Liputan6.com, Jakarta - Ribuan orang terlihat menyemut di Las Ventas, Madrid, Spanyol, Minggu, 4 Juli 2021. Meski di tengah pandemi Covid-19, mereka antusias menyaksikan adu banteng di dalam Plaza de Toros de Las Ventas.
Sebagian dari penonton, baik lelaki maupun perempuan, terlihat memakai masker. Di tengah masa krisis kesehatan global, adu banteng jadi salah satu hiburan tersendiri bagi warga Spanyol.
Advertisement
Baca Juga
Sebelum adu banteng dimulai, para matador menjalani paseillo, ritual untuk masuk ke gelanggang. Mereka mengenakan traje de luces atau pakaian Spanyol yang dipakai untuk adu banteng, lengkap dengan montera, yakni topi yang dipakai matador.
Las Ventas sendiri dibangun menggunakan bata merah dengan dekorasi keramik bermotif yang diresmikan pada 1931. Pada kesempatan itu, delapan matador berpartisipasi dalam adu banteng pertama di Las Ventas pada 16 Juni tahun itu.
Perayaan itu merupakan acara amal untuk mengumpulkan dana bagi para pengangguran, melansir dari laman resmi Las Ventas, Jumat, 9Â Juli 2021. Tempat ini mampu menampung lebih dari 20 ribu penonton.
Arena ini sempat tidak beroperasi beberapa lama, tapi pada 1947 Livino Stuyck menciptakan San Isdiro Fair. Kala itu, perayaan selama berhari-hari ini membawa Madrid menjadi alun-alun terpenting di dunia.
Spanyol melanjutkan kembali tradisi adu banteng sejak lockdown Covid-19 di negara tersebut dilonggarkan. Kegiatan tersebut mengobarkan debat memanas antara sayap kanan yang mempertahankan tradisi itu dan kelompok kiri yang mengutuk kegiatan tersebut karena dinilai kekejaman terhadap hewan, melansir dari laman VOA Indonesia.
Bagi sayap kanan, adu banteng merupakan kekuatan persatuan bangsa. Namun, para pembela adu banteng itu merasa khawatir dengan semakin terkikisnya dukungan dari masyarakat umum.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Infografis Benarkah Vaksin COVID-19 Bikin Kekebalan Tubuh 100 Persen?
Advertisement