Sukses

China Setop Terbitkan Paspor dan Batasi Perjalanan Luar Negeri

Sejumlah bandara di China yang menjadi tujuan penerbangan internasional, termasuk Bandara Lukou di Nanjing ditutup.

Liputan6.com, Jakarta - Kasus Covid-19 yang sempat melandai di China, belakangan mulai menanjak kembali. Situasi itu mendorong Badan Imigrasi Nasional China atau NIA (National Immigraton Administration) menghentikan sementara penerbitan paspor dan dokumen perjalanan lainnya untuk mencegah meluasnya kasus impor Covid-19.

Dilansir dari Xinhua dan Sixth Tone, 4 Agustus 2021, NIA sangat memerhatikan tren kasus Covid-19 secara global sehingga kebijakan-kebijakannya menyesuaikan situasi saat ini. Instansi yang sebelumnya menyatu dengan Kementerian Keamanan Publik China (MPS) itu juga akan memperketat keluar-masuk warganya yang tidak punya tujuan sangat mendesak.

Otoritas imigrasi tersebut juga akan menindak tegas pelaku perjalanan lintas batas secara ilegal dan berbagai kejahatan yang lain untuk mencegah pendatang haram memasuki wilayah daratan China itu. Kebijakan tersebut diambil setelah Covid-19 varian Delta klaster Nanjing, Provinsi Jiangsu, merambah ke sejumlah provinsi lainnya di China.

Sejumlah bandara di China yang menjadi tujuan penerbangan internasional, termasuk Bandara Lukou di Nanjing ditutup. Meski begitu, kebijakan ini tidak melarang warga China untuk bepergian ke luar negeri, sifatnya hanya membatasi saja.

Dikutip dari Antara, 4 Agustus 2021, para calon penumpang pesawat dari Indonesia yang hendak kembali ke China menerima pengembalian uang tiket secara penuh. Namun, mereka tetap merasa kecewa.

Penangguhan layanan transportasi dan perintah tetap di rumah diberlakukan di sejumlah kota dan wilayah. Beberapa kompleks perumahan yang berisiko tinggi untuk penularan virus corona, tujuan wisata dan tempat hiburan setempat ditutup sementara.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

2 dari 4 halaman

Menyebar ke 31 Provinsi

Berdasarkan hasil investigasi otoritas kesehatan China bahwa klaster Nanjing bermula dari pesawat Air China nomor penerbangan CA910 dari Rusia pada 21 Juli 2021. Varian Delta menyebar lebih cepat ke 31 provinsi lain, termasuk Beijing hanya dalam waktu dua minggu.

Penyebaran terjadi lebih cepat karena bersamaan dengan tingginya aktivitas masyarakat pada musim liburan sekolah akhir semester. Sampai berita ini ditulis, jumlah kasus positif varian Delta di China yang bermula dari Nanjing telah mencapai angka 361 ditambah tanpa gejala sebanyak 117 kasus.

3 dari 4 halaman

Panic Buying

Kembali munculnya kasus Covid-19 di Kota Wuhan, China membuah sejumlah warga di sana melakukan panic buying. Dikutip dari kanal Global Liputan6.com, warga lokal di Wuhan yang tinggal di bekas daerah 'ground zero' virus terlihat menyerbu rak-rak supermarket karena meningkatnya kasus infeksi virus Corona di kota itu - memicu kekhawatiran akan diberlakukannya lockdown.

Wuhan juga telah menggelar tes Covid-19 massal, setelah menghadapi wabah baru Virus Corona, yang pertama kali terjadi dalam setahun. Kota berpenduduk 11 juta orang di China tengah itu merupakan kota terbaru yang melakukan tes COVID-19 massal di seluruh kota setelah 8 infeksi baru dilaporkan pada 3 Agustus 2021.

Beijing sebelumnya berhasil meredam kasus COVID-19 - memungkinkan ekonomi untuk pulih dan aktivitas kembali normal. Tetapi wabah terbaru muncul di China ketika hampir 500 kasus domestik dilaporkan sejak pertengahan Juli 2021, termasuk pada kasus infeksi yang dialami staf bandara di Nanjing, provinsi Jiangsu.

4 dari 4 halaman

Kejahatan Vaksin Covid-19 Palsu di China