Sukses

Cegah Covid-19, Taman Nasional Tanjung Puting Tutup Sementara Mulai 18 Juli 2021

Taman Nasional Tanjung Puting menutup pintu bagi wisatawan mulai 18 Juli 2021 hingga pemberitahuan selanjutnya.

Liputan6.com, Jakarta - Masa pandemi Covid-19 memaksa sederet destinasi wisata di seantero Indonesia menutup pintu dari wisatawan. Salah satunya adalah Taman Nasional Tanjung Puting yang tutup mulai 18 Juli 2021 hingga pemberitahuan selanjutnya.

Kabar ini disampaikan melalui unggahan akun Instagram Balai Taman Nasional Tanjung Puting pada Rabu, 14 Juli 2021. Arahan penutupan taman nasional yang berada di Kalimantan Tengah ini tertuang dalam Surat Edaran Bupati Kotawaringin Barat Nomor 556/240/Dispar-IV.

Surat Edaran tersebut ditandatangani oleh Bupati Kotawaringin Barat Nurhidayah di Pangkalan Bun pada Selasa, 13 Juli 2021. Penutupan juga merujuk dengan instruksi Gubernur Kalimantan Tengah Nomor:189.17/109/2021 Tanggal 5 Juli 2021 Perihal Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegatan Masyarakat Berbasis Mikro dan Mengoptimalkan Posko Penanganan Covid-19 Tingkat Desa dan Kelurahan di Wilayah Propinsi Kalimantan Tengah.

Penutupan juga mempertimbangkan hasil rapat Satgas Penanganan Covid-19 Kabuaten Kotawaringin Barat pada 8 Juli 2021. Seluruh destinasi wisata harus menutup pintu sementara untuk kegiatan rekreasi.

"Dalam rangka pencegahan penularan Covid-19 perlu dilakukan penutupan sementara terhadap seluruh tempat wisata alam, wisata religi, wisata keluarga dan wisata buatan (kolam renang, kolam pemancingan, agrowisata, dll) di Kabupaten Kotawaringin Barat mulai dari tanggal 18--31 Juli 2021," demikian bunyi Surat Edaran tersebut.

Pada keterangan unggahan, Balai Taman Nasional Tanjung Puting juga menyebut ini bukan keputusan yang nyaman, namun harus dilakukan demi pencegahan Covid-19. Masyarakat juga turut diimbau untuk tetap menjalankan protokol kesehatan dan selali membudayakan 5M, yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilisasi dan interaksi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 4 halaman

Soal Tanjung Puting

Dilansir orangutan.org, Jumat (16/7/2021), Tanjung Puting adalah contoh hutan lindung terbesar dan paling beragam dari kesehatan tropis pesisir yang luas dan hutan rawa gambut yang dulunya menutupi sebagian besar Kalimantan bagian selatan. Kawasan ini awalnya dinyatakan sebagai cagar alam pada 1935 dan Taman Nasional pada 1982.

Tanjung Puting ditutupi oleh mosaik kompleks habitat dataran rendah yang beragam. Kawasan ini berisi 3.040 kilometer persegi (atau 1.174 mil persegi) dataran rendah berawa yang diselingi oleh sungai blackwater yang mengalir ke Laut Jawa. Di muara sungai-sungai ini dan di sepanjang pantai laut ditemukan rawa nipa/mangrove.

Tanjung Puting juga mencakup hutan hujan tropis dataran tinggi kering, terutama hutan kesehatan tropis, dengan kanopi 30 meter (sekitar 100 kaki) dengan ketinggian "muncul" melebihi 50 meter (sekitar 165 kaki), hutan rawa gambut tergenang musiman dengan gambut di lapisan dua atau lebih meter (sekitar 7 kaki) dalam, danau depresi terbuka yang terbentuk oleh api. Terdapat pula area terbuka sawah kering yang ditinggalkan sekarang ditutupi dengan rumput gajah dan pakis.

3 dari 4 halaman

Ragam Satwa

Hutan tropis yang disebut "kerangas" di beberapa bagian Kalimantan, hanya ditemukan di tanah yang sangat buruk, biasanya berpasir putih dan dicirikan oleh pohon berukuran sedang. Hewan paling terkenal di Tanjung Puting adalah orangutan.

Orangutan menjadi terkenal melalui upaya jangka panjang Program Penelitian dan Konservasi Orangutan (pendahulu OFI), yang berbasis di stasiun penelitian Camp Leakey yang terkenal. Tanjung Puting juga membanggakan bekantan yang tampak aneh dengan hidung "Jimmy Durante" serta tujuh spesies primata lainnya.

Macan dahan, musang, dan beruang madu Malaysia berkeliaran di taman, seperti halnya kancil, kijang, rusa sambar, dan sapi liar yang dikenal sebagai banteng. Tanjung Puting menampung lebih dari 230 spesies burung, termasuk burung enggang, burung hutan dalam, dan banyak spesies lahan basah.

4 dari 4 halaman

Daripada Jemput Virus Corona, Mendingan Liburan di Rumah Saja