Liputan6.com, Jakarta - Di balik cerita-cerita sedih mereka yang terdampak pandemi Covid-19, masih ada sisi terang yang muncul. Satu di antaranya adalah menguatnya solidaritas dan kemanusiaan, seperti yang ditunjukkan lewat pemberian beasiswa bagi 1.000 anak pedagang kecil.
Inisiatif tersebut digagas oleh pendiri Kahmipreneur, platform yang mewadahi alumni HMI untuk menjadi pengusaha. Menparekraf Sandiaga Uno merespons baik program beasiswa untuk jenjang SD hingga mahasiswa tersebut, lalu menyebarkan informasinya lewat akun Instagram pribadinya.
Advertisement
Baca Juga
"Ini adalah saat prihatin. Waktu ada gagasan itu, saya lihat ini adalah kegiatan yang sangat berpihak (kepada rakyat kecil). Covid-19 ternyata bisa meningkatkan rasa kemanusiaan, bagaimana bisa hadir memberi bantuan kepada saudara yang membutuhkan," ujarnya dalam pengumuman penerima beasiswa tahap I secara virtual, Sabtu (31/7/2021).
Menurut Sandiaga, pendidikan merupakan kebutuhan anak-anak agar mampu bersaing di era serba digital. Karena menjadi keniscayaan, setiap anak Indonesia semestinya dibekali keterampilan digital yang memadai. Tujuannya tidak hanya untuk bisa berselancar, tetapi lebih ke menciptakan konten kreatif dan membuka lapangan pekerjaan.
"Berkat dukungan semua, kita sudah berikan realisasi bantuan untuk pedagang kecil. Pedagang kecil ini tulang punggung perekonomian kita," sambung Sandi.
Sebelumnya dalam Weekly Press Briefing, awal pekan ini, dia menjelaskan beasiswa untuk anak pedagang kecil merupakan bantuan bagi mereka yang belum tersentuh bantuan pemerintah, tapi terdampak PPKM Level 4. Calon penerima juga tetap aktif belajar di masa virtual.
"Itu di luar lingkup Kemenparekraf. Karena keterbatasan dana dan sumber daya (di pemerintah), kami gunakan jaringan relawan," ujarnya.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Peminat Membludak
Co-founder Kahmipreneur, George Edwin menerangkan beasiswa kali ini merupakan tahun kedua setelah pada 2020 lalu, mereka memberikan 200 beasiswa bagi yang terpilih. Pada tahun ini, beasiswa disediakan bagi 1.000 orang yang terdiri dari lima kategori, yakni pelajar SD, SMP, SMA, Mahasiswa, dan anak yatim piatu karena Covid-19.
Jumlah pendaftar beasiswa membludak. Dibandingkan tahun lalu yang hanya sekitar 30ribu pendaftar, jumlah pelamar saat ini lebih dari 116ribu orang. Padahal, waktu pendaftaran dibatasi hanya tiga hari.
"Peningkatannya jadi 400 persen dari periode lalu, karena bangsa kita alami pandemi luar biasa," ujar Edwin.
Pada tahap pertama, beasiswa akan diberikan untuk tingkat mahasiswa. Total 100 penerima beasiswa yang terpilih dari seluruh Indonesia lewat seleksi komite nasional dan daerah.
"Dalam catatan kami, walau diberikan melalui Kahmipreneur, tapi penerimanya bukan hanya kader HMI, bukan hanya yang belajar agama, di luar kaum muslim pun kita berikan. Ini menunjukkan bahwa Kahmipreneur bukan hanya untuk HMI, tetapi semua umat, bangsa Indonesia," imbuhnya.
Besaran beasiswa yang diberikan untuk mahasiswa adalah Rp500 ribu, pelajar SMA/Aliyah Rp400 ribu, dan pelajar SMP/Tsanawiyah Rp300 ribu. Sementara, beasiswa untuk pelajar SD Rp250 ribu, dan tidak ada keterangan besaran beasiswa bagi anak yatim piatu karena Covid-19.
Â
Â
Â
Advertisement
Untuk PKL hingga Skripsi
Salah satu penerima beasiswa, Putri Indayani Payappo mengaku sangat terbantu dengan beasiswa yang didapatkan. Mahasiswi Ambon semester VI itu mengaku akan menggunakan bantuan yang diterimanya untuk kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
Sementara, Arfan Ardiansyah mengaku beasiswa yang diterimanya membantu ekonomi keluarganya. Tahun lalu, ayahnya meninggal dunia sehingga ibunya lah yang bertugas mencari nafkah sebagai penjual kerupuk. Mahasiswa jurusan Budidaya Perairan Universitas Riau itu juga membantu dengan menjual pempek di kampus.
Lain lagi rencana Ahmad Fadel, mahasiswa Ilmu Hadis Universitas Ahmad Dahlan Yogya. Ia berencana menggunakannya untuk mengerjakan skripsi karena kini ia duduk di semester VIII. Beasiswa itu diakuinya membantu lantaran ayahnya kini tak berjualan lagi sejak pandemi.
Sekolah Tak Seperti Dulu Lagi
Advertisement