis, lemper, ketimus, bugis ketan, barongko, bongko pisang, timpahan, dan nagasari.
Malaysia--Pulut Inti
Selain Indonesia, Malaysia juga sudah lama mempraktikkan tradisi bungkus makanan dari daun pisang. Salah satunya pulut inti. Terbuat dari beras ketan, pulut inti menggunakan parutan kelapa yang dicampur gula merah untuk ditaburkan di atasnya.
Seperti halnya lemper, pulut inti juga banyak disajikan dalam boks sebagai camilan untuk acara pertemuan. Makanan ini juga disajikan untuk rapat dan acara keluarga.
Advertisement
Filipina-Suman Malagkit
Suman malagkit bercita rasa yang manis dan gurih karena terbuat dari beras ketan, garam dan santan. Kue basah ini juga dibungkus daun pisang dan dikukus hingga matang. Sebagai pembungkusnya, makanan ini menggunakan daun pisang.
Suman malagkit yang berasal dari Filipina ini tidak bisa disantap begitu saja. Konsumen harus menyantapnya dengan siraman saus karamel yang dibuat dari gula aren dan kelapa. Perpaduan cita rasanya sudah tentu lezat dengan tekstur legit dan kenyal.
Vietnam--Banh Gio
Banh gio yang berasal dari Vietnam juga menggunakan daun pisang sebagai pembungkusnya. Banh gio memiliki bentuk piramida yang unik. Makanan ini dibuat dari campuran beras, air dan garam.
Di dalamnya terdapat isian seperti daging babi cincang yang dibumbui dengan saus ikan, lada, dan garam. Karena termasuk jajanan pasar, makanan ini dijual dengan harga sangat terjangkau.
Kamboja-Ansom Crouk
Makanan khas Kamboja lainnya adalah Ansom Crouk yang merupakan olahan buah pisang yang dimasak bersama nasi dan dibungkus menggunakan daun pisang layaknya lemper sebelum kemudian dikukus hingga matang.
Perpaduan rasa manis pisang dan nasi memberikan cita rasa unik yang mengenyangkan sehingga makanan khas Kamboja ini cocok untuk disantap sebagai sarapan pagi.
Thailand--Khao Tom Mad
Thailand pun punya makanan khas yang dibungkus dengan menggunakan daun pisang. Makanan yang mirip lepet atau leupeut itu bernama Khao Tom Mad.
Makanan ini terbuat dari ketan dengan isian pisang dan kacang hitam. Khao Tom Mad hampir sama pembuatannya dengan lepet, beras ketan dicuci, direndam pakai santan dan diberi gula merah.
Advertisement