Liputan6.com, Jakarta - Tak ada yang meragukan Bali sebagai destinasi wisata favorit banyak orang. Pulau Bali menjadi tujuan berlibur baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.
Pemerintah bahkan tak hanya mendorong masyarakat berlibur ke Bali, tapi juga mengajak masyarakat untuk work from Bali (WFB) atau bekerja dari Bali, sebelum penerapan kebijakan PPKM Darurat Jawa Bali. Tujuannya untuk meningkatkan sektor perekonomian dan pariwisata Indonesia.
Sebagai daerah yang sangat mengandalkan pariwisata, Bali termasuk salah satu tempat yang sangat terdampak oleh pandemi Covid-19. Saat PPKM sudah dilonggarkan nantinya dan program WFB sudah diterapkan kembali atau kita bisa liburan lagi ke Bali, penting untuk tetap mengatur keuangan atau bujet sebaik mungkin.
Advertisement
Baca Juga
Bagi yang berencana WFB atau sekadar liburan di Bali dalam waktu cukup lama, unggahan pemilik akun TikTok @kathkhulman mungkin bisa dijadikan tambahan informasi. Wanita bernama Kath itu mengunggah konten tips berhemat saat tinggal di Bali dalam sejumlah video di TikTok.
Menurut Kath, hanya dengan bujet Rp3 juta, Anda sudah bisa tinggal di Bali selama sebulan. Biaya itu sudah termasuk akomodasi, transportasi, dan makan.
Menurut pengalaman Kath, mencari tempat tinggal di Bali sebaiknya di daerah Denpasar atau Sanur, tapi jangan dekat dengan daerah yang ramai turis, terutama dari luar negeri. Mendekatlah ke daerah warga lokal Bali tinggal, karena di sana Anda dapat menemukan tempat tinggal dengan uang sewa sekitar Rp2 juta per bulan.
Untuk urusan makan di Bali, menurutnya, bisa menghabiskan biaya antara Rp10 ribu sampai Rp20 ribu saja per harinya. Menu makanan yang didapat yaitu nasi jinggo, nasi campur, ataupun nasi kuning.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Pro dan Kontra
Untuk transportasi, Kath menyarankan untuk menyewa sepeda motor selama di Bali. Tarifnya rata-rata Rp500 ribu per bulan. Motor tentu sangat penting untuk menunjang transportasi harian Anda selama hidup di Bali.
Namun, unggahan tentang biaya hidup di Bali itu ternyata menuai pro dan kontra dari warganet. Mereka yang setuju dengan Kath, menyebut bahwa yang membuat dompet jebol adalah biaya nongkrong di tempat-tempat menarik di Bali.
"Yang bikin mahal tuh nongkrongnya, kalau mau hemat ya bisa sebulan 3jt mungkin banget, masak sendiri belanja di pasar," komentar seorang warganet.
Sedangkan yang tak sependapat, meragukan asumsi Kath. "Perhitungan makan 10 ribux3 udah 30 ribu sehari, sebulan 900 ribu udah lebih kali dari 3 juta," komentar warganet lainnya.
Salah satu unggahan Kath pada 29 Mei 2021 sempat viral dan sampai berita ini ditulis sudah dilihat lebih dari 1,2 juta kali dan mendapatkan lebih dari 1.300 komentar.
Advertisement
Warga AS di Bali
Di awal tahun ini, seorang wanita asal Amerika Serikat (AS) Kristen Gray, sempat membuat publik heboh. Ia menyalahgunakan visa turis untuk tinggal dan menetap di Bali selama setahun, sejak awal 2020. Ia menggunakan visa turis yang harusnya hanya berlaku selama kurang lebih enam bulan saja.
Selama di Bali, Kristen mengaku mendapatkan kehidupan yang lebih baik, dengan pengeluaran yang lebih sedikit ketimbang di AS, ia pun mendapatkan gaya hidup yang lebih glamor di Bali. Kristen bahkan membandingkan harga tempat tinggal yang ditempatinya. Bila di New York ia harus membayar biaya sewa sebuah apartemen studio sebesar 1.300 dolar AS atau senilai Rp18 juta per bulan, ia di Bali sudah mendapatkan vila yang mewah dengan harga 400 dolar AS atau sekitar Rp5,6 juta per bulan.
Ia pun mengajak banyak WNA lain untuk turut merasakan hal yang sama dengannya dengan membuat cuitan di media sosial. Ia bahkan menjual e-book terkait kisahnya tersebut. Hal itu menyulut kemarahan warganet Indonesia karena seolah-olah tengah mempromosikan kehidupan glamor yang murah bagi WNA di Bali, padahal warga lokal mengalami kesulitan ekonomi dengan UMP yang rendah.
Gray bersama pasangannya akhirnya dideportasi dan diterbangkan ke Jakarta pada 20 Januari 2021. Sehari kemudian, ia naik pesawat American Airlines tujuan Jakarta-Tokyo-Los Angeles. Hingga deportasi terjadi, Gray masih merasa tak bersalah atas kelakuannya.
PPKM Darurat Jawa Bali 3-20 Juli 2021
Advertisement