Liputan6.com, Jakarta - Selama ini, glutamat kerap diasosiasikan dengan penyedap rasa alias MSG. Ternyata glutamat pun diperlukan oleh bayi lewat ASI yang diberikan ibu menyusui.
Ahli gizi klinis di RS Melinda Bandung, dr. Johannes Chandrawinata, MND, SpGK, mengatakan ASI mengandung banyak asam amino bebas (FAA), seperti glutamat. FAA merupakan sumber nitrogen yang baik untuk bayi.Â
Advertisement
Baca Juga
"Glutamat, berbagai zat gizi makro, zat gizi mikro, dan zat bioaktif yang terkandung dalam ASI menjadikannya makanan pertama yang ideal untuk bayi," kata dr. Johannes, dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Minggu, 22 Agustus 2021.
Zat bioaktif dalam ASI, sambung dia, menunjukkan pentingnya ASI sebagai makanan fungsional. Perannya penting dalam menjaga daya tahan dan kesehatan bayi.
Merujuk studi oleh Berthold Koletzko yang diterbitkan dalam jurnal Annals of Nutrition and Metabolism pada 3 Desember 2018 menjelaskan bahwa kadar glutamat bebas dalam ASI enam kali lebih tinggi dari susu formula lainnya. Pada bayi baru lahir, glutamat dan glutamin merupakan faktor pertumbuhan sel epitel usus.
"Glutamat dan glutamin meningkatkan fungsi penghalang usus dan mempengaruhi perkembangan sel-sel imunitas. Dari segi anthropometri, glutamat dan glutamin ternyata juga membantu peningkatan tinggi dan berat bayi," lanjutnya.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
3 Bulan Pertama
Sementara, riset C Agostoni dkk yang diterbitkan dalam Jurnal Pediatri Gastroenterol Nutrition pada November 2000 menyebutkan asam glutamat dan taurin merupakan FAA terbanyak yang terkandung dalam kolostrum. Kolostrum adalah cairan yang pertama dikeluarkan oleh kelenjar payudara pada hari pertama hingga hari ke 3--5 setelah persalinan.Â
Meski kandungan taurin terbilang stabil selama laktasi, jumlah asam glutamat dan glutamin meningkat sekitar 2,5 hingga 20 kali selama tiga bulan pertama menyusui. Kandungan FAA esensial juga stabil, sehingga perubahan dalam kandungan FAA hampir sepenuhnya disebabkan perubahan dalam asam glutamat dan glutamin.
Riset tersebut menyimpulkan peningkatan kandungan glutamin dan asam glutamat itu bisa memberi manfaat bagi bayi yang disusuinya. Senyawa itu bisa melindungi mukosa enteral dan juga bertindak sebagai neurotransmitter.
Advertisement
Pola Makan bagi Ibu Menyusui
Johannes menambahkan beberapa tips bagi ibu menyusui agar bisa mengatur pola makannya, supaya produksi ASI juga tidak terganggu. "Selama menyusui, kebutuhan kalori ibu meningkat 330-400 kkal per hari untuk produksi ASI," kata dia.
Untuk mendapatkan kalori ekstra, ibu menyusui bisa meningkatkan asupan makanan bernutrisi tinggi seperti satu roti gandum utuh dengan 16 gram (satu sendok makan) selai kacang, satu buah pisang ukuran sedang, atau 225 gram yogurt. Pilih juga makanan berprotein tinggi seperti daging tanpa lemak, telur, susu, kacang-kacangan, dan makanan laut rendah merkuri.
Ia juga menyarankan untuk memilih biji-bijian dan sayuran serta buah-buahan yang berserat tinggi. Makanan yang sehat bisa membantu produksi ASI.
"Pilih berbagai makanan akan mengubah rasa ASI. Hal ini baik bagi bayi untuk dapat membedakan rasa, sehingga membantu bayi lebih mudah menerima makanan padat di kemudian hari," imbuh dia.
Berikutnya, sambung Johannes, coba untuk minum satu gelas air atau minuman lain setelah setiap menyusui. Perlu diingat bahwa minuman manis dan jus mengandung banyak gula yang dapat mengganggu proses penurunan berat badan setelah kehamilan.
"Kurangi asupan kafein karena kafein dalam ASI dapat mengganggu tidur bayi," lanjutnya.
Vaksin Covid-19 Aman untuk Ibu Menyusui
Advertisement