Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC) PBB telah memperingatkan bahwa planet Bumi akan mencapai batas untuk pemanasan globalnya dalam 20 tahun ke depan. Efek yang ditimbulkannya mengerikan, yakni kerusakan lingkungan yang tidak dapat diperbaiki dan perubahan cuaca yang sangat ekstrem.
Dilansir dari Sky News, Rabu, 11 Agustus 2021, berdasarkan laporan terbaru, IPCC menyerukan tentang pengurangan emisi gas rumah kaca skala besar dan cepat. Mereka juga meminta masyarakat untuk menganggap perubahan iklim sebagai ancaman yang mendesak.
Profesor Ed Hawkins, seorang ahli iklim di Universitas Reading, Inggris, menekankan bahwa setiap ton CO2 atau karbon dioksida dan setiap hal yang menyumbang pada pemanasan sangat penting. Dapat diartikan bahwa, setiap tindakan dari satu orang yang mengubah kebiasaan mereka hingga perubahan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah, sangat berarti.
Advertisement
Aktivis lingkungan, Greta Thunberg, menyuarakan adanya perubahan dalam keseharian. "Kita masih bisa untuk menghindari konsekuensi yang buruk," cuit Thunberg di Twitter.
Baca Juga
Mungkin hal tersebut tampak menakutkan. Namun, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk membantu mengatasi perubahan iklim dan pemanasan global, seperti dikutip dari Sky News.
1. Mengurangi Makan Daging Merah
Hewan karnivora rata-rata menghasilkan 7,2 kilogram karbon dioksida setiap hari, hampir dua kali lipat dari pola makan vegan. Peternakan bertanggung jawab sekitar 15 persen dari emisi karbon dunia. Berdasarkan riset dari Universitas Oxford, menerapkan pola makan vegan merupakan salah satu cara terbaik dalam mengurangi dampak terhadap lingkungan.
Menurut peneliti, Joseph Poore, dengan mengalihkan lahan pertanian untuk menumbuhkan pepohonan, akan bisa memangkas 13 juta ton emisi gas rumah kaca dalam 20 tahun. Angka itu merupakan 25 persen dari total emisi global.
Profesor Bill Collins, salah satu penulis utama dalam laporan PBB mengatakan, 0,5 derajat Celcius dari pemanasan yang terjadi pada beberapa tahun belakangan merupakan akibat dari gas metana yang dihasilkan oleh sapi.Collins menambahkan, dengan menurunkan kadar metana, tidak hanya mengurangi pemanasan pada planet bumi, tetapi juga secara aktif dapat menurunkan suhu global.
"Hal tersebut sangat sulit untuk dikurangi tanpa mengubah pola makan kita," ujar dia. Jika tidak dapat mengurangi konsumsi daging sepenuhnya, Anda bisa mensubstitusinya dengan ayam karena hanya menghasilkan sekitar sepertiga CO2 per kilogram protein dari daging sapi dan domba.Â
2. Kurangi Bepergian dengan Mobil dan Pesawat
Pandemi Covid-19 membuktikan betapa banyak polusi yang dihasilkan dari kendaraan dalam menambah jejak karbon. Ketika kuncitara (lockdown) terjadi pada 2020, emisi gas rumah kaca di Inggris menurun sebanyak 8,9 persen, dari 454,8 juta ton pada 2019 menjadi 414,1 juta. Angka ini merupakan penurunan terbesar sejak 1990.
Transportasi menjadi penyumbang sepertiga emisi karbon di Inggris. Sementara, asap beracun yang berasal dari mobil, mobil van, dan truk menyebabkan ribuan kematian dini setiap tahunnya.
Jadi, ketika memilih untuk menggunakan transportasi umum atau berbagi kendaraan untuk bepergian akan membantu menurunkan jejak karbon secara signifikan. Menggunakan mobil listrik atau memilih menggunakan transportasi publik juga jadi pilihan bijak.
Secara keseluruhan, gas rumah kaca juga diakibatkan oleh perjalanan udara yang terhenti selama masa pandemi. Menurut Air Transport Action Group, sebesar dua persen dari semua emisi CO2 merupakan tanggung jawab dari industri penerbangan.
Sebanyak 70 persen penerbangan di Inggris berasal dari 15 persen orang yang sama dengan penghasilan yang tinggi. Professor Collins memaparkan, ketika mobil dapat dibuat menjadi mobil listrik, hal serupa tidak dapat diaplikasikan untuk pesawat. Menurutnya, satu-satunya cara untuk mengurangi emisi dari perjalanan udara adalah mengurangi penerbangan.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
3. Menggunakan Media Sosial
Media sosial dapat digunakan untuk mengkampanyekan gerakan perubahan secara global, seperti yang dilakukan oleh Greta Thunberg hingga Extinction Rebellion. Untuk menganjurkan perubahan iklim, seseorang tidak harus menjadi bagian dari suatu kelompok.
Menurut Professor Collins, ketika ingin membagikan di media sosial, penting untuk menyuarakan konsekuensi dari perubahan iklim. "Kebakaran yang ada di Yunani, banjir di Jerman. Penting untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa perubahan iklim bukanlah hanya gagasan yang abstrak, cuaca ekstrem ini benar-benar membunuh orang," ujar Collins.
4. Menghindari Fast Fashion
Perusahaan tekstil membutuhkan banyak air dan puluhan bahan kimia beracun yang dapat mengakibatkan polusi air dan udara dalam jumlah yang besar. Tahun ini, Inggris membeli lebih banyak pakaian dari negara lainnya di Eropa.
Juru kampanye tentang Fashion Revolution juga mengkritik merek-merek ternama karena gagal menyerukan jejak karbon mereka, yang berarti banyak yang tidak dicegah. Membeli pakaian bekas, menjual, atau menggunakan kembali pakaian yang sudah tidak diinginkan serta mengurangi pembelian barang baru, dapat membantu mengurangi perubahan iklim.
Menghindari opsi pengiriman yang cepat juga mengurangi jejak karbon bisnis fesyen. Mengetahui perusahaan pakaian mana yang menerapkan keberlanjutan, seperti yang menggunakan mobil listrik untuk pengiriman, jadi salah satu cara untuk berpartisipasi dalam mengurangi perubahan iklim.
Advertisement
5. Menggunakan Kembali, Tidak Hanya Mendaur Ulang
Meskipun sering didorong sebagai gerakan yang baik untuk membantu bumi, daur ulang memiliki implikasi lingkungan sendiri. Pengangkutan dan pengelolaan sampah untuk didaur ulang membutuhkan banyak energi, yang berarti emisi CO2 juga lebih tinggi.
Menurut Laporan Sky News Dirty Business, ribuan ton daur ulang di Inggris dikirimkan ke seluruh dunia dan hanya berakhir di tempat pembuangan sampah. Sebaiknya, sebelum mendaur ulang, dipilah dahulu yang masih bisa digunakan kembali.
6. Bergabunglah dengan Kelompok Kampanye
Menurut Greenpeace Inggris, 20 perusahaan pengguna bahan bakar fosil bertanggung jawab untuk sepertiga emisi gas kaca global. Ini menunjukkan bahwa selain aksi individual yang diperlukan, pemerintah dan perusahaan-perusahaan besar dinanti gebrakannya untuk mengurangi emisi karbon agar dampaknya lebih cepat.
"Selain mengurangi daging dan penerbangan, siapa pun yang ingin membuat perubahan mungkin ingin mempertimbangkan untuk terlibat dalam kampanye yang menekan pemerintah dan pencemar untuk berubah," ujar Kate Blagojevic, kepala iklim di Greenpeace Inggris.
Blagojevic menambahkan, gerakan kecil yang diambil oleh seseorang semuanya baik dan bagus, tetapi yang dibutuhkan saat ini adalah langkah yang diambil oleh para pemimpin bisnis dan politik. Publik harus bersatu untuk mendesak pemerintah dan para perusahaan turut bertanggung jawab atas kondisi Bumi yang memanas. (Gabriella Ajeng Larasati)