Liputan6.com, Jakarta - Sukabumi yang dulunya jadi daerah rumah tahanan Bung Hatta dan Sutan Sjahrir terletak di Provinsi Jawa Barat. Daerah ini berbatasan dengan Kabupaten Bogor di sebelah utara dan Samudra Indonesia di sebelah selatan.
Kabupaten yang memiliki lambang daerah berpola perisai ini, memiliki luas wilayah sebesar 4.162 kilometer persegi atau 11,21 persen dari luas Jawa Barat. Sedangkan kecamatan terluas yaitu Kecamatan Ciemas sebesar 314,14 kilometer persegi. Ibu kotanya adalah Palabuhanratu. Kabupaten Sukabumi merupakan kabupaten terluas kedua di Pulau Jawa setelah Kabupaten Banyuwangi di Provinsi Jawa Timur.
Pada 2020, jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi sebanyak 2.725.450 jiwa dengan persentase penduduk terbanyak yaitu laki-laki sebesar 51 persen. Beberapa tokoh yang berasal dari Sukabumi di antaranya mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. aktris dan penyanyi Desy Ratnasari, Shanty, dan Syahrini, komedian Ananda Omesh, aktris Happy Salma dan pencipta lagu anak-anak Ibu Sud.
Advertisement
Baca Juga
Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Sukabumi. Berikut enam fakta menarik seputar Kabupaten Sukabumi, yang dirangkum dari berbagai sumber.
1. Asal Usul Nama Sukabumi
Nama Sukabumi berasal dari bahasa Sunda yaitu Suka-Bumen yang dapat diartikan sebagai kawasan yang punya udara sejuk, sehingga banyak orang yang suka bumen-bumen atau menetap.
Pengertian lainnya, nama Sukabumi berasal dari bahasa Sansekerta yaitu suka yang berarti kesenangan, kebahagiaan, dan kesukaan serta bhumi yang berarti bumi. Jika kedua kata tersebut digabungkan menjadi Sukabumi yang berarti bumi kesukaan.
2. Rumah Tahanan Bung Hatta dan Sjahrir
Tokoh kemerdekaan Indonesia, Bung Hatta dan Sutan Sjahrir pernah menjalani tahanan rumah di Sukabumi di masa penjajahan Jepang. Rumah pengasingan Bung Hatta dan Bung Sjahrir terletak di Jalan Bhayangkara No. 156 A, Kelurahan Sriwedari. Rumah ini sudah dibangun sejak 1926 dan diberi sekat agar Bung Hatta dan Sjahrir berada di ruang yang terpisah.
Di pertengahan masa Perang Dunia Kedua, Kekaisaran Jepang melancarkan serangan ke Indonesia atau Hindia Belanda pada 8 Desember 1941, Sukabumi jatuh ke tangan Jepang pada 7 Maret 1942.
Di masa pendudukan Jepang, Sukabumi menjadi tempat pertemuan Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir dengan perwakilan Jepang untuk membahas mengenai masa depan Hindia Belanda, namun keduanya malah mendapatkan status sebagai tahanan kota. Sukabumi juga menjadi salah satu tempat penahanan tawanan perang dari Amerika Serikat dan Australia di Indonesia.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
3. Pabrik Keju Sukabumi
Tidak hanya di Belanda saja, Indonesia juga memiliki pabrik keju. Pabrik keju Sukabumi ini terletak di kawasan perbukitan Baros, sekitar tujuh kilometer dari pusat Kota Sukabumi. Pabrik yang sudah berdiri sejak 1983 ini memiliki luas kurang lebih 26 hektare.
Awalnya pabrik ini memproduksi Keju Gouda, keju kuning dari susu sapi, dengan skala rumahan. Kemudian, berkembang menjadi pabrik keju yang menjadikannya sebagai produsen keju lokal.
Selain pabrik, kawasan ini juga menyediakan penginapan, kebun tanaman hias, pabrik pakan ternak, dan peternakan sapi. Selain itu, pabrik ini juga memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk membuat keju dan selai.
4. Makanan khas Sukabumi
Sejak dahulu, Sukabumi dikenal dengan produksi makanan mochi. Kue mochi ini diisi berbagai varian rasa, antara lain coklat, keju, dan wijen. Kue ini berbentuk bulat, bertekstur kenyal, dan pada bagian luarnya ditaburi tepung halus.
Bahan utama pembuatan makanan ini adalah tepung ketan dan gula sehingga makanan ini punya rasa manis. Konon, makanan ini merupakan warisan warga Tionghoa secara turun temurun yang jumlahnya cukup banyak di Sukabumi.
Advertisement
5. Taman Bumi
Taman Bumi di Sukabumi bernama Geopark Ciletuh-Palabuhanratu merupakan kawasan konservasi, edukasi, dan pembangunan yang berkelanjutan. Luas dari kawasan ini yaitu 126.100 hektare atau 1.261 kilometer persegi. Pada 2015, Geopark Ciletuh ditetapkan sebagai Geopark Nasional oleh Komite Nasional Geopark Indonesia (KGI) dan Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU).
Pergantian nama menjadi Ciletuh-Palabuhanratu dan perluasan kawasan ini disahkan oleh komite pada 2016. Pada 2018, taman bumi ini ditetapkan menjadi UNESCO Global Geopark dengan tema ‘Fosil Subduksi, Plato Jampang, Pergeseran jalur Magmatik’.
6. Goa Buni Ayu
Goa Buni Ayu merupakan gua kapur aktif yang terletak di Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung. Panjang gua ini mencapai 2.200 meter. Untuk memasuki gua ini, harus memasuki sumur sepanjang 18 meter.
Di dalam gua terdapat kanopi, stalagtit, stalagmit, flowstones, dan berbagai ornamen gua lainnya. Selain itu, terdapat aliran sungai bawah tanah di dalamnya. Tidak hanya keindahan alam saja, di dalam gua ini juga tinggal sekelompok kelelawar. Di bagian paling dalam gua terdapat sumur air asin yang memiliki kedalaman 500 meter. (Gabriella Ajeng Larasati)
Jadwal Libur Nasional Terbaru Juli - Desember 2021
Advertisement