Liputan6.com, Jakarta - Pandemi yang berlarut-larut membuat banyak orang mengalami naik-turun emosi. Di kondisi serba tidak pasti ini, gestur sederhana seperti bertukar kabar jadi salah satu yang mudah, namun bermakna untuk dilakukan.
Berangkat dari persepsi itu, lini mode lokal K.A.L.A Studio menjadikan "How Are You?" sebagai konsep dalam merilis koleksi pertengahan tahun mereka. Berdasarkan keterangan pada Liputan6.com, baru-baru ini, koleksi itu berisi corak atraktif rancangan Dvita Mahendra, in-house illustator merek yang dirilis pada 2018 tersebut.
Terdapat empat corak bertajuk "Hello Darling," "Dearest," "Thinking of You," dan "Aloha Sweetheart" yang diharapkan mampu membawa secercah energi di tengah kemelut pandemi. Keempatnya diimplementasikan dalam beragam potongan, mulai dari kemeja sampai gaun, yang memanfaatkan detail puff sleeves, juga scallop dan chelsea colar.
Advertisement
Baca Juga
Soal material, mereka memanfaatkan satin, ultra satin, katun, serta voal twill. Tidak hanya itu, material ramah lingkungan juga dihadirkan dalam koleksi ini melalui tiga dress tanpa corak.
Dalam koleksi ECO by K.A.L.A Studio yang mengutamakan "kenyamanan," busana-busana yang bisa dipakai sehari-hari itu terbagi menjadi tiga gaya. Pertama, "Ola Olive", yakni midi dress yang terbuat dari material euca sateen (100 persen Lyocell).
Sementara, "Bonjour Rose" memanfaatkan bahan lylo poplin (50 persen Lyocell, 50 persen katun). Terakhir, "Hi Honey" yang bernuansa bohemian tampil bermaterial kain euca voile (100 persen Tencel).
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pentingnya Menyapa
K.A.L.A Studio menulis, kesembilan produk dalam koleksi terbaru ini diharapkan dapat menyiratkan betapa pentingnya kalimat sapaan sederhana diucapkan pada keluarga, sahabat, teman, dan kerabat di tengah pandemi. "Sepenggal sapaan sederhana ini akan jadi begitu penuh arti tanpa kita sadari," ujar mereka.
Material berkelanjutan sebenarnya bukan kali pertama ini dihadirkan brand lokal itu. Mereka sudah menggarap ide serupa saat merilis koleksi "Unity in Diversity," Maret lalu.
Visualnya mengawinkan karya seni sarat makna dengan material berkelanjutan. Brand lokal ini memanfaatkan serat Tencel dan 100 persen katun dalam proses pembuatan. Serat Tencel dijelaskan sebagai bahan baku benang dan kain yang terbuat dari pulp kayu.
Kayu tersebut berasal dari hutan industri dan dikelola secara berkelanjutan, serta bersertifikasi FSC atau PEFC. Proses pembuatan serat alami Tencel ini mengubah pulp jadi serat selulosa dengan optimalisasi sumber daya dan pengelolaan kembali sisa pembuangan menjadi energi.
Â
Advertisement
Menumbuhkan Gairah di Tengah Kegelapan
Melalui karya The Mogus Colony oleh seniman instalasi Indonesia, Mulyana, yang menggambarkan keberagaman makhluk, koleksi sebelumnya mencerminkan arti persatuan dengan segala dinamika dan keselarasan. Karya ini jadi catatan tersendiri dalam perjalanan sepanjang 2020, yakni masyarakat dunia harus beradaptasi dengan berbagai sendi kehidupan akibat pandemi COVID-19.
Pada volume satu, kolaborasi K.A.L.A Studio X Mulyana terdiri dari lima corak, yaitu Jellyfish, Coral Nation, Lonely Creature, Oopsy Daisy dan Cheer-ful Creature. Kelimanya dijelaskan menggambarkan suasana hati setiap individu di masa pandemi.
Warna hitam jadi simbol betapa terkejutnya dunia saat pandemi hadir, dan banyak hal yang harus sesaat terhenti. Sentuhan warna-warna cerah dari potongan koral dan The Mogus jadi perumpamaan bahwa masih adanya harapan untuk terus melanjutkan hidup di tengah kegelapan.
Melalui koleksi ini, jenama itu ingin konsumen merasakan adanya peningkatan semangat, gairah, dan ambisi dari setiap corak di tengah kegelapan.
Infografis Sampah Kemasan Produk Kecantikan
Advertisement