Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan es krim berbasis di Vermont, Amerika Serikat, Ben & Jerry's, mengumumkan penyetopan penjualan es krim di wilayah Palestina yang diduduki Israel. Melansir CNN, Selasa (20/7/2021), itu dilakukan karena "tidak sejalan dengan nilai-nilai merek yang sadar sosial."
Merek di bawah naungan Unilever ini tercatat telah berbisnis di Israel sejak 1987. Namun, perusahaan es krim telah "ditandai" hubungannya dengan Israel dalam beberapa tahun terakhir karena ketegangan di kawasan itu.
Pihaknya telah menyelaraskan diri dengan tujuan liberal. Praktiknya termasuk mengalihkan sejumlah dana untuk mencari solusi berbasis masyarakat yang "mendorong kesehatan, pemeliharaan perdamaian, dan keselamatan nyata," katanya dalam sebuah pernyataan pada Juni 2020.
Advertisement
Baca Juga
Perusahaan telah meminta Amerika Serikat mengakhiri supremasi kulit putih dan meluncurkan podcast tentang rasisme, tahun lalu. Pada Desember 2020, Ben & Jerry's meluncurkan rasa es krim non-dairy yang terinspirasi Colin Kaepernick, "Change the Whirled."
Para penggemar merek tersebut disebut telah mendorong merek "angkat kaki" dari wilayah okupasi Israel, terutama di area barat yang dianggap ilegal menurut hukum internasional. Alasannya, itu tidak sejalan dengan citra liberal Ben & Jerry's.
Pada 2015, Ben & Jerry's menulis di laman resminya bahwa mereka "sangat menyadari betapa kompleksnya pasar lokal," dan percaya hal itu dapat memengaruhi perubahan positif dengan mempertahankan kehadirannya di wilayah tersebut. Tapi pada Senin, 19 Juli 2021, merek es krim itu berubah pikiran, mengatakan bahwa mereka mendengar dan mengakui keprihatinan para penggemar dan mitranya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tidak akan Perpanjang Lisensi
Merek es krim itu mengaku telah memberi tahu pemegang lisensi di Israel bahwa perjanjiannya tidak akan diperpanjang ketika berakhir pada akhir 2022. Setelah itu, Ben & Jerry's tidak lagi dijual di wilayah Palestina yang diduduki Israel.
Es krim mereka, bagaimana pun, terus dijual di Israel "melalui pengaturan yang berbeda," kata Ben & Jerry's. Pihaknya mencatat akan memperbarui pelanggan pada rincian tersebut di masa depan.
Politisi Israel mengecam keputusan itu. Perdana menteri baru negara itu, Naftali Bennett, mengatakan bahwa Ben & Jerry's telah memutuskan untuk mencap dirinya sebagai "es krim anti-Israel."
Advertisement
Kecaman terhadap Ben & Jerry's
Ayelet Shaked, Menteri Dalam Negeri Israel, juga menyuarakan narasi serupa atas keputusan Ben & Jerry. Ia berkicau di akun Twitter-nya menuliskan, "Es krim kalian tidak sesuai dengan selera kami. Kami akan bertahan tanpa kalian."
Hubungan Israel-Palestina, sebagaimana diketahui, penuh konflik. Ini terutama soal "ketidaksepakatan siapa yang menetap di tanah itu ribuan tahun lalu."
Hukum internasional menganggap Yerusalem Timur, wilayah tepi barat, Dataran Tinggi Golan, dan Gaza sebagai wilayah pendudukan di bawah Resolusi Dewan Keamanan PBB, meski karakterisasi itu dibantah Israel.