Liputan6.com, Jakarta - Selandia Baru siap membuka perbatasannya untuk turis yang sudah divaksin dari negara-negara berisiko rendah mulai awal 2022. Kabar ini diumumkan oleh Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern pada Kamis, 12 Agustus 2021.
Dilansir dari CNN, Jumat (13/8/2021), rencana tersebut menandakan pelonggaran aturan ketat yang diterapkan Selandia Baru selama pandemi guna menekan transmisi Covid-19. Ardern menyampaikan bahwa pemerintah setempat akan meningkatkan program vaksinasi Covid-19 sebagai persiapan untuk pembukaan kembali perbatasan secara bertahap.
Advertisement
Baca Juga
"Tujuan utama kami adalah membuat perjalanan bebas karantina untuk semua turis yang divaksinasi. Apa yang bisa Anda lihat mulai hari ini adalah arah dan ambisi kami yang jelas. Tapi, kami belum dalam posisi untuk membuka kembali sepenuhnya," ungkap Arden.
Selandia Baru tercatat sebagai salah satu negara dengan tingkat infeksi Covid-19 terendah di antara negara-negara maju. Dengan populasi hampir lima juta orang, tercatat ada tiga ribu kasus Covid-19 dengan 26 kematian.
Dalam pidatonya, Ardern mengaitkan tingkat kasus yang rendah dengan keputusan untuk menutup perbatasan Selandia Baru untuk semua non-penduduk pada Maret 2020. Selandia Baru memberlakukan aturan wajib karantina 14 hari, serta membatasi jumlah warga yang dapat memasuki negara itu sejak April 2020.
"Jika Selandia Baru dihantam sekeras Inggris atau Amerika Serikat, hampir 10 ribu Kiwi (sebutan warga Selandia Baru) diperkirakan meninggal dunia," ungkap Ardern.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pembatasan Ketat
Di sisi lain, kontrol perbatasan super ketat itu telah membuat negara tetangga Australia itu relatif terisolasi dan terputus dari seluruh dunia. Ini pun diakui Ardern.
"Kami tidak dapat mempertahankan pembatasan perbatasan selamanya, dan untuk sangat jelas kami juga tidak ingin melakukan itu, dan para ahli yang kami ajak bicara juga tidak. Penutupan perbatasan hanyalah tindakan sementara untuk mencegah Covid-19 sebelum vaksin dikembangkan dan dikelola," tambahnya.
Ia menjelaskan, selama bukti ilmiah menunjukkan bahwa warganya dapat dengan aman beralih dari pertahanan perbatasan ke pelindung individu dengan vaksinasi, pilihan itu yang akan dituju. Sebagai bagian dari rencana pembukaan kembali, Ardern mengumumkan Selandia Baru akan menerapkan sistem berbasis risiko berjenjang untuk memasuki negara itu.
"Pendekatan hati-hati dengan mempertahankan nol kasus (Covid-19), tetapi ketika ada satu di komunitas, kami menekan (penularan virus), dan itu adalah cara terbaik untuk mempertahankan kehidupan normal kami sambil memantau lika-liku Covid-19 selama enam bulan ke depan," tuturnya.
Advertisement
Ketentuan Pendatang
Menurut pernyataan pemerintah Selandia Baru, di bawah sistem baru, turis yang telah divaksinasi dan datang dari negara-negara berisiko tinggi masih harus dikarantina di fasilitas yang dikelola selama 14 hari. Untuk mereka yang berasal dari negara-negara berisiko sedang dapat mengurangi hari karantina, atau diizinkan untuk isolasi mandiri.
Bagi mereka yang berasal dari negara berisiko rendah akan diizinkan masuk tanpa karantina. Selandia Baru belum mengumumkan negara mana yang tergolong berisiko rendah, sedang, atau tinggi.
Pada saat yang sama, pemerintah menyebut akan memajukan jadwal vaksinasi. Pernyataan pemerintah mengatakan bahwa Selandia Baru juga akan menguji coba program dengan memungkinkan beberapa turis masuk ke negara itu dan mengisolasi diri di rumah antara Oktober dan Desember tahun ini.
Infografis Meredam Kepanikan Wabah Virus Corona
Advertisement