Sukses

Ada Kebun Sayur Modern di Stasiun Kereta Bawah Tanah Korea Selatan

Kebun sayur di stasiun kereta bawah tanah Korea Selatan itu mampu memanen 30 kilogram sayuran segar setiap hari.

Liputan6.com, Jakarta - Lahan yang luas biasanya jadi andalan untuk menanam sayur yang kita santap sehari-hari. Kesuburan tanah, paparan sinar matahari dan tentunya perawatan rutin, akan sangat menentukan tanaman sayuran yang dihasilkan.

Namun, mencari lahan seideal itu bukan perkara mudah di daerah perkotaan. Namun, kemajuan teknologi membuat kita jadi punya sejumlah alternatif untuk lahan tanaman. Ruang gelap dan kosong ternyata juga bisa dijadikan untuk tempat tanaman.

Korea Selatan membuktikannya. Lahan kosong yang berlokasi di stasiun kereta bawah tanah dimanfaatkan Metro Farm untuk menanam bahan pangan. Perusahaan startup atau rintisan pertanian urban sejak 2019 itu bekerja sama dengan Seoul Metro untuk mengembangkan Farm8.

Area kosong stasiun bawah tanah di Seoul disulap jadi kebun sayuran dan buah-buahan. Bibit tanaman dikembangbiakan di bawah cahaya lampu LED, dan didukung teknologi otomatis untuk membuat udara agar tumbuh subur.

"Kami ingin mengubah persepsi tentang pertanian," ucap Lee Hwang-myung, manajer senior proyek Farm8, dikutip dari Atlas Obscura, Selasa, 31 Agustus 2021. "Kami ingin menyadarkan banyak orang untuk memandang pertanian bukan sebagai sesuatu yang kuno dan tertinggal tapi justru sebagai bagian dari masa depan," lanjutnya.

Lee Hwang-myung juga mengatakan ingin melihat pertanian di masa depan menjadi lebih baik. Saat ini di Seoul, setiap orang bisa melihat Farm8 dari Metro Farm atau kebun sayur bawah tanah di Sangdo Station on Line 7.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

40 Kali Lebih Efisien

Ada 30 varian tanaman organik yang dikembangkan dan tentunya aman dikonsumsi. Di dekat kebun juga ada kafe kecil untuk bisa menikmati secara langsung hasil pertanian di kebun tersebut. Menurut Farm8, pertanian vertikal bawah tanah 40 kali lebih efisien daripada pertanian tradisional. Lahan pertanian sayur ini memanfaatkan area seluas 394 meter persegi.

Hasilnya berupa 30 kilogram sayuran segar setiap hari. Pengunjung yang datang juga bisa langsung menyantap hasil panen berupa sayur dan jus dari Farm8. Dengan perkembangan yang begitu menjanjikan, bukan tidak mungkin akan dibuat lagi proyek serupa di tempat-tempat lainnya di Korea Selatan.

Tak hanya di Korea, konsep serupa juga sudah banyak diterapkan di sejumlah negara Asia. Selain di stasiun kereta bawah tanah, banyak juga yang membuat kebun di pusat perbelanjaan atau gedung universitas yang bisa banyak dijumpai di kota-kota besar di Hong Kong dan Bangkok.  

3 dari 4 halaman

Kebun di Apartemen

Hal serupa sebenarnya bisa dilakukan tiap orang seperti di rumah sendiri meski dengan konsep berbeda. Hal itu juga dilakukan Daniel Mananta. Presenter sekaligus pengusaha ini memang tinggal di apartemen bersama keluarganya.

Namun, itu bukan jadi penghalang bagi Daniel dan istri untuk tetap bisa merawat tanaman-tanaman hijau kesayangan mereka. Keduanya memanfaatkan ruang kosong di bagian balkon apartemen yang cukup luas. Balkon di apartemen Daniel pun penuh dengan tanaman-tanaman yang bikin penghuni dan tamu betah berlama-lama.

Daniel mengungkapkan dirinya dan Viola jadi gemar menanam berbagai tanaman sejak masa pandemi. Mereka memanfaatkan ruang di area balkon dan diatur sedemikian rupa sehingga tidak terlihat sempit.

Ada berbagai macam sayuran disana seperti kangkung hingga bayam. "Istri gue sering metik sendiri hasil tanaman sayuran buat dijadiin bahan makanan kita, especially buat sayuran," ungkap Daniel Mananta di kanal Youtube Boy William.

4 dari 4 halaman

Serba-serbi Rumah Ramah Lingkungan