Sukses

Cerita Akhir Pekan: Tantangan Perawatan Rambut di Masa Pandemi

Perawatan rambut sudah menjadi salah satu bentuk gaya hidup, termasuk di masa pandemi.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 membuat seluruh sektor kehidupan mengalami dampak, termasuk salon kecantikan untuk perawatan rambut pun mengalami penutupan. Selama pandemi perawatan rambut pun memiliki tantangan tersendiri.

"Salon kecantikan termasuk kategori usaha nonesensial sehingga termasuk usaha yang terkena dampak cukup berat selama pandemi. Selain itu, dalam salon biasanya terjadi interaksi yang cukup dekat, sehingga rentan terhadap penularan dan penyebaran (Covid-19)," ujar sosiolog dari Universitas Indonesia (UI) Daisy Jasmine melalui jawaban tertulis kepada Liputan6.com, Jumat malam, 3 September 2021.

Walau dikategorikan sebagai bisnis nonesensial, namun salon sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Khususnya masyarakat perkotaan, baik untuk perawatan rambut maupun styling untuk acara-acara tertentu.

"Hal ini terkait dengan kehidupan warga perkotaan yang cenderung padat terutama mereka yang bekerja atau juga kebutuhan akan standar penampilan tertentu. Hal itu untuk kegiatan-kegiatan yang dilakukan sehingga membutuhkan jasa profesional baik untuk merawat maupun untuk styling," kata Daisy.

Bagi Daisy, secara budaya memang masyarakat Indonesia pada umumnya memiliki standar penampilan tertentu. Hal itu terkait juga dengan hair styling tertentu, misal dengan baju daerah, atau pada peristiwa-peristiwa penting dalam siklus kehidupan masyarakat Indonesia, misal pernikahan.

"Selain itu, kecenderungan warga perkotaan di mana diwarnai dengan kultur pekerja di sektor jasa sehingga membutuhkan impression management yang cukup baik sehingga penampilan menjadi salah satu hal yang dipandang penting. Ditambah meningkatnya kesadaran juga untuk melakukan perawatan rambut sebagai bagian dari perawatan diri. Secara sosiologis interaksi sosial memang ditandai dengan pengaturan kesan," papar Daisy.

Selama pandemi memang hal yang termasuk berubah adalah ke salon untuk perawatan rambut yang terus terang tidak pernah Daisy lakukan. Misal untuk perawatan rambut lebih cenderung untuk melakukan perawatan rambut sendiri.

"Atau potong rambut kalau hanya merapikan juga dilakukan sendiri atau dengan bantuan orang serumah. Bisa mencari cara-cara merawat atau memotong rambut sendiri lewat Internet untuk belajar," tutur Daisy.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Tutup Tiga Bulan

Pernyataan Daisy Jasmine selaras dengan pengakuan hairdresser Endri Siska atau akrab disapa Oong. Selama pandemi, tempat usaha Oong, Hairnedsstudio di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan tutup selama tiga bulan untuk mengikuti peraturan pemerintah.

"Awal-awal Covid-19 berlangsung di Indonesia, sebagai penata rambut tidak bekerja selama tiga bulan. Kami mengikuti instruksi pemerintah," ungkap Oong saat dihubungi Liputan6.com, Jumat, 3 September 2021.

Pihak ownernya juga menyarankan Oong dan rekannya untuk tidak melayani klien di rumah untuk urusan perawatan rambut. Namun, ia mendapat subsidi dari pemilik studio rambut di mana ia bekerja.

"Saya dapat subsidi sesuai dengan UMR (Upah Minimun Regional) Jakarta sebesar Rp4,5 juta, meski pendapatan kami bisa tiga kali lipat dari UMR itu. Tapi alhamdulillah kami bisa bertahan selama tiga bulan," ucap lelaki yang sudah lebih dari 10 tahun berprofesi sebagai hairdresser.

Saat pandemi, Oong sempat merasa stres karena libur kerja yang sangat panjang. Ia menghabiskan waktunya di rumah bersama keluarganya di Kemang, Jakarta Selatan.

"Paling saya nganter istri aja ke pasar seminggu sekali. Selama hidup saya, ini pengalaman sangat bersejarah," ujar Oong. "Selain tiga minggu, saya juga sempat tidak bekerja selama adanya PPKM," imbuh Oong.

Selama pandemi jadi pengalaman paling pahit dirasakan Oong. Selain tidak bisa pergi ke mana-mana, ia juga tidak bisa menerima klien.

"Banyak klien yang menghubungi saya untuk potong rambut di rumah. Saya sudah komitmen dengan kantor agar tidak melayani potong rambut di rumah. Sebelum pandemi, saya punya klien sampai 30 orang, sehari satu orang selama sebulan," imbuh Oong yang menguasai banyak hal terkait perawatan rambut, seperti, gunting, keriting, coloring, dan styling.

3 dari 4 halaman

Gaya Rambut Korea

Saat ini, perkembangan mereka yang melakukan perawatan rambut hampir pulih. Kliennya pun sudah makin banyak yang datang ke studionya. 

"Kami tetap menerapkan protokol kesehatan agar para klien kami merasa aman dan nyaman, seperti harus memakai masker, pengecekan suhu tubuh, kip sekali pakai. Setiap hari ruangan dibersihkan dengan menggunakan disinfektan," ujar Oong.

Perkembangan perawatan rambut tak bisa dilepaskan dari sesuatu yang sedang ramai saat ini. Menurut Oong, saat ini gaya rambut Korea termasuk yang paling cukup banyak diminati, terutama klien Oong yang laki-laki. Hal yang sama juga dengan kliennya yang perempuan dengan memilih rambut keriting. 

"Alasan mereka memilih gaya rambut Korea dan Jepang dengan teknik pemotongan comma hair karena sekarang memang sedang tren. Rambut sedikit berombak, bagian sampingnya lurus biasa dengan potong pendek, sedangkan bagian atasnya dikeriting oleh mereka. Gaya rambut Korea biasanya kan berombak pada bagian atasnya," kata Oong.

Bagi Oong, perawatan rambut sudah menjadi bagian gaya hidup mereka, terutama potong rambut dan mewarnai rambut. Mereka ingin tampil lebih menarik dan rapi serta bergaya.

 

4 dari 4 halaman

Tips Perawatan Rambut di Masa Pandemi