Liputan6.com, Jakarta - Apa tempat paling terisolasi di dunia? Sebagian besar orang mungkin akan menjawab di kawasan di Kutub Utara. Sesuai namanya, tempat itu terletak di bagian paling ujung sebelah utara planet bumi. Namun bukan hanya Kutub Utara, ternyata ada salah satu pulau yang disebut paling terisolasi di dunia.
Dilansir dari National Geographic, Senin (30/8/2021), Tristan da Cunha disebut-sebut sebagai tempat paling terisolasi di dunia. Berada di tengah-tengah Atlantik, Tristan da Cunha dianggap sebagai pulau terpencil di Bumi.
Advertisement
Baca Juga
Alasan utamanya, lokasi Tristan da Cunha sangat jauh dari pulau-pulau lainnya. Lokasinya berada sekitar 2.816 kilometer dari Afrika Selatan dan 3.360 kilometer dari Amerika Selatan. Sementara satu-satunya dataran terdekat dari Tristan da Cunha adalah Saint Helena yang berjarak 2.430 kilometer.
Ditemukan pada 1560, Tristan da Cunha atau kadang disebut TDC, mengambil nama penemunya, yaitu Tristao da Cunha. Pulau yang dihuni sekitar 267 orang (sampai 2020) ini dianeksasi oleh Kerajaan Inggris pada 1816.
Inggris memang sudah memberikan banyak fasilitas umum, seperti rumah sakit dengan perawatan gigi, ruang operasi dan toko penyedia bahan makanan. Namun karena lokasinya yang terpencil, penduduk setempat harus memesan sejak jauh-jauh hari, misalnya beberapa minggu atau beberapa bulan sebelumnya.
Mayoritas penduduk Tristan da Cunha adalah petani. Bagi Anda yang senang dengan ketenangan, Tristan da Cunha jadi tempat yang tepat untuk 'kabur' sementara waktu.
Alamnya yang sangat indah dan hijau, tak hanya memanjakan mata tapi juga membuat pikiran jadi rileks seketika. Hanya saja, saat Anda memutuskan untuk berlibur ke Tristan da Cunha, akses menuju ke sana sangat sulit.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ada Kapal Setahun Sekali
Pulau-pulau tersebut tidak ditunjang oleh moda transportasi mumpuni sehingga turis enggan untuk datang. Pulau ini juga tidak memiliki bandara dan hanya dapat dicapai melalui jalur laut.
Selain itu, meski kapal-kapal nelayan dari Afrika Selatan sering datang secara terjadwal, hanya ada satu kapal, yaitu RMS Saint Helena (kapal utama untuk penumpang) yang melintasi pulau ini. Itu pun hanya setahun sekali selama pelayaran Februari dan melintasi Cape Town dan Saint Helena (tidak sampai ke Tristan da Cunha) dalam waktu enam hari.
Tak harus menunggu setahu sekali, Anda bisa menumpang perahu layar untuk menyeberangi Samudera Atlantik Selatan. Namun, Anda harus berlayar selama 18 hari mengarungi gelombang laut yang paling ganas, berharap untuk dapat beristirahat dalam kabut, dan melihat sekilas pulau-pulau utama yang mengesankanÂ
Saat mendekat ke pulau, berdoalah agar angin reda dalam waktu yang cukup lama sehingga Anda bisa berlabuh dan turun dari kapal.
Advertisement
Listrik dan Sinyal Terbatas
Selain lokasinya yang terpencil, Anda juga harus terbiasa dengan listrik yang terbatas. Satu-satunya tempat penghasil listrik di Tristan da Cunha adalah di Edinburgh of the Seven Seas yang dihasilkan oleh generator diesel. Selain itu, sinyal internet di pulau ini kabarnya sangat buruk.
Yang terakhir, jangan pernah berharap untuk bisa menikmati hotel mewah atau restoran mahal. Anda tidak akan menemukannya di Tristan da Cunha. Tak perlu juga membawa kartu kredit, karena hanya jadi sebuah kartu yang tak bisa digunakan saat berada di pulau ini.
Meski begitu, pulau paling terpencil itu menjadi salah satu suaka margasatwa terbesar di dunia. Mengutip Lonely Planet, pulau ini menjadi tempat perlindungan bagi ikan yang hidup di perairan dan puluhan juta burung laut yang memakannya, termasuk di antaranya adalah penguin rochhopper yang terancam punah, elang laut hidung kuning, dan satwa liar lainnya.
Tips Liburan Aman Saat Pandemi
Advertisement