Liputan6.com, Jakarta - Video pemain bisbol Israel, Ben Wanger, mencoba menguji apakah tempat tidur kardus para atlet Olimpiade Tokyo 2020 hanya dapat menahan berat satu orang viral, baru-baru ini. Sejak acara olahraga empat tahunan itu bergulir pekan lalu, kehadiran ranjang ini menarik perhatian.
"Mendapat banyak pertanyaan tentang tempat tidur di Olimpiade, jadi hari ini kami akan memeriksa dan melihat berapa banyak orang Israel yang diperlukan untuk merusak tempat tidur kardus," kata Wagner dalam sebuah video di akun TikTok-nya.
Klip itu memperlihatkan Wagner dan sesama atlet Olimpiade Israel melompat di tempat tidur. Mereka pun menambah jumlah orang setiap kali, hingga ranjang itu rusak ketika sembilan dari mereka melompat pada waktu bersamaan.
Advertisement
Baca Juga
Ini Alasan Tempat Tidur Atlet Olimpiade Tokyo Dibuat dari Kardus, Bukan 'AntiSeks'
Penumpang Kereta Api Jarak Jauh di Sumatera Wajib Tunjukkan Kartu Vaksin Covid-19 Mulai 29 Juli 2021
Top 3 Berita Hari Ini: Penumpang Kereta Api Jarak Jauh di Sumatera Wajib Tunjukkan Kartu Vaksin Covid-19 Mulai 29 Juli 2021
Tidak butuh waktu lama hingga video tersebut jadi sensasi online dan membuat warga Jepang kesal. Pasalnya, masyarakat Negeri Sakura "membayar tempat tidur dan semua layanan lain selama Olimpiade Tokyo 2020 dengan pajak mereka."
"Bukan gratis! Bukan mainan! Saya merasa sangat sedih. Saya ingin mereka segera pulang," kata seorang pengguna, sementara yang lain berkomentar, "Tidak lucu sama sekali. Bagaimana bisa mereka berbuat seperti itu? Merusak secara sengaja hanya untuk menguji ketahanannya. Sebagai orang Jepang, saya sangat sedih melihatnya."
"Orang-orang tertekan secara finansial (selama pandemi). Tolong pikirkan baik-baik sebelum bertindak," sambung yang lain.
"Saya mengerti rasa penasaran seberapa kuat tempat tidur kardus, tapi saya pikir jika sembilan pria dengan fisik yang baik melompat di atasnya, kerangka ranjang, bahkan jika itu terbuat dari kayu atau baja tahan karat, mungkin akan bengkok. Pikirkan lagi mengapa kalian ada di sana. Semoga penampilan kalian sukses," tulis seorang warganet.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Awal Kehebohan Tempat Tidur Kardus
Ranjang kardus ini pertama kali viral setelah pelari Amerika Serikat, Paul Chelimo, berkicau bahwa tempat tidur tersebut hanya dapat menahan berat satu orang untuk menghindari "situasi di luar olahraga." Sejak itu, banyak atlet berkicau di media sosial mereka untuk membantah rumor kerapuhan tempat tidur kardus.
Di banyak klip, mereka merekam saat mencoba tempat tidur tersebut. Salah satunya adalah penyelam Malaysia, Leong Mun Yee, yang membagikan video TikTok tentang tempat tidur kardus. Dalam video tersebut, terlihat meski seluruh tempat tidur terbuat dari kardus, bahannya lentur dan nyaman untuk beristirahat.
Mengutip Says, Jumat (30/7/2021), tempat tidur kardus ini dapat menopang berat hingga hampir 200 kilogram (kg), lantaran rangkanya terbuat dari bahan berketahanan tinggi. Selain itu, ranjang produksi Airweave ini dirancang khusus untuk meningkatkan kualitas tidur. Kasurnya juga bisa disesuaikan dengan bentuk tubuh masing-masing atlet.
Advertisement
Pendekatan Ramah Lingkungan
Tempat tidur kardus sebenarnya telah lama digunakan sebagai ranjang darurat di tempat pengungsian bencana. Namun, penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 memperkenalkannya sebagai pendekatan ramah lingkungan.
"Itu (tempat tidur kardus) akan didaur ulang jadi produk kertas setelah Olimpiade. Kemudian, komponen kasur didaur ulang jadi produk plastik baru," kata penyelenggara.
Mengutip laman resminya, pihak penyelenggara juga menuliskan bahwa inisiatif ini diambil untuk memenuhi tanggung jawab dalam menghadirkan acara olahraga yang berkelanjutan. Juga, menampilkan model solusi dari tantangan keberlanjutan global pada orang-orang di Jepang dan seluruh dunia.
Praktiknya termasuk mempromosikan penghematan energi dan penggunaan energi terbarukan sebanyak mungkin. Di samping, mereka juga menyusun Kode Sumber Daya Berkelanjutan untuk produk dan layanan yang akan dibeli, serta memakai hanya produk berlisensi berkelanjutan.
Infografis Olimpiade Tokyo 2020
Advertisement