Liputan6.com, Jakarta Hari ini, Kamis, 12 Agustus 2021 jadi perayaan ulang tahun mendiang Mohammad Hatta atau Bung Hatta yang ke-119. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan punya cara khusus untuk merayarakan hari lahir salah satu tokoh proklamator Indonesia itu.
Anies berusaha mengenalkan sosok Bung Hatta kepada anaknya, Ismail, melalui buku biografi memperingati Hari Ulang Tahun ke-119 Wakil Presiden pertama Indonesia itu. "Hari ini adalah Hari Ulang Tahun Bung Hatta. Pada mereka diceritakan tentang pribadi berintegritas tinggi ini," tulis Anies di akun Instagram pribadinya, Kamis (12/8/2021).
Advertisement
Baca Juga
Anies melanjutkan, Hatta adalah seorang intelektual pejuang yang menghibahkan hidupnya untuk memikirkan, memerdekakan dan memajukan bangsanya. Komitmen pada keadilan sosial, pada demokrasi, pada peningkatan kesejahteraan yang dikerjakan dengan prinsip kolaborasi setara.
Pria berusia 52 tahun ini mengungkapkan, saat masih SD dulu, sering ke perpustakaan Harian Kedaulatan Rakyat di Jalan Mangkubumi di Jogja. Salah satu buku biografi yang paling mengesankan baginya adalah biografi Bung Hatta.
Setelah duduk di bangku SMA dan masa kuliah, ia membaca buku-buku tentang Bung Hatta di ruang kerja di ruma kakeknya. Kebetulan, kakeknya, AR Baswedan memang bersahabat dengan Bung Hatta sejak zaman pendudukan Jepang hingga akhir hayatnya.
Perjalanan perjuangan Bung Hatta mengesankan, pikirannya melampaui zaman, dan kesehariannya adalah teladan yang bersahaja. "Pagi ini, buku-buku lama itu, koleksi Kakek AR Baswedan, dijejer di meja. Beliau beri nama koleksi pribadinya dengan nama Perpustakaan Baitul Hikmah utk mencatat koleksi bukunya. Merujuk nama perpustakaan di era keemasan Khalifah Abbasiyah Baghdad," tulis Anies lagi.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Terawat Rapi di Perpustakaan
Buku-buku lama itu hingga kini terawat rapi di perpustakaan rumahnya. Buku-buku yang dibacanya di masa SMA dan masa kuliah itu dibahas bersama anak-anaknya.
"Saya menceritakan kisah Bung Hatta, kisah buku-buku itu. Bagaimana kita sekarang merasakan manfaat dari perjuangan kolektif generasi gemilang, generasi para perintis kemerdekaan," katanya.
Anies mengharapkan lebih banyak pribadi-pribadi yang akan muncul untuk mewujudkan gagasan keadilan sosial dan cita-cita kesetaraan dari Bung Hatta. "Insya Allah dari setiap gerak kemajuan di bangsa kita yang dimungkinkan akibat perjuangan Bung Hatta dihitung sebagai amal jariyahnya dan dari sana akan mengalir pahala tanpa henti untuknya," tutup Anies
Advertisement
Menikah Setelah Indonesia Merdeka
Bersama Bung Karno, Hatta memainkan peranan sentral dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda sekaligus memproklamirkannya pada 17 Agustus 1945. Lahir di Bukittinggi, Sumatra Barat pada 12 Agustus 1902, Hatta meninggal dunia di usia 77 tahun di Jakarta, 14 Maret 1980.
Ia menikah dengan Rahmi Rachim pada 18 November 1945 di Megamendung, Bogor, Jawa Barat. Kala itu, Bung Hatta sudah berusia 43 tahun sedangkan Rachmi baru berumur 19 tahun. Perbedaan usia ini nyatanya tak jadi halangan berarti bagi mereka yang kemudian dikaruniai tiga orang anak tersebut.
Hingga akhir hayat Bung Hatta, Rachmi adalah satu-satunya perempuan yang tercatat hadir di hidupnya. Perhentian terakhir Bung Hatta setelah menuntaskan keinginannya membawa Indonesia merdeka. Rahmi sendiri tutup usia pada 13 April 1999 di Jakarta.
Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta
Advertisement