Liputan6.com, Jakarta - Berbagai upaya dilakukan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dalam menghadapi dampak pandemi Covid-19 bagi dunia wisata. Mereka menyiapkan anggaran sebesar Rp2,4 triliun untuk program pemulihan ekonomi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) di semua daerah Indonesia.
Mereka yang akan mendapat bantuan termasuk para pelaku UMKM di bidang parekraf yang bisa dibilang sudah mengibarkan bendera putih karena sangat terdampak pandemi dan PPKM Darurat. Anggaran bagi pelaku wisata tersebut diberikan melalui dana hibah yang saat ini sedang difinalisasi di Komite Penanganan Covid-19 Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN).
Advertisement
Baca Juga
Kemenparekraf telah mengajukan ke Kementerian Keuangan dan mempersiapkan secara khusus program PEN dengan pagu anggaran sebesar Rp2,4 triliun. Program PEN tersebut dijalankan melalui sejumlah program, yaitu: Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI), Bangga Buatan Indonesia (BBI), Sertifikasi CHSE bagi usaha Pariwisata, PEN Film, dukungan akomodasi hotel untuk tenaga kesehatan, juga Bantuan Pemerintah untuk Usaha Pariwisata (BPUP).
"Kita akan pastikan ketepatan sasaran program dan akuntabilitasnya terjaga. Kita ingin secepatnya membantu pelaku UMKM yang sudah banyak mengibarkan bendera putih, mudah-mudahan bisa segera terlaksana," terang Sandiaga Uno dalam Weekly Press Briefing secara virtual, Senin, 19 Juli 2021.
Menurut Sandiaga Uno, Kemenparekraf sudah merencanakan hibah bagi pelaku wisata bakal dicairkan pada kuartal ketiga. Namun, kemungkinan akan dipercepat dengan berbagai pertimbangan salah satunya perpanjangan PPKM Darurat.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Pemulihan Ekonomi Nasional
Mereka masih terus melakukan validasi dan verifikasi data pelaku parekraf sebagai penerima dana hibah agar tidak terjadi kesalahan penyaluran anggaran. "Kemenparekraf akan terus mempercepat kebijakan yang berpihak kepada para pelaku parekraf melalui program kita sendiri, program kolaborasi atau program pemulihan ekonomi nasional," jelas Sandi.
"Sebagian sudah mulai aktivasi, seperti program restrukturisasi kewajiban perbankan, program penjaminan kredit usaha baik untuk UKM dan usaha besar dan program KUR," lanjutnya.
Selain itu untuk ekonomi mikro, Kemenparekraf berkolaborasi dengan Kemenkop UKM dengan bantuan presiden untuk usaha mikro (BPUM). Untuk beban operasional, Sandi juga meminta pemerintah meringankan listrik dan perpajakan.
Advertisement
CHSE dan Vaksin
Langkah selanjutnya, adalah Kemenparekraf menyosialisasikan Cleanliness, Health, Safety, dan Environmental Sustainability (CHSE) yang akan dilakukan secara masif pada seluruh pelaku UMKM kuliner. Kemudian Kemenparekraf juga mendorong percepatan pemberian vaksin, khususnya di Pulau Bali, sesuai dengan target pembukaan Bali untuk wisatawan mancanegara.
"Kita akan mempercepat vaksinasi di Bali khususnya, dengan target 6 juta dosis vaksin yang bisa kita berikan sebelum akhir Juli, awal Agustus yang dicanangkan Presiden sebagai target waktu kita membuka Bali untuk wisman," jelasnya.
Selain itu, Sandiaga juga akan berusaha mengadakan beberapa kegiatan lainnya agar para pelaku UMKM kuliner tetap bisa bergerak. Salah satunya adalah kegiatan yang diberi nama “Bergerak”, singkatan dari 'Bedah Gerai Kuliner'.
"Kita ingin gerai mereka meningkat dari tadinya sederhana, ke yang lebih higienis, menarik. Terus dari segi produksinya efisien, dan sebagainya. Saya mau ada bebrapa kegiatan lagi yang bisa kita kerjakan dalam konsep kolaborasi. Jadi, PPKM ini tidak mengganggu justru mendorong sense of crisis dan humanity," pungkasnya.
Skenario PPKM Darurat Diperpanjang hingga 6 Pekan
Advertisement