Liputan6.com, Jakarta - Ribuan ikan mati di Danau Batur, Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, akibat keracunan belerang. Padahal, ikan nila hasil budidaya tersebut sudah siap dipanen, lalu dijual, lapor Antara, Rabu (21/7/2021).
"Ikan nila atau di sini disebut ikan mujair kami mati sekitar 18 ribu ekor. Belum milik petani lainnya. Mana ikan nilanya sudah besar dan siap dijual," kata Jero Agus Jambe, Ketua Kelompok Nelayan Ikan Mujair di Desa Buahan, Danau Batur, Kintamani.
Ia menyambung, hampir semua ikan milik petani di salah satu objek wisata populer di Bali itu mati keracunan belerang yang keluar selama beberapa hari belakangan. Ia menjelaskan zat belerang selalu keluar dari dasar Danau Batur.
Advertisement
Baca Juga
Jika danau menyemburkan belerang, otomatis ikan budidaya para petani di danau itu mati keracunan. Kejadian ini selalu muncul setiap tahun, dan para petani disebut sudah siap dengan risiko tersebut.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangli biasanya tidak membantu permodalan saat peristiwa ini terjadi, tapi Jero berharap ada bantuan dari pemerintah karena kondisi serba sulit dampak pandemi COVID-19. Apalagi, PPKM Darurat menyebabkan daya beli masyarakat turun.
Ia mengaku, ikan nila yang mati di Danau Batur totalnya sekitar tiga ton. "Kalau satu kilogram (kg) ikan nila di pasar harganya Rp28 ribu, kali tiga ribu kg, berarti sekitar Rp84 juta kerugian kami. Belum petani lainnya," ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Siklus Tahunan
Menurut Jero, Pemkab Bangli sudah membantu pengangkutan ribuan bangkai ikan agar tidak menimbulkan bau busuk dan merusak destinasi wisata Danau Batur. Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (D-PKP) Kabupaten Bangli, I Wayan Sarma, membenarkan kematian ribuan ikan di Danau Batur akibat keracunan belerang.
Namun, kali ini yang paling parah. "Semburan belerang dari dasar danau itu naik ke permukaan dan mematikan ribuan ikan milik petani di wilayah Desa Kedisan ke timur hingga ke Desa Abang Batu Dinding," ucapnya.
Karena itu, pihaknya bersama petugas dan pembudidaya ikan segera mengevakuasi bangkai ikan. "Sementara ini, baru sekitar 17 ton bangkai ikan yang berhasil diangkat dari danau," katanya. Ia menambahkan, fenomena semburan belerang di Danau Batur merupakan siklus tahunan yang biasa terjadi sekitar bulan Juli sampai September.
Advertisement
Destinasi Wisata Populer
Berlokasi di gunung tertinggi ke-2 di Bali, mengutip laman Pemkab Bangli, Danau Batur terkenal berhawa sejuk dan memiliki pemandangan memesona. Tidak heran danau terbesar di Bali ini jadi salah satu objek wisata wajib bagi tidak sedikit pelancong.
Selain dari tepi danau, di masa operasional biasa, pengunjung bisa mengelilingi Danau Batur dengan menyewa perahu yang disediakan pengelola objek wisata. Pemandangan matahari terbenam jadi salah satu yang paling dinanti di sini.
UNESCO pun mengakui keindahan Danau Batur, dan menetapkannya sebagai kawasan Global Geopark Network. "Sebagian besar Taman Wisata Alam Gunung, Bukit Batur, dan Payang merupakan kawasan hutan lindung yang masuk dalam kawasan UNESCO Global Geopark," begitu keterangan tertulis di situs web resminya.
Infografis Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Alpha, Beta dan Delta
Advertisement