Sukses

Daur Ulang Bukan Solusi Terbaik Atasi Masalah Sampah Tekstil dan Pakaian Bekas

Lalu, apa solusi terbaik untuk mengatasi masalah sampah tekstil dan pakaian bekas yang menyumbang 50 persen emisi global?

Liputan6.com, Jakarta - Sampah tekstil dan pakaian merupakan salah satu penyumbang masalah sampah terbesar di dunia. Data di Amerika Serikat saja menyebut 84 persen jenis sampah itu berakhir di TPA dan insinerator karena tak bisa dikelola dengan baik.

Laporan terpisah dari World Economic Forum, Net Zero Challenge: The Supply Chain Opportunity, yang dikeluarkan tahun ini memasukkan fesyen sebagai salah satu dari delapan rantai pasok yang bertanggung jawab untuk lebih dari 50 persen emisi global. Industri sendiri menyumbang sekitar lima persen emisi global.

Dari sederet opsi, menyewa pakaian terdengar pilihan bijak yang berkelanjutan. Namun, dikutip dari laman weforum.org, penyewaan pakaian ke banyak orang menunjukkan hal sebaliknya. Studi yang dilakukan para peneliti di Universitas LUT Finlandia menemukan bahwa penyewaan pakaian justru menyumbang lebih banyak pemanasan global dibandingkan membuangnya begitu saja.

Hasil studi peneliti Finlandia yang dipublikasikan di jurnal Environmental Research Letters mengungkapkan bahwa aktivitas menyewa dan mengembalikan celana jins, lebih banyak menghasilkan emisi, dibandingkan sekali beli. Alasannya, proses penyewaan itu melibatkan perjalanan ke dan dari lokasi rental yang sebagian besar emisinya dihasilkan dari kendaraan.

"Setelah 10 kali penggunaan, konsumen mengembalikan jins ke penyedia layanan penyewaan dan mendapatkan ganti yang baru," kata tim riset yang dipimpin oleh asisten profesor ekonomi sirkular, Jarkko Levänen, dikutip Senin (26/7/2021).

Penelitian itu berangkat dengan asumsi bahwa pelanggan harus berjalan minimal dua kilometer saat proses bolak-balik ke tempat penyewaan itu. Mengganti alat transportasi dengan kendaraan rendah jejak karbon, seperti sepeda, atau konsumen menggunakannya 400 kali, mungkin bisa jadi solusi agar layanan penyewaan pakaian itu lebih berkelanjutan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 4 halaman

Apa Solusi Terbaik?

Daur ulang juga bukan jawaban atas masalah sampah tekstil dan pakaian. Daur ulang yang menggunakan kembali pakaian sebagai sumber material baru dinilai tak sepenuhnya mendukung keberlanjutan. Pasalnya, proses industri dalam pendaurulangan material itu menghasilkan emisi level tinggi. 

Riset itu menyatakan mengurangi jumlah pakaian yang kita miliki ialah kunci untuk menekan emisi dari fesyen. Meski, hal itu mungkin bukan solusi yang akan dipilih banyak orang.

Perjalanan untuk memproduksi fesyen yang lebih berkelanjutan masih berlanjut. Salah satunya adalah pembuatan akta lahir digital untuk setiap item fashion. Sebuah perusahaan rintisan yang berbasis di New York, Eon, meluncurkan aplikasi tersebut yang bertujuan agar bisa melacak siklus hidup garmen.

Sementara, start-up dari Illinois, Natural Fiber Welding membuat baju, sepatu, dan furnitur dari serat tumbuhan. Kedua perusahaan itu merupakan anggota The Circulars Accelerator, sebuah inisiatif untuk membantu para pengusaha ekonomi sirkular menggandakan kapasitas inovasi mereka.

3 dari 4 halaman

Tips Lain

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menekan koleksi pakaian Anda menjadi sampah karena lama tak terpakai. Tiga tips yang dikutip dari laman centerforecotechnology.org bisa membantu.

1. Beli pakaian bekas daripada yang baru

Cara ini mungkin akan memakan waktu untuk memilih busana yang masih layak dan sesuai gaya Anda. Tapi, hal itu bisa terbayar dengan harga lebih murah yang didapat, sekaligus usaha memperpanjang usia pakai busana di bumi. Anda bisa mengecek beberapa laman toko online untuk memperolehnya.

2. Acara tukar baju

Anda bisa mengundang beberapa teman untuk saling bertukar isi lemari yang sudah tak berkenan dipakai lagi. Bila masih ada yang tersisa, Anda bisa mendonasikannya atau mendaurulangnya.

3. Donasikan pakaian Anda

Alih-alih memperlakukan busana Anda sebagai sampah, lebih baik kemas dengan baik untuk didonasikan kepada yang membutuhkan. Anda bisa mendistribusikannya ke saudara, teman, panti asuhan, atau bahkan tempat daur ulang sampah tekstil yang paling terjangkau.

4 dari 4 halaman

Cara Pakai Masker Dobel yang Benar