Liputan6.com, Jakarta - Pembatasan aktivitas di luar rumah berdampak pada banyak hal, termasuk volume sampah kemasan makanan akibat layanan pesan antar. General Manager Indah Cup Sutjipto mengatakan, kenaikan permintaan kemasan makanan berbahan PS yang cukup bervariasi jadi salah satu catatan pihaknya.
Selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), kenaikan permintaan kemasan, baik kemasan primer maupun sekunder, diperkirakan sebesar 3--5 persen dibanding PPKM sebelumnya. Kemasan makanan PS dianggap efisien karena berharga terjangkau, serta keamanannya dalam menjaga makanan ketika diantar dari restoran ke pelanggan.
Mengutip laman Zero Waste, PS atau Polystyrene merupakan jenis plastik berkode angka lima. PS dibuat dari polimerisasi styrene yang merupakan jenis bahan blok bangunan untuk menghasilkan berbagai produk plastik.
Advertisement
Baca Juga
"Jaminan bahan bakunya (PS) jelas, punya nilai ekonomis baik, dan mudah diproses," kata Sutjipto dalam webinar "Yok Yok Ayok Daur Ulang!" oleh PT Trinseo Materials Indonesia dan didukung Kemasan Group, Selasa, 24 Agustus 2021.
Di kesempatan yang sama, dr. Lia Natalia Sp. THT-KL menyampaikan bagaimana kemasan makanan sekali pakai efektif mencegah kontaminasi silang, yaitu proses berpindahnya virus secara tidak sengaja dari suatu benda atau seseorang ke benda lain. "Jadi, pertama bagaimana pengelolaan kemasan plastik ini," ucapnya.
Faktor lain yang memengaruhi faktor higienitas sajian juga termasuk pengolahan makanan, pengemasannya, proses pengantaran makanan, hingga akhirnya sampai di tangan konsumen. "Kemasan berbahan plastik juga sebenarnya meminimalkan penggunaan bahan pengawet karena membuat makanan tahan lebih lama," katanya.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dampak Lingkungan
Di sisi lain, kemasan sekali pakai, termasuk yang berbahan plastik, tidak bisa dilepaskan kehadirannya dari dampak lingkungan. Kendati menggunakan bahan yang bisa didaur ulang, pengumpulan kemasan bekas pakai masih jadi masalah selama kesadaran pilah sampah belum terbentuk di masyarakat.
Soal upaya pemanufaktur menambal lingkaran pengolahan sampah itu, Sutjipto mengatakan, pihaknya mengakui masih berhati-hati memakai material plastik dari luar pabrik mereka karena adanya risiko kontaminasi. "Memang harus ada mediator lain yang bisa memberi jaminan itu (kemasan bekas pakai) bisa digunakan kembali," katanya.
Namun, secara internal, limbah manufaktur mereka diklaim bisa terkontrol untuk dimanfaatkan kembali jadi material baru, kendati tidak dijelaskan lebih jauh bagaimana proses daur ulangnya. Ia hanya menjelaskan bahwa, baik secara higienitas maupun kualitas, itu sudah memenuhi standar keamanan.
Sutjipto tidak menjelaskan lebih jauh soal upaya pengumpulan kembali wadah bekas pakai produksi pihaknya yang sudah beredar di masyarakat, mengingat di situlah seringnya upaya pengolahan sampah daur ulang terputus.
Advertisement
Kelola Sampah dengan Bertanggung Jawab
Terlepas dari itu, pengolahan sampah, tidak terkecuali limbah kemasan sekali pakai berbahan plastik, sebenarnya juga soal peran publik. Langkah awalnya adalah dengan memilah sampah dimulai dari rumah masing-masing.
"Persepsi sampah itu yang penting sudah tidak terlihat di rumah kita, tapi sebenarnya tidak tahu dipindahkan ke mana itu seharusnya sudah dilepaskan," kata Managing Director Digital Waste Solution (DWS) Uli Erni Iriani Nadeak.
Terlebih, sampah anorganik, seperti kemasan sekali pakai, kebanyakan memiliki nilai ekonomis saat ditukarkan di Bank Sampah. "Orang kebanyakan akan bertanya, 'Apa untungnya saya cape-cape memilah sampah di rumah?' itu akan beda cerita saat kita menjelaskan, 'Ibu, dengan menukar sampah anorganik, bisa dapat pulsa lho, misalnya,'" paparnya.
Selain terus mengedukasi, terutama menyasar anak-anak muda, mereka juga menawarkan solusi pengolahan sampah secara digital melalui aplikasi Go for Zero Waste dengan empat ketagori besar. Pertama, Waste Source, yakni sumber sampah yang memilah, menimbang, dan mencatat jumlah sampah.
Kemudian, Waste Collector, merupakan petugas angkut sampah yang menjemput dan mengangkut sampah. Selanjutnya Waste Processor, yakni Bank Sampah, Industri Daur Ulang, atau TPS 3R yang menerima sampah dan memverifikasi data sampah, mulai dari jenis sampai jumlah sampah.
Terakhir, Dashboard yang akan merangkum data sampah yang telah diterima Waste Processor. Fitur ini hanya bisa diakses oleh Waste Processor.
Infografis Indonesia Sumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Sejagat
Advertisement