Sukses

6 Fakta Menarik tentang Kampar Riau, Jejak Penting Kerajaan Sriwijaya Berada

Kampar, Riau, merupakan salah satu titik strategis di jalur lintas Riau--Sumatera Barat.

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai salah satu bagian dari Provinsi Riau, posisi Kampar terbilang strategis. Posisinya berada di jalur lintas Riau--Sumatera Barat dengan di sebelah utara berbatasan dengan Pekanbaru dan Kabupaten Siak. Titik persilangan ini juga memengaruhi kekayaan budaya di kabupaten tersebut.

Kabupaten Kampar memiliki luas wilayah sekitar 1.128.928 hektare. Pada 2020, jumlah penduduknya mencapai 841,33 ribu orang yang tersebar di 21 kecamatan.

Pembentukan Kabupaten Kampar diawali dengan adanya Surat Keputusan Gubernur Militer Sumatera Tengah Nomor: 10/GM/STE/49 tanggal 9 November 1949. Selanjutnya pada 1 Januari 1950, Datuk Wan Abdul Rahman ditunjuk sebagai Bupati Kampar yang pertama untuk mengisi kekosongan pemerintahan.

Pada 6 Februari 1950, terbitlah Ketetapan Gubernur Sumatera Tengah No. 3/DC/STG/50 tentang penetapan Kabupaten Kampar. Tanggal tersebut yang menjadi peringatan kelahiran Kabupaten Kampar saat ini. Selain keterangan tersebut, Liputan6.com merangkum enam fakta menarik lainnya dari beragam sumber. Simak di sini ya!

1. Jejak Penting Kerajaan Sriwijaya

Kabupaten Kampar memiliki Candi Muara Takus, sebagai salah satu peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang berdiri pada abad ke-7 dengan raja pertama Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Sesuai namanya, candi ini terletak di Desa Muara Takus. Lokasinya tidak jauh dari pinggir Sungai Kampar kanan.

Keunikan dari candi ini adalah dibangun dari material kombinasi batu pasir, batu sungai, serta batu bata yang dikelilingi tembok berukuran 74x74 m. Maka itu, warna candi ini berbeda dengan warna candi yang biasa ditemui di daerah Jawa yang mayoritas berwarna abu-abu.

Bangunan candi terbagi menjadi Candi Tua, Candi Bungsu, Stupa Mahligai, dan Palangka. Selain candi, di dalam komplek juga ditemukan gundukan yang diperkirakan merupakan tempat pembakaran tulang manusia.

Komplek candi ini satu-satunya peninggalan sejarah yang berbentuk candi di Provinsi Riau. Peninggalan agama Buddha ini masih menyimpan misteri karena para pakar belum bisa menentukan secara pasti kapan berdirinya candi ini.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 4 halaman

2. Masjid Tua Air Tiris

Kabupaten Kampar memiliki masjid tua yang dinamai Masjid Jami Air Tiris. Lokasinya terletak di Jalan Pasar Usang, Kelurahan Air Tiris, Desa Tanjung Berulak Pasar Usang. Pembangunan Masjid Jami ini merupakan prakarsa seorang ulama bernama Engku Mudo Songkal. 

Masjid yang dibangun pada 1901 ini awalnya seluruhnya terbuat dari kayu, tanpa paku, dan hanya menggunakan pasak. Bentuk atapnya limas secara bertingkat. Seiring waktu, atapnya kini diganti dengan seng.

Masjid Jami Air Tiris ini memasukkan gaya Melayu dan China. Dindingnya terdapat ornamen ukir yang mirip dengan masjid di Negeri Pahang, Malaysia. Terdapat keyakinan dari masyarakat setempat bahwa batu berbentuk kepala kerbau yang berada di bak air Masjid Jami selalu berpindah-pindah.

3. Tugu Equator/Khatulistiwa

Tugu Equator atau yang dikenal juga dengan nama Tugu Khatulistiwa terletak di Kelurahan Lipat Kain, Kecamatan Kampar kiri. Tugu ini berada tepat di garis khatulistiwa dan hanya terdapat di daerah atau negara-negara yang dilewati oleh matahari secara vertikal.

Pembangunan Tugu Khatulistiwa atau Tugu Equator dimaksudkan sebagai penanda bahwa di titik tempat tugu tersebut berada pada lintasan garis equator. Berdiri di atas tanah berukuran 10x21 m2, tugu dibangun berdiri tegak dengan ketinggian tidak kurang dari lima meter.

Bangunan tersebut berwarna krem dengan motif berwarna kecoklatan. Pada pucuk tugu terdapat sebuah globe berwarna biru terang dengan area sekitar tugu diberi pagar pembatas.

 

 

3 dari 4 halaman

4. Tradisi Balimau Kasai

Balimau Kasai merupakan tradisi masyarakat Kampar untuk menyambut bulan Ramadan. Tradisi ini merupakan upacara tradisional yang dilaksanakan sekali dalam setahun menjelang masuknya bulan puasa.

Makna dari Balimau yaitu mandi dengan menggunakan air yang di campur jeruk yang disebut jeruk limau. Sedangkan, kasai adalah wangi-wangian yang biasa dipakai ke wajah dan tangan. Bagi masyarakat setempat, pengharum dipercaya dapat mengusir segala macam dengki.

Ritual ini merupakan ungkapan rasa syukur dan kegembiraan saat memasuki bulan puasa yang juga sebagai simbol pembersihan diri. Tradisi Balimau Kasai diwarnai dengan upacara adat yang mengandung nilai tradisional dan sakral. Biasanya dilaksanakan di Desa Batu Belah.

5. Danau Koto Panjang

Danau buatan ini terletak di Kecamatan Koto Kampar. Fungsi utamanya selain sumber pembangkit listrik (PLTA), juga dimanfaatkan untuk wisata.

Danau ini dikelilingi oleh daerah perbukitan dan rangkaian pegunungan Bukit Barisan berpanorama indah. Terdapat angkutan penumpang objek wisata bernama Kapal Banawa Nusantara yang sempat mengalami kecelakaan pada Desember 2020.

6. Kuliner Khas

Seperti daerah lain di Indonesia, Kabupaten Kampar juga memiliki kuliner khas daerah. Salah satunya, Kapiek Ndak Batulang. Makanan ini berupa ikan bakar dengan bumbu gulai khas Kampar yang disajikan tanpa tulang.

Makanan tradisional lainnya dapat berupa kue apam, godok gulo, lopek bugi, dan kerupuk ubi. Keempat makanan tradisional ini sempat disajikan oleh pemerintah setempat selama lima hari dalam memeringati hari jadi Kabupaten Kampar ke-70 tahun. (Gabriella Ajeng Larasati)

4 dari 4 halaman

Tips Libur Panjang Bebas Covid-19