Liputan6.com, Jakarta - Warga India memadati sejumlah tempat wisata setelah gelombang kedua pandemi Covid-19. Mereka disebut "melakukan aksi wisata balas dendam."
Amit Gupta, seorang penjual perhiasan, berkendara dari New Delhi ke Shimla dan Kasauli di kaki bukit Himalaya di negara bagian Himachal Pradesh untuk liburan pertamanya dalam lebih dari 1,5 tahun belakangan. Shimla, yang pernah jadi ibu kota musim panas British India, merupakan tujuan populer bagi wisatawan domestik yang ingin melarikan diri dari "membakarnya" bulan-bulan musim panas.
Advertisement
Baca Juga
"Kami baru saja bersantai di kamar dan menikmati keindahan di luar. Ini adalah istirahat setelah waktu yang lama. Anda keluar dari hal-hal negatif yang beredar, di mana semua orang berbicara tentang Covid-19 dan bagaimana segala sesuatunya telah berubah, " kata Gupta, seperti dilaporkan The Strait Times, Selasa, 20 Juli 2021.
Tapi, ratusan orang India lain dari negara bagian Punjab, Delhi, dan Haryana memiliki gagasan yang sama. "Saya mengambil tindakan pencegahan dan menjauhi kerumunan besar," kata Gupta. Ia dan istrinya telah divaksinasi lengkap dan kedua anak mereka telah mendapat suntikan dosin vaksin pertama.
Warga India berwisata ke tempat-tempat perbukitan yang populer, seperti Shimla, Mussoorie, Dharamshala dan Nainital.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pembatasan Wisatawan
Wisatawan dilaporkan tak mengenakan masker dan tidak menjaga jarak sosial. Dalam perjalanan ke Mussoorie, di negara bagian Uttarakhand, banyak kendaraan berlomba-lomba mencapai kawasan yang lebih sejuk.
Mereka tak menggunakan masker karena ingin menghirup udara segar di kawasan hijau. Beberapa penumpang menjulurkan kepala mereka keluar dari sunroof. Semua ini telah menyebabkan otoritas negara memperketat pergerakan wisatawan dan memperingatkan orang-orang agar tidak melanggar norma.
Di Air Terjun Kempty Mousourie, pihak berwenang hanya mengizinkan 50 turis pada satu waktu selama 30 menit, setelah Kementerian Kesehatan Federal India menunjukkan foto-foto dari tempat populer sebagai kasus apa yang tidak boleh dilakukan.
Bagi penduduk setempat, kerumunan para turis domestik itu disambut baik. "Kita harus bergerak maju. Seperti yang dikatakan pemerintah di Singapura dan Inggris, kita harus belajar untuk hidup dengan pandemi ini," kata Sandeep Sahni, Presiden Asosiasi Hotel dan Restoran Uttarakhand yang berbasis di Mussoorie.
Advertisement
Pariwisata Paling Terpukul
Menurut Sahni, mematikan atau menutup lokasi wisata bukanlah solusi karena roda ekonomi mesti berjalan, seperti di Uttarakhand.
Sektor pariwisata India termasuk yang paling terpukul oleh pandemi. Banyak pelaku bisnis perhotelan, pemilik restoran, dan lainnya yang terkait dengan pariwisata menghadapi krisis keuangan setelah gelombang pertama dan kedua pandemi.
Dengan ditutupnya pariwisata internasional, ketergantungan sekarang pada pariwisata domestik, yang menurut laporan Bank Negara India, turun dari 6,9 persen produk domestik bruto negara itu pada 2019 jadi 4,7 persen pada 2020. Pariwisata menghasilkan 194 miliar dolar AS atau Rp2,8 triliun dan mendukung hampir 40 juta pekerjaan di India pada 2019, menurut The World Travel and Tourism Council.
Infografis Covid-19 Varian Delta India Hantui Indonesia
Advertisement