Liputan6.com, Jakarta - Dengan banyaknya pasien COVID-19Â yang menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah, berbagai cara menjalani keseharian mesti diperhatikan. Apalagi, jika ada anggota keluarga yang dinyatakan negatif COVID-19. Salah satunya tentang mencuci pakaian.
Melalui unggahan di akun Twitter-nya, Sabtu, 10 Juli 2021, WHO Indonesia merilis petunjuk mencuci pakaian jika ada penghuni rumah yang dicurigai, bahkan sudah terjangkit COVID-19. Yang pertama harus dilakukan adalah mencuci pakaian, handuk, dan linen mereka secara terpisah.
"Jika memungkinkan, gunakan sarung tangan heavy-duty sebelum memegang cucian mereka," sambung keterangan unggahan itu. Lalu, jangan membawa cucian kotor dengan cara disandarkan ke tubuh Anda.
Advertisement
Baca Juga
Sebagai ganti, taruh cucian di dalam wadah anti-bocor yang sudah dilabeli agar tidak tertukar atau bercampur dengan pakaian anggota keluarga lain."Kikis sisa-sisa kotoran, seperti muntahan, dengan benda yang pipih dan kuat, buang ke toilet yang biasa mereka pakai," paparnya.
Jika tidak ada toilet di kamar pasien COVID-19, masukkan ke dalam wadah tertutup sebelum dibuang ke toilet. Kemudian, cuci dan disinfektan pakaian kotor. "Gunakan mesin pada suhu 60--90 derajat celcius dan detergen," sambungnya.
Sebagai alternatif, rendam cucian di dalam ember berisi air panas dan sabun. Gunakan tongkat untuk mengaduk rendaman cucian. Selain untuk meratakan, cara ini digunakan supaya airnya tidak terpercik keluar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Alternatif Air Panas untuk Merendam Pakaian
Jika tidak ada air panas, Anda disarankan merendam cucian dengan klorin 0,05 persen selama kira-kira 30 menit. Kemudian, bilas dengan air bersih dan biarkan cucian kering di bawah sinar matahari.
Setelah selesai mencuci pakaian tersebut, disarankan untuk mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir. Pastikan untuk menjangkau semua bagian tangan, kira-kira cuci tangan dalam waktu 20 detik, supaya lebih bersih menyeluruh.
Selain itu, menurut dr. Herwindo Pudjo Brahmantyo, Sp.PD, spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Saiful Anwar Malang, melansir kanal Health Liputan6.com, terdapat sejumlah hal yang bisa dipersiapkan pasien isolasi mandiri. Pertama, memenuhi kebutuhan vitamin tubuh.
"Untuk konsumsi vitamin D, cukup seribu atau lima ribu sehari," terang dr. Herwindo. "Sedangkan untuk vitamin C, sampai seribu mg per hari." Kemudian, tetap menggunakan masker ketika di rumah.
Advertisement
Panduan Isoman di Rumah
Lalu, menyiapkan termometer untuk mengukur suhu pasien sehari-hari dan melihat apakah ada perubahan. Juga, siapkan oxymeter untuk mengukur saturasi oksigen.
"Yang lebih penting lagi sebenarnya adalah konsultasi terus dengan dokter via telemedicine," jelasnya.
Guna mengetahui apakah kondisi tubuh normal atau tidak, dr. Herwindo menyarankan untuk melakukan latihan pernapasan selama satu menit. Cara ini bisa dilakukan dengan menghitung jumlah napas yang dilakukan dalam satu menit.
"Normalnya, 16 sampai 20 kali dalam satu menit untuk orang dewasa," katanya. Ketika jumlah napas seseorang lebih banyak dari 20 kali dalam semenit, penting untuk segera mendapat pertolongan dokter.Â
Infografis Alur Telemedicine dan Obat Gratis untuk Pasien Isoman COVID-19
Advertisement