Liputan6.com, Jakarta - Melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia tak hanya berdampak pada sistem kesehatan nasional saja. Beberapa negara seperti Singapura pun ikut merevisi aturan kedatangan dari Indonesia.
Efektif mulai hari ini, Selasa (13/7/2021), mereka yang berasal dari Indonesia dilarang masuk ke Negeri Singa itu. Pemerintah Singapura membatasi seluruh pelaku perjalanan dengan riwayat perjalanan 21 hari terakhir dari Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
Dilansir dari The Star, 10 Juli 2021, perjalanan transit dari Indonesia ke Singapura untuk sementara juga tidak diizinkan. Selain Singapura, Uni Emirat Arab, Oman dan Arab Saudi sebelumnya juga melarang kedatangan wisatawan dari Indonesia untuk sementara.
Meski begitu, Singapura tidak menutup pintu sepenuhnya bagi Indonesia, hanya saja aturannya lebih diperketat. Berikut persyaratan bagi pelaku perjalanan dengan riwayat perjalanan 21 hari terakhir di Indonesia sebelum memasuki Singapura, dilansir dari laman resmi Kedubes Republik Indonesia di Singapura, 11 Juli 2021.
1. Tes PCR 48 jam sebelum berangkat ke Singapura
2. Karantina (Stay Home Notice/SHN) selama 14 hari di fasilitas khusus.
3. Tes PCR saat kedatangan dan pada hari ke-14 pada saat kedatangan
4. Antigen Rapid Test (ART) pada saat kedatangan dan tes ART yang dilakukan sendiri pada hari ke-3, 7 dan 11 pada saat kedatangan. Bagi Permanent Residents dan pemegang Long Term Pass dapat dicabut jika tidak mematuhi protokol kesehatan yang baru tersebut.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Membuka Perbatasan
Sementara itu, Uni Emirat Arab (UEA) melarang warganya datang ke Indonesia dan Afganistan, serta melarang kedatangan pengunjung dari dua negara itu. Aturan ini dimulai pada Minggu 11 Juli 2021, karena kasus COVID-19 sedang meroket akibat varian Delta.
Dilaporkan Gulf News, transit bagi penumpang dari Indonesia juga dilarang. Namun, transit bagi penerbangan menuju UEA, atau penerbangan menuju Indonesia tidak dilarang.
Singapura telah menyatakan membuka perbatasan mereka untuk perjalanan bebas karantina dari beberapa tempat, seperti China dan Selandia Baru. "Kami sudah membuka diri pada mereka, tinggal menunggu kapan mereka akan nyaman untuk membalasnya," kata Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung.
Advertisement
Perjalanan Bebas Karantina
Di sisi lain, warga Singapura telah dapat bepergian dengan bebas ke wilayah, seperti Eropa. Namun, mereka tengah menunggu kasus Covid-19 di sana turun dan vaksinasi meningkat sebelum "membalas undangan" tersebut.
"Kami berharap koridor perjalanan udara Singapura-Hong Kong tetap bisa terwujud, tapi sebenarnya kami perlu membuka diri ke lebih banyak belahan dunia," harap Ong.
Sebelumnya, tiga anggota gugus tugas COVID-19 Singapura mengumumkan penghapusan penguncian dan pelacakan kontak massal, lapor CNN. Skema baru penanganan COVID-19 itu diklaim bisa mewujudkan perjalanan bebas karantina dan dimulainya kembali pertemuan besar.
Singapura juga dikatakan akan berhenti menghitung kasus COVID-19 setiap hari. Proposal tersebut merupakan tandingan model "transmisi nol" yang diadopsi beberapa negara dan wilayah, termasuk Hong Kong. Metode tersebut dinilai hampir tidak mungkin dipertahankan karena varian baru menyebar dan tidak bisa diterapkan dalam jangka panjang. Sebaliknya, mereka mengatakan hidup berdampingan dengan COVID-19 bisa dilakukan.
Terhantam Covid-19, Singapura Masuk Jurang Resesi Ekonomi
Advertisement