Sukses

Sosok Manami Ito, Mantan Atlet Paralimpiade yang Memukau dengan Biola

Penampilan Manami Ito saat bermain biola dalam pembukaan Paralimpiade Tokyo mencuri perhatian.

Liputan6.com, Jakarta - Nada-nada mengalun merdu dari biola Manami Ito. Ia menarik ke depan dan ke belakang busurnya, dan menggenggam biolanya dengan lengan protestik yang dirancang khusus.

Setelah penampilan singkatnya di ajang pembukaan Paralimpiade Tokyo, Jepang itu, nama Manami Ito kembali jadi perbincangan. Padahal, bermain biola bukan pekerjaan hariannya.

Wanita berusia 36 tahun ini adalah perawat dan mantan atlet renang Paralimpiade. Sejak dia kehilangan lengan kanannya dalam kecelakaan sepeda motor, ia berusaha mengatasi setiap rintangan yang dihadapinya.

"Selalu ada orang yang mengatakan kepada saya: 'Tidak, kamu tidak bisa melakukannya. Itu tidak mungkin,'" katanya kepada AFP di rumah ibunya di tepi sungai yang hijau subur, seperti dikutip dari Japan Today, Jumat (3/9/2021).

Manami berkata, setiap kali ia menghadapi rintangan seperti itu, ia selalu berpikir bahwa itu karena mereka tidak pernah melakukannya. Jadi, ia selalu berusaha mengatasi berbagai rintangan.

Namun, pandangan seperti itu tak bisa diterima Ito, terutama pada hari-hari gelap setelah ia mengalami kecelakaan pada usia 20 tahun. Ia berpikir akan mengurung diri di rumah selama sisa hidupnya.

Ito tak ingin orang melihat tubuhnya atau tetangga melihat tubuhnya. Ia tak ingn mereka tahu tentang apa yang terjadi pada dirinya. Pandangannya itu membuat orangtuanya yang sangat menderita hingga akhirnya Ito memikirkan kembali pendiriannya itu.

"Saya pikir, saya tidak bisa membuat mereka tersenyum jika saya tidak tersenyum sendiri," katanya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Berenang

Sejak kecil ibunya mendorong agar Ito bermain biola dan setelah kecelakaan Ito memutuskan untuk mencobanya lagi. Ito mencoba bermain dengan menempelkan busur di kakinya. Butuh bertahun-tahun sebelum dia bisa menerima lengan prostetik khusus dan menguasai alunan nada yang sekarang dia hasilkan.

Awalnya, dia tidak berani untuk tampil di depan umum untuk waktu yang lama. Namun, dia akhirnya berhasil tampil di depan publik. "Saya ingin menunjukkan kepada dunia bahwa hanya karena tidak ada orang lain yang melakukannya, bukan berarti saya tidak bisa melakukannya," katanya.

Ito telah menjadi mahasiswa keperawatan pada saat kecelakaan itu, dan bertekad untuk kembali berlatih. Tapi, prostetik pertama yang diberikan padanya lebih seperti lengan manekin toko daripada anggota badan fungsional. "Awalnya saya sangat senang, karena ketika saya memakainya dan pergi ke luar, tidak ada yang menatap," katanya.

Tapi dia segera menyadari bahwa "itu tidak melakukan apa pun untuk membantu saya", dan berjuang keras untuk menukarnya dengan yang baru yang bergerak dan memungkinkannya untuk bekerja.

Pada 2007, ia menjadi perawat berkualifikasi pertama di Jepang yang menggunakan lengan palsu dan ditempatkan di Kobe, memilih untuk pindah jauh dari rumah keluarganya untuk hidup mandiri. Di sanalah dia menemukan kembali gairah masa kecilnya - berenang.

Dia mulai berlatih setelah bekerja untuk kompetisi parasports sebelum melanjutkan berenang di Paralimpiade Beijing pada 2008 dan London 2012. Ia masuk final tiga kali dengan nama gadisnya Nomura.

 

 

3 dari 4 halaman

Membesarkan Anak

Meskipun dia pernah mencoba menyembunyikan bekas lukanya, Ito mengatakan dia memilih berenang justru karena itu mengungkapkan dirinya apa adanya.

"Saya tidak pernah ingin siapa pun melihat bekas luka saya, bekas luka itu adalah bagian paling rentan dari tubuh saya," katanya. "Tapi saya mulai berpikir untuk mengekspos mereka ke dunia, karena kalau tidak, saya tidak akan pernah kuat."

Ito berhenti menyusui pada 2015 setelah menikah, dan sekarang sebagian besar berfokus pada membesarkan putrinya, yang berusia dua dan lima tahun. Ia terus memberikan ceramah tentang hidupnya.

Dia berencana untuk menonton upacara penutupan Paralimpiade Minggu, 5 September 2021, di rumah bersama suami dan anak-anaknya, yang dia ajar untuk menghargai keragaman.

"Ketika putri saya bertambah besar, akan ada hari ketika teman-temannya mengatakan kepadanya bahwa ibunya terlihat aneh," kata Ito. "Saya ingin mendengar dia mengatakan ini adalah ibunya, dan bahwa apa yang normal bisa berbeda untuk setiap orang dan setiap keluarga."

4 dari 4 halaman

Ni Nengah Widiasih Peraih Medali Perak Pertama Indonesia di Paralimpiade Tokyo 2020